Menuju konten utama

Masyarakat Diimbau Waspadai Angin Puting Beliung Selama Pancaroba

Pada musim peralihan ini juga perlu diwaspadai terjadinya hujan lebat secara tiba-tiba dengan durasi antara 30 hingga 60 menit.

Masyarakat Diimbau Waspadai Angin Puting Beliung Selama Pancaroba
Seorang pria melintas menggunakan payung saat hujan. Getty Images/iStockphoto

tirto.id - BMKG meminta masyarakat waspada terhadap kemungkinan terjadinya angin langkisau atau puting beliung yang diprakirakan sering terjadi saat pancaroba, peralihan dari musim hujan ke kemarau.

"Secara umum Jawa Tengah akan memasuki kemarau mulai April hingga Juni," kata Kepala Seksi Data dan Informasi BMKG Jawa Tengah Iis Widya Harmoko di Semarang, Selasa (10/4/2018).

Dia mengatakan terdapat cuaca ekstrem yang sering terjadi selama masa peralihan tersebut.

Selain puting beliung, lanjut dia, pada masa peralihan juga perlu diwaspadai terjadinya hujan lebat secara tiba-tiba dengan durasi antara 30 hingga 60 menit.

"Biasanya disertai angin kencang dan petir," ucap dia.

Adapun kawasan yang akan mengalami kemarau di Jawa Tengah, kata dia, berbeda-beda antara satu daerah dengan yang lain.

Hal itu, menurut dia, juga berdampak pada berbedanya masa peralihan di daerah-daerah itu.

Ia menjelaskan secara umum wilayah akan mengalami kemarau terlebih dahulu, yakni wilayah pantura barat dan timur, serta Wonogiri bagian selatan.

Daerah terakhir di Jateng yang akan mulai mengalami kemarau, yakni di kawasan dataran tinggi, seperti Wonosobo, Temanggung, Banjarnegara, dan sekitarnya.

Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) sebelumnya juga meminta masyarakat untuk meningkatkan kewaspadaan menghadapi bencana alam menyusul memasuki musim pancaroba.

"Kita tetap waspada karena curah hujan dan angin kencang berpeluang siang hingga malam," kata Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Lebak Kaprawi, Senin (9/4/2018).

Personel BPBD dan relawan tangguh masih bersiaga di Posko Utama karena cuaca buruk masih terjadi ditandai hujan intensitas lebat dan sedang disertai angin kencang.

Cuaca buruk itu sangat berpotensi menimbulkan bencana alam, seperti banjir, longsor dan tumbang pohon.

BPBD menginstruksikan aparat kecamatan dan desa agar meningkatkan kewaspadaan bencana alam.

Peringatan kewaspadaan itu untuk mengantisipasi risiko pengurangan kebencanaan hingga tidak menyebabkan korban jiwa maupun kerusakan material.

Berdasarkan prakiraan dari Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Banten diperkirakan curah hujan berlangsung akhir April 2018.

"Kami sudah menyampaikan surat pemberitahuan kesiagaan kepada relawan kecamatan dan kampung siaga bencana," katanya menjelaskan.

Menurut dia, selama ini, masyarakat yang tinggal di daerah rawan banjir dan longsor, yakni mereka berada di bantaran aliran sungai dan perbukitan cukup banyak dan mencapai ribuan kepala keluarga.

Pemerintah daerah relatif terbatas anggaran untuk melakukan relokasi masyarakat yang menempati daerah rawan bencana alam.

Baca juga artikel terkait CUACA EKSTREM atau tulisan lainnya dari Yuliana Ratnasari

tirto.id - Sosial budaya
Reporter: antara
Penulis: Yuliana Ratnasari
Editor: Yuliana Ratnasari