tirto.id - Massa aksi demo dari alumni 212 menyerukan agar Presiden Joko Widodo (Jokowi) mundur dari jabatannya pada Parade Aksi Demo Mujahid 212 Aksi Selamatkan NKRI, Sabtu (28/9/2019).
Orator aksi demo menyerukan banyak permasalahan yang terjadi di dalam negeri, termasuk konflik di Papua. Ia juga menyampaikan soal ketidakmampuan Presiden Jokowi untuk menyelesaikan berbagai konflik yang terjadi di dalam negeri.
"Saudara-saudara kita orang Padang di Papua dibantai. Itu bisa terjadi karena orang Wamena benci terhadap rezim ini. Jangan sampai bangsa kita terpecah belah, kalau Pak Jokowi tidak bisa menyelesaikan konflik ini, sebaiknya mundur," kata dia saat berorasi di depan ratusan demonstran di Patung Kuda, Medan Merdeka Barat, Jakarta Pusat, Sabtu (29/9/2019).
Seruan tersebut berlanjut pada yel-yel teriakan Jokowi untuk mundur dalam aksi yang dilakukan oleh alumni 212. Yel-yel tersebut berulang kali digaungkan dengan nada teriakan dan seruan dari massa aksi demo.
"Turun, turun, turun Jokowi, turun Jokowi sekarang juga," seruan yel tersebut nyaring dinyanyikan dalam beberapa menit.
Orator menuding Presiden Jokowi sudah banyak melakukan kriminalisasi terhadap masyarakat dan ulama selama menjabat lima tahun terakhir.
Ia menyerukan anggota DPR tak memihak kepentingan masyarakat dengan mengesahkan berbagai Rancangan Undang-undang (RUU) yang tak jelas dan merugikan rakyat.
Melihat berbagai persoalan itu, orator lantas bertanya kepada massa aksi apakah Jokowi harus mundur dari jabatannya sebagai presiden saat ini.
"Pak Jokowi kita minta minta terus atau mundur?" kata orator.
Kemudian langsung dijawab langsung oleh ratusan massa.
"Mundur!" jawab massa.
Usai menyerukan untuk Presiden Jokowi agar turun dari jabatannya, orator meminta demonstran untuk melakukan longmarch ke arah Bundaran HI untuk lanjut melaksanakan solat zuhur berjamaah dan membubarkan aksi.
Penulis: Selfie Miftahul Jannah
Editor: Maya Saputri