Menuju konten utama

Ma'ruf Jelaskan Soal Pernyataan Pengkritik Jokowi Budek dan Buta

Politisi budek dan buta yang dimaksud Ma'ruf Amin adalah semua pihak yang gemar mengkritik Jokowi tanpa melihat capaian kerjanya selama ini.

Ma'ruf Jelaskan Soal Pernyataan Pengkritik Jokowi Budek dan Buta
Calon Wakil Presiden nomor urut 01 Ma'ruf Amin. ANTARA FOTO/Ari Bowo Sucipto.

tirto.id - Calon wakil presiden nomor urut 1 Ma'ruf Amin menjelaskan maksudnya menggunakan kata "budek" dan "buta" dalam mengomentari sikap para politisi yang kerap mengkritik Presiden Joko Widodo (Jokowi) selama ini.

Menurut Ma'ruf, dirinya tidak menuduh aktor tertentu sebagai subjek yang disebutnya budek dan buta. Dia menganggap orang budek dan buta adalah semua pihak yang gemar mengkritik Jokowi tanpa melihat capaian kerjanya selama ini.

"Apa yang sudah dilakukan misalnya infrastruktur, jalan-jalan, lapangan terbang, pelabuhan, pendidikan, fasilitas kesehatan. Kalau mengingkari itu semua, kan kayak orang buta nggak melihat dan kayak orang budek," kata Ma'ruf di kediamannya, Jakarta, Senin (12/11/2018).

Ma'ruf pertama kali menyamakan pengkritik Jokowi sebagai orang budek dan buta saat meresmikan rumah relawan Barisan Nusantara (Barnus), Sabtu (10/11/2018). Dia menyebut pengkritik Jokowi budek dan buta jika tak melihat keberhasilan Jokowi membuat daerah makin maju.

Ma'ruf mengaku pernyataannya itu tak semata ditujukan untuk kubu oposisi yang kerap mengkritik Jokowi. Menurutnya, oposisi bisa disebut tidak budek dan buta jika mengakui hasil kerja Jokowi sejak 2014.

Wakil Ketua Tim Kampanye Nasional Jokowi-Ma'ruf, Abdul Kadir Karding sebelumnya berkata bahwa pernyataan Ma'ruf soal orang buta dan budek tidak bermaksud diskriminasi. Dia menganggap ungkapan Ma'ruf itu sebagai kiasan.

"Artinya Kiai Ma'ruf mendorong semua pihak termasuk oposisi itu bisa berpikir dan bersikap obyektif. Katakan yang ada itu ya ada, yang tidak ada ya tidak ada. Katakan yang benar itu benar dan yang tidak benar ya tidak benar," kata Karding kepada wartawan, Minggu (11/11/2018).

Baca juga artikel terkait PEMILU 2019 atau tulisan lainnya dari Lalu Rahadian

tirto.id - Politik
Reporter: Lalu Rahadian
Penulis: Lalu Rahadian
Editor: Yantina Debora