Menuju konten utama

Massa Penolak Ahok-Djarot Bukan Warga Asli Mampang

Beberapa orang menolak kedatangan Ahok-Djarot di Mampang, namun masyarakat setempat mengkonfirmasi bahwa beberapa oknum yang menolak dengan menggunakan pengeras suara tersebut bukan warga Mampang Prapatan.

Massa Penolak Ahok-Djarot Bukan Warga Asli Mampang
Calon Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok meninjau saluran air saat "blusukan" di daerah Lenteng Agung, Jakarta, Senin (31/10). Ahok mengisi masa kampanye dengan melakukan "blusukan" untuk mendengarkan keluhan dan masukan dari warga. ANTARA FOTO/Hafidz Mubarak A..

tirto.id - Calon wakil gubernur DKI Jakarta nomor urut dua, Djarot Saiful Hidayat, kembali dihadang beberapa warga ketika melakukan kampanye di daerah Mampang Prapatan, Jakarta Selatan, Selasa (15/11/2016).

Menurut laporan Antara, beberapa warga memang sempat meneriaki Djarot dan calon gubernur DKI, Jakarta Basuki Tjahaja Purnama (Ahok), dan menolak kedatangan mereka dengan alasan isu penistaan agama. Namun, masyarakat setempat mengkonfirmasi bahwa beberapa oknum yang menolak dengan menggunakan pengeras suara tersebut bukan warga Mampang Prapatan. Sedangkan warga Mampang sendiri tidak mempermasalahkan agenda blusukan Djarot.

Pada agenda blusukan sebelumnya Djarot juga mengeluhkan tentang adanya spanduk provokatif. Djarot mengatakan Panitia Pengawas Pemilihan Umum (Panwaslu) merupakan lembaga yang berwenang untuk menurunkan spanduk provokatif.

"Kalau pendukung Ahok-Djarot yang mencopot nanti enggak bagus. Saya serahkan kepada aparat dan panwas," kata Djarot.

Pihaknya tidak berwenang menurunkan spanduk yang berisi pesan provokatif seperti yang ditemui di Karang Anyar, Jakarta Pusat dengan tulisan "Dilarang penista agama masuk wilayah ini".

Ia mengatakan, tidak khawatir dengan berbagai penolakan warga. Menurutnya, warga perlu dewasa dalam berdemokrasi.

"Dihujat seperti apapun tidak apa-apa. Kami terima dengan sabar, ya," ujarnya. Djarot menyakini masyarakat dapat dengan bijaksana memilih pemimpin untuk membangun Jakarta.

Pada Kamis (10/11) Ahok juga menegaskan pihaknya tetap akan melakukan blusukan kendati ditolak oleh warga.

"Blusukan jalan terus. Pasti saya akan tetap datang ke lokasi yang sama. Karena memang masih ada lokasi-lokasi yang tergenang banjir," kata Ahok seperti ditulis Antara.

Ahok mengakui kunjungannya selama ini sebetulnya bukan untuk berkampanye, melainkan mengecek daerah mana saja yang masih terendam banjir.

"Dari zaman saya gubernur, saya blusukan itu untuk mengecek daerah mana saja yang masih banjir, mengecek dinas-dinas kerja atau tidak, bukannya kampanye. Saya tidak pernah minta warga untuk pilih saya," ujarnya.

Ahok bahkan menyebutkan bila dalam salah satu kunjungannya terjadi ricuh, maka dia akan mengecek berapa warga yang menjadi korban. "Saya akan datang terus ke tempat warga. Kalau ada apa-apa, yang penting nanti harus dicek ada berapa warga yang jadi korban. Itu saja," ungkapnya.

Pilkada DKI Jakarta 2017 akan jatuh pada 15 Februari 2017. Sedangkan saat ini masih berlangsung kampanye dari 28 Oktober 2016 sampai 11 Februari 2017.

Pilkada DKI 2017 diikuti oleh pasangan Agus Harimurti Yudhoyono-Sylviana Murni, Basuki Tjahaja Purnama-Djarot Saiful Hidayat dan Anies Baswedan-Sandiaga Uno.

Baca juga artikel terkait PILKADA DKI JAKARTA 2017

tirto.id - Politik
Sumber: Antara
Penulis: Agung DH
Editor: Agung DH