Menuju konten utama

Maradona Harap 'Tangan Tuhan' Berikutnya Hentikan Pandemik Corona

Maradona berharap 'Tangan Tuhan' berikutnya bisa mengakhiri pandemik corona tak hanya di Argentina tetapi di seluruh penjuru dunia.

Maradona Harap 'Tangan Tuhan' Berikutnya Hentikan Pandemik Corona
diego armando maradona yang lebih dikenal dengan sebutan maradona adalah mantan pesepak bola legendaris argentina. maradona menjadi pelatih timnas argentina mulai november 2008 sampai juli 2010.foto/shutterstock

tirto.id - Sudah dua kali Maradona mendapati 'Tangan Tuhan' dalam hidupnya: Piala Dunia 1986 dan saat Gimnasia La Plata lolos dari degradasi. Legenda sepak bola Argentina itu pun berharap agar 'Tangan Tuhan' berikutnya dapat mengakhiri pandemik corona.

Pada laga perempat final Piala Dunia di Meksiko 14 tahun lalu, Argentina memperebutkan tiket ke empat besar bersama Inggris. Meski tim Tango menang 2-1, yang menarik dari laga itu bukan lolosnya Argentina, melainkan gol 'Tangan Tuhan' Maradona.

Digelar pada 22 Juni 1986 di Stadion Azteca, Mexico City, laga Argentina vs Inggris jadi milik Maradona berkat dua gol yang dia lesakkan dalam tiga menit. Sementara peristiwa 'Tangan Tuhan' itu terjadi di gol pertama yang tercipta pada menit ke-51.

Maradona dianggap memanfaatkan tangannya untuk memasukkan bola ke gawang. Peter Shilton pun tak berdaya di bawah mistar melihat bola menyentuh jaring. Kiper Inggris itu entah kurang sigap atau kaget: Maradona 'menyundul' bola pakai tangan atau kepala.

Sejak saat itu, gol tersebut pun populer hingga hari ini dan dikenal sebagai 'Gol Tangan Tuhan'. Setiap pesepak bola yang mencetak gol diduga melibatkan tangan, pasti dikaitkan dengan momen bersejarah dalam karier Maradona itu.

Peristiwa 'Tangan Tuhan' kedua terjadi belum lama ini ketika klub yang dinahkodai oleh Maradona, Gimnasia La Plata, lolos dari cengkeraman degradasi. Itu terjadi lantaran adanya aturan baru dalam Liga Argentina yang disesuaikan dengan situasi pandemik corona.

Pada Selasa, 28 April lalu, Presiden Federasi Sepak bola Argentina, Claudia Tapia, menyatakan bahwa kompetisi sepak bola di negaranya tidak akan menerapkan sistem degradasi pada musim ini dan musim depan.

"Kami mengakhiri turnamen. Idenya adalah mulai lagi bermain tetapi jika pihak berwenang mengizinkan dan dengan keadaan maksimum," kata Tapia sebagaimana dikutip dari Antara.

Tak adanya sistem degradasi dianggap menguntungkan klub-klub penghuni papan bawah termasuk Gimnasia La Plata.

Mengutip Whoscored, klub yang berdiri pada 1887 itu menghuni peringkat ke-19 dari 24 tim di Superliga Argentina 2019/2020. Gimnasia La Plata mengemas 23 poin hasil dari enam kemenangan, lima hasil seri, dan 12 kali kekalahan.

Peringkat Gimnasia La Plata hanya satu setrip lebih baik dari Godoy Cruz, tim juru kunci, berselisih lima poin. Artinya, posisi klub Maradona itu sangat mungkin terdegradasi jika Liga Argentina tak disetop sementara.

Kompetisi sepak bola di Argentina sendiri sudah ditangguhkan sejak pertengahan Maret lalu dengan liga level teratas baru menggelar 23 pekan pertandingan.

Maradona menyebut apa yang terjadi pada Gimnasia La Plata terkait pembatalan degradasi itu melibatkan 'Tangan Tuhan' lagi.

Ayah mertua dari Sergio Agüero itu pun berharap 'Tangan Tuhan' berikutnya--jika itu datang lagi--bisa mengakhiri pandemik corona tak hanya di Argentina tetapi di seluruh penjuru dunia.

"Tapi sekarang saya berharap tangan [Tuhan] itu dapat menghentikan pandemi, sehingga orang bisa menjalani kehidupan mereka kembali, dengan sehat dan rasa bahagia," kata pria bernama lengkap Diego Armando Maradona itu sebagaimana dikutip dari Reuters, Kamis (30/4/2020).

Baca juga artikel terkait LIGA ARGENTINA atau tulisan lainnya dari Beni Jo

tirto.id - Olahraga
Kontributor: Beni Jo
Penulis: Beni Jo
Editor: Ibnu Azis