tirto.id - “Saya dan Sandiaga Uno merupakan sahabat sejati. Kami punya ikatan emosional yang tidak bisa kami hilangkan dan kami lupakan,” ucap Erwin Aksa saat menyampaikan sikap politiknya untuk mendukung pasangan calon nomor urut 02 dalam Pilpres 2019 ini.
“Bagi saya, persahabatan lebih penting dari segalanya. Jangan sampai persahabatan terputus karena pilihan politik yang berbeda,” lanjut Komisaris Utama Bosowa Corporation.
Dukungan Erwin Aksa tersebut secara terang-terangan terlihat pada malam debat ketiga yang mempertemukan para calon wakil presiden yaitu Sandiaga Uno dan Ma’ruf Amin. Erwin tampak menghadiri debat tersebut dan duduk di barisan pendukung Prabowo-Sandiaga serta mengenakan kemeja biru dan celana krem, yang merupakan khas pendukung kubu 02 dilengkapi dengan rompi jeans beremblem logo Prabowo-Sandiaga.
Atas nama persahabatan, Erwin Aksa memilih untuk mendukung Sandiaga Uno. Padahal, pengusaha muda ini adalah politisi Partai Golkar, koalisi pendukung pasangan petahana Joko Widodo (Jokowi) dan Ma’ruf Amin. Atas deklarasi dukungan yang dilakukan, Erwin harus kehilangan posisinya sebagai Ketua Bidang Koperasi dan UKM DPP Partai Golkar.
Pilihan politiknya ini juga berseberangan dengan pilihan politik keluarganya seperti Ayah dan pamannya. Ayah Erwin Aksa, Aksa Mahmud, adalah pengusaha nasional papan atas dan pernah masuk dalam jajaran orang terkaya di Indonesia versi Forbes tahun 2013. Aksa Mahmud, pemilik Bosowa Corporation, pernah menjadi anggota DPD serta Wakil Ketua MPR periode 2004-2009.
Ayah Erwin Aksa merupakan adik ipar dari wakil presiden yang saat ini masih menjabat, Jusuf Kalla (JK). Aksa Mahmud maupun JK, sama-sama mendukung Jokowi-Ma’ruf Amin di Pilpres 2019 ini.
Berawal dari HIPMI
Erwin menyebutkan, pertalian karib dengan Sandiaga Uno terjalin berkat organisasi Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (HIPMI) sejak 2005. Saat itu, Sandiaga menjabat sebagai Ketua periode 2005-2008. Berada di satu organisasi yang sama dan juga karier yang sama sebagai pengusaha muda, membuat intensitas pertemuan keduanya lebih tinggi.
Ketika terjadi konflik di HIPMI DKI, Sandiaga bahkan meminta bantuan Erwin sebagai mediator penyelesaian masalah. “Saya membantu Sandiaga untuk menyelesaikan masalah-masalah yang ada di organisasi. Sedangkan Sandiaga, membantu mengasah kemampuan saya untuk berbicara di hadapan orang banyak. Beliau adalah mentor saya,” cerita Erwin kepada Tirto.
Tongkat estafet kepemimpinan HIPMI usai masa jabatan Sandiaga berakhir pun dipegang oleh Erwin Aksa, periode 2008-2011. Erwin bilang, Sandiaga berjasa besar dalam menjadikannya sebagai Ketua Umum HIPMI.
“Secara khusus Sandiaga sendiri yang meminta saya untuk menggantikan dirinya sebagai Ketua HIPMI. Alasannya karena beliau memiliki harapan HIPMI agar dijaga dan dikawal dengan baik atas apa yang sudah dibangun sebelumnya,” kata Erwin.
Dukungan Erwin terhadap Sandiaga seolah ingin mematahkan peribahasa bahwa tidak selamanya kacang lupa pada kulitnya.
Selain melalui HIPMI, Erwin dan Sandiaga juga sama-sama aktif di Kamar Dagang dan Industri (KADIN). Di organisasi itu, Sandiaga Uno menjabat sebagai Ketua Komite Tetap Bidang Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) KADIN sejak 2004. Sementara Erwin Aksa saat ini menjabat sebagai Wakil Ketua KADIN Bidang Konstruksi dan Infrastruktur.
Relasi Erwin dengan Sandiaga juga terjalin melalui Komite Ekonomi Nasional (KEN), sebelum bersalin nama menjadi Komite Ekonomi dan Industri Nasional (KEIN). Keduanya menjadi anggota KEN yang sempat berada di bawah kepemimpinan Chairul Tanjung dan wakilnya Chatib Basri.
“Kami selalu bersama-sama berdiskusi mengenai ekonomi,” ungkap Erwin.
Singgungan bisnis yang terjalin antara Erwin Aksa dan Sandiaga lainnya juga terlihat saat Grup Bosowa membeli saham Bloomberg TV Indonesia. Pada medio 2014, Grup Bosowa menyatakan mengakuisisi saham Bloomberg TV Indonesia pasca melakukan hal serupa terhadap maskapai penerbangan Sky Aviation. Grup Bosowa ingin menjadi pemegang saham mayoritas di stasiun televisi yang fokus bidang ekonomi dengan mengempit saham sampai dengan 55 persen.
