tirto.id -
Sementara khotbah Jumat, didengungkan oleh khatib melalui speaker mobil komando yang telah terparkir satu jam sebelumnya.
Salat Jumat di depan Gedung DPR merupakan salah satu opsi yang telah dipersiapkan oleh Presidium Alumni 212 sejak beberapa hari sebelumnya. Ketua Presidium Alumni 212, Slamet Ma'arif mengatakan, salat Jumat di depan gedung DPR dilakukan untuk memudahkan para peserta aksi menggugurkan kewajiban salat Jumat.
Ia khawatir, ribuan massa yang datang akan kesulitan untuk salat lantaran masjid di sekitar Gedung DPR penuh.
"Karena enggak ada aksi aja sudah penuh, apalagi kalau ada aksi, yang jumlahnya puluhan ribu orang," kata dia saat konferensi pers di Masjid Sunda Kelapa, Menteng Jakarta Pusat, Rabu (27/9/2017).
Tak hanya peserta aksi, para anggota kepolisian dan TNI juga ikut salat berjamaah di depan gerbang DPR. Lalu lintas di jalan Gatot Subroto, depan gedung DPR, masih terlihat lancar kendati sebagian badan jalan dipakai oleh massa aksi untuk salat berjamaah.
Bakda salat Jumat, rencananya jalan akan ditutup untuk menghindari kemacetan akibat jumlah massa yang semakin membesar.
Slamet mengklaim aksi kali ini akan dihadiri oleh 50 ribu peserta dari berbagai daerah dan Organisasi Kemasyarakatan (Ormas). Menurut pihak kepolisian, peserta aksi sekitar 17 ribu yang berasal tidak hanya dari Jakarta namun juga di luar Jakarta seperti Banten, Jawa Barat, Jawa Tengah dan Jawa Timur.
Aksi tersebut digelar dalam rangka mendesak Dewan Perwakilan Rakyat menolak Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2017 tentang Organisasi Masyarakat serta menolak Kebangkitan Komunis Gaya Baru di Indonesia.
Sejumlah tokoh juga telah diundang untuk hadir dan berorasi dalam aksi tersebut. Beberapa di antaranya adalah mantan Ketua MPR RI Amien tokoh Ormas Islam seperti Ismail Yusanto (HTI), pengacara Rizieq Shihab, Eggy Sudjana, serta sastrawan Taufik Ismail.
Sementara itu, Kepala Bidang Hubungan Masyarakat Polda Metro Jaya Kombes Pol Argo Yuwono mengatakan pihaknya akan bersikap humanis menjaga aksi massa 299 dan telah memberitahu kepada personel Kepolisian yang menjaga aksi massa 299 agar bersikap humanis terhadap peserta aksi.
"Kami sudah melakukan tactical floor game sebelum aksi ini dengan harapan para anggota tahu bahwa unjuk rasa ini adalah kegiatan kemanusiaan dan diberitahu agar bersikap humanis," kata Argo di depan pintu masuk utama Gedung MPR/DPR/DPD, Kompleks Parlemen Jakarta, Jumat.
Argo mengatakan anggota Polri juga sudah diinstruksikan tidak menggunakan senjata api namun dipersiapkan tongkat apabila ada peningkatan kejadian di lapangan.
Dia mengatakan Polri juga telah menyiapkan personil wanita yang menggunakan hijab untuk ikut serta mengamankan aksi massa tersebut.
Wakil Ketua DPR RI, Agus Hermanto menyatakan dirinya bersama Fadli Zon akan menemui peserta aksi 299 sebagai bentuk kewajiban pimpinan DPR menerima aspirasi masyarakat.
Hal tersebut diungkapkan politikus Partai Demokrat di Gedung DPR, Senayan, Jakarta, Jumat (29/9/2017). “Kemungkinan masih ditambah dengan pimpinan komisi II karena ada hal yang ingin ditanyakan masalah Perppu [Ormas] dari ormas,” kata Agus.
Agus mengimbau kepada peserta aksi 299 agar tertib sesuai dengan peraturan perundang-undang dan tidak membuat kerusuhan. “Dan waktunya juga dibatasi sampai jam 6 sore," kata Agus.
Baca juga: Massa Aksi 299 Sudah Mulai Padati Sekitar Gedung DPR/MPR RI
Penulis: Hendra Friana
Editor: Maya Saputri