Menuju konten utama
Piala Dunia 2018

Matuidi: Tiga Kali Berlaga di Extra Time Justru Menguatkan Kroasia

Blaise Matuidi menyebut Kroasia malah semakin tangguh setelah melewati tiga babak tambahan waktu secara beruntun.

Matuidi: Tiga Kali Berlaga di Extra Time Justru Menguatkan Kroasia
Blaise Matuidi bertabrakan dengan Eden Hazard pada pertandingan Semifinal Piala Dunia 2018 antara Timnas Perancis vs Timnas Belgia di St. Petersburg Stadium, St. Petersburg, Rusia,Rabu (11/07/2018). AP Photo/Martin Meissner

tirto.id - Final Piala Dunia 2018 antara Perancis vs Kroasia dijadwalkan pada Minggu (15/7/2018) pukul 22.00 WIB di Stadion Luzhniki, Moskow, Rusia. Jelang laga tersebut, skuat Vatreni tercatat lebih sedikit beristirahat daripada anak asuh Didier Deschamps.

Selain karena memainkan laga semifinal lebih belakangan (12/7) dibanding Perancis (11/7), Kroasia juga bertanding lebih lama dari Les Bleus. Luka Modric dan kawan-kawan selalu memainkan laga lebih dari 120 menit di fase gugur Rusia 2018.

Di babak 16 Besar, Vatreni harus mengakhiri laga dengan adu penalti melawan Denmark. Sedangkan perempat final lawan tuan rumah Rusia pun diakhiri dengan babak adu penalti. Di semifinal, skuat asuhan Zlatko Dalic mengandaskan Inggris dalam babak perpanjangan waktu.

Hal tersebut membuat stamina pemain Kroasia lebih terkuras daripada Hugo Lloris dan rekan-rekan. Kendati demikian, gelandang Perancis, Blaise Matuidi menyebut tiga kemenangan sulit Kroasia justru “menguatkan” mereka.

“Kami tidak akan berpikir soal fakta bahwa mereka [Kroasia] tidak dapat menyelesaikan tiga laga terakhir di Piala Dunia tanpa perpanjangan waktu. Kami berpikir bahwa mereka tidak dilemahkan karena ini [tiga kali perpanjangan waktu], tetapi malah dikuatkan,” ucap Matuidi dikutip FourFourTwo Australia.

Kroasia memang menunjukkan performa solid meskipun bertanding sampai babak tambahan dalam tiga laga terakhir. Melawan Inggris (12/7), Vatreni mampu tampil lebih dominan kendati dalam dua laga sebelumnya bertanding hingga babak adu penalti.

Sementara itu, Perancis sendiri punya memori buruk terkait babak perpanjangan waktu. Di final Piala Eropa 2016, skuat asuhan Didier Deschamps kalah dari Portugal dalam babak tambahan. Meskipun di atas kertas lebih diunggulkan, skuat Les Bleus justru kalah lewat gol tunggal Eder pada menit ke-109.

Menanggapi hal tersebut, Blaise Matuidi mengaku jika skuatnya telah belajar dari Piala Eropa 2016. Jelang melawan skuat Vatreni yang jago di babak tambahan, gelandang Juventus itu tetap optimistis dengan peluang timnya.

“Kami tidak dapat menang di final Piala Eropa [2016], tapi saya pikir, pengalaman ini akan membantu kami. Ini adalah impian masa kecil untuk bermain di final Piala Dunia. Kami ingin menyentuh trofi [Piala Dunia], menjadi juara dunia dan kami akan melakukan yang terbaik untuk mewujudkannya,” ungkap gelandang berusia 31 tahun tersebut.

Perancis mengincar trofi Piala Dunia kedua pada Minggu mendatang. Final Rusia 2018 juga menjadi laga puncak Piala Dunia ketiga Les Bleus dalam enam edisi terakhir.

Baca juga artikel terkait PIALA DUNIA 2018 atau tulisan lainnya dari Ikhsan Abdul Hakim

tirto.id - Olahraga
Penulis: Ikhsan Abdul Hakim
Editor: Ikhsan Abdul Hakim