Bloomberg TV Indonesia merupakan stasiun televisi yang memfokuskan diri pada pemberitaan ekonomi. Kedatangan stasiun franchise asing itu ke Indonesia pada 2013 digawangi oleh Sandiaga Uno dan juga Rosan Roeslani. Sayang perusahaan televisi tersebut tidak berusia lama. Pada akhir 2015, manajemen perusahaan memutus hubungan kerja seluruh karyawannya.
Bloomberg TV Indonesia bersama Bloomberg BusinessWeek dan harian Indonesia Finance Today (IFT) masuk dalam satu grup holding IDEA Group di bawah kepemimpinan Aditya Chandra Wardhana sebagai pendirinya. Sayang ketiga media itu gulung tikar di waktu berdekatan dan sempat terjadi polemik mengenai tidak dibayarkannya pesangon para karyawan.
KADIN dan HIPMI
Sahabat Sandiaga Uno, yaitu Rosan Roeslani yang kini menjabat sebagai Ketua KADIN justru bergabung dengan tim kampanye nasional (TKN) yang mendukung paslon Jokowi-Ma’ruf. Senada, Ketua HIPMI yaitu Bahlia Lahadalia juga menyatakan dukungannya terhadap pasangan Capres dan Cawapres nomor urut 01.
Di susunan TKN Jokowi-Ma’ruf, Rosan Roeslani menjabat sebagai Wakil Ketua. Sementara posisi Bahlil adalah sebagai Direktur Penggalangan Pemilih Muda. Menurut Rosan, pengusaha merasakan iklim dunia usaha semakin membaik dan kondusif di bawah pemerintahan Jokowi selama empat tahun ini.
“Dunia usaha selalu diikutsertakan pemerintah dalam ambil kebijakan yang menyangkut dunia usaha. Pak Jokowi ini Presiden paling tidak egois,” ucap Rosan melansir Antara.
Sementara itu, menurut Erwin, Sandiaga merupakan sosok yang tepat untuk memimpin Indonesia bersama Prabowo. Sebab menurutnya, Sandiaga sangat memahami perekonomian dan dunia bisnis.
“Pengusaha berharap pemimpinnya mengerti masalah ekonomi dan bisa memahami kondisi dunia usaha. Apalagi di tengah ketidakpastian global, dibutuhkan pemimpin yang bisa memberikan jalan keluar terbaik. SBY bisa terpilih selama dua periode, karena pertumbuhan ekonomi yang bagus. Jadi kalau ekonominya bagus, bisa dengan mudah terpilih,” ungkap Erwin.
Menurut Erwin, dukungan yang ia layangkan kepada Sandiaga karena pemerintahan selanjutnya perlu untuk memperbaiki kondisi ekonomi Indonesia secara struktural. Permasalahan ekonomi merupakan persoalan utama di Indonesia. Erwin bilang, jika pertumbuhan ekonomi yang ditorehkan suatu kepemimpinan bagus, maka kepuasan masyarakat termasuk pengusaha di dalamnya, juga akan tinggi.
Selain itu yang tidak kalah penting dalam permasalahan ekonomi suatu negara adalah kepercayaan dunia usaha. Diperlukan kebijakan afirmatif atau yang bersifat menguatkan sektor ekonomi nasional agar pertumbuhan ekonomi yang tercapai bisa lebih tinggi dibanding capaian 4 tahun belakangan yang berkutat di angka 5 persen saja.
“Harapan kami para pengusaha ke depan, pemerintahan harus kuat dan solid. Pembagian tugas dan kewenangan harus jelas. Di pemerintahan yang sekarang, saya tidak tahu siapa yang memegang peranan penting di bidang ekonomi,” kata Erwin.
Strategi Dua Kaki?
Direktur Eksekutif Indonesia Political Review, Ujang Komarudin menilai, manuver Erwin sangat lazim dilakukan pebisnis yang menjadi politikus. Pertimbangannya semata untung dan rugi..
“Itu memang strategi pengusaha berbasis politik. Umumnya begitu,” jelas Ujang melansir pemberitaan Tirto sebelumnya.
Strategi tersebut menurut Ujang sangat tepat. Sebab, apapun yang terjadi dengan hasil Pilpres 2019 nanti, maka trah Aksa atau bagian keluarga JK akan tetap mendapat keuntungan. “Bisa jadi mereka berbagi peran. Satu di 01, satu di 02. Ketika itu bersaing ya sah-sah saja,” ucapnya.
Sementara itu, Dosen Ilmu Sosial dan Politik dari UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Adi Prayitno memandang bentuk dukungan Erwin kepada Sandiaga lebih kepada kedekatan pribadi. Sebagai sesama pebisnis, kata dia, tentu mereka mempunyai keakraban khusus.
“Dia (Erwin) tidak ingin pilpres mengorbankan pertemanan. Ini makin menegaskan kenapa Erwin ke Anies waktu Pilkada Jakarta. Ya karena ada Sandi di situ,” jelas Adi.
Editor: Suhendra