tirto.id - Daun sirih merah merupakan salah satu tanaman yang banyak dimanfaatkan oleh masyarakat sebagai tanaman obat.
Dalam daun sirih merah mengandung senyawa seperti flavonoid, alkaloid, tanin, minyak atsiri, saponin, dan polifenol.
Sebagai anti-bakteri, senyawa flavonoid bekerja dengan membentuk senyawa kompleks dengan protein ekstraseluler dan mengganggu keutuhan membran sel bakteri.
Sedangkan senyawa alkaloid pada daun sirih merah bekerja sebagai antibakteri melalui mekanisme komponen penyusun peptidoglikan pada sel bakteri.
Sehingga dapat menyebabkan lapisan dinding sel bakteri tidak terbentuk utuh dan menyebabkan kematian sel bakteri.
Senyawa tanin berkhasiat sebagai antibakteri dengan mekanisme tanin yang dapat merusak membran sel bakteri.
Senyawa astringen tanin dapat menginduksi pembentukan kompleks senyawa ikatan dengan enzim atau substrat mikroba.
Sementara senyawa saponin dapat memicu pembentukan kolagen dengan membentuk jaringan baru yaitu protein struktural yang berperan dalam proses penyembuhan luka.
Senyawa saponin memiliki kemampuan sebagai antiseptik, sehingga sangat efektif untuk penyembuh luka terbuka.
Sehingga dapat dibuktikan bahwa daun sirih merah sebagai antibakteri untuk penyembuhan luka sayat pada mencit yang terinfeksi Staphylococcus aureus.
Tanaman yang memiliki nama ilmiah Piper crocatum Ruiz & Pav (P. crocatum) ini telah dilaporkan secara empiris mampu mempercepat penyembuhan luka diabetik.
Beberapa studi juga menunjukkan manfaat tanaman sirih merah dalam mengobati berbagai macam penyakit termasuk luka kronik.
Laporan lain menyebutkan jika sirih merah dapat menginduksi proliferasi fibroblas.Namun, studi lainnya melaporkan tanaman herbal ini menghambat proliferasi.
Oleh karena itu, pemisahan senyawa pada P. crocatum perlu dilakukan untuk mendapatkan efek yang konsisten.
Baru-baru ini, Mahasiswa Program Doktoral FKKMK UGM, Andina Setyawati melakukan penelitian untuk mengidentifikasi efek fraksi aktif P. crocatum terhadap aktivitas in vitro pada wounded hyperglycemia fibroblasts (wHFs).
Penelitian dilakukan dengan metode in vitro menggunakan fibroblas hiperglikemia (HFs) yang ditumbuhkan dari kultur primer jaringan sirkumsisi pada media basal dengan penambahan 17 mMol/L D-glucose.
“Hasilnya sirih merah berpotensi dapat mempercepat penyembuhan luka pada wHFs,” kata Andina melalui keterangan tertulisnya kepada Tirto, Rabu (9/3/2022).
Hasil studi yang dipublikasikannya melalui disertasi itu diberi judul "Efek Fraksi Aktif Piper crocatum Ruiz & Pav terhadap Deposisi Kolagen dan Wound Closure melalui Regulasi Ekspresi p53, aSMA, SOD1 dan E-cadherin pada Wounded Hyperglycemia Fibroblasts".
Dalam disertasinya itu, ia menjelaskan bahwa sirih merah berpotensi mempercepat penyembuhan luka wHFs terjadi pada konsentrasi paling efektif 7.81 µg/ml.
Pada konsentrasi tersebut, sirih merah efektif menyembuhkan luka wFHs dengan meningkatkan deposisi kolagen dan kecepatan wound closure melalui penurunan p53 serta peningkatan αSMA, SOD1, dan E-cadherin.
Selain itu, Dosen Ilmu Keperawatan Universitas Hasanuddin ini menambahkan jika golongan senyawa polifenol glikosid diduga berkontribusi pada mekanisme tersebut.
Editor: Iswara N Raditya