Menuju konten utama

MAKI Ingatkan DPR Transparan soal Pengecatan Atap Gedung Nusantara

MAKI mendorong DPR melakukan tender dengan cara yang benar: transparan dan tidak menghambur-hamburkan uang rakyat.

MAKI Ingatkan DPR Transparan soal Pengecatan Atap Gedung Nusantara
Helikopter kepresidenan terparkir jelang pelantikan Presiden Joko Widodo dan Wakil Presiden Ma’ruf Amin di kompleks Parlemen Senayan, Jakarta, Minggu (20/10/2019). ANTARA FOTO/Wahyu Putro A/aww.

tirto.id - Koordinator Masyarakat Anti Korupsi Indonesia (MAKI), Boyamin Saiman meminta Sekretariat Jenderal DPR tidak mengulang kesalahan yang sama dalam proses waterproofing atau pengecatan atap Gedung Nusantara. Sebelumnya, Setjen DPR telah membatalkan proses pengadaan gorden yang penuh kejanggalan dan menuai protes dari masyarakat.

"Berkaitan dengan pengadaan cat atap gedung DPR dan saya hanya menyatakan tidak mendukung dan tidak menolak. Apabila itu sesuai kebutuhan, harganya wajar serta dikerjakan dengan tender yang terbuka dan kompetitif maka silakan saja," kata Boyamin saat dihubungi Tirto pada Rabu (18/5/2022).

Dirinya menyampaikan jika dalam proses pelaksanaan tender waterproofing ditemukan kejanggalan maka pihak Setjen harus segera membatalkan dan memperbaiki pengadaannya.

"Namun kalau sebaliknya kalau dikerjakan tidak sesuai kebutuhan dan tendernya tidak benar maka harus dibatalkan lagi," ujarnya.

Sekretaris Jenderal DPR RI Indra Iskandar menjelaskan mengenai pengecatan atau waterproofing atap dome Gedung Nusantara merupakan hal yang penting dan harus segera dilakukan.

Indra menyebut pihak Setjen DPR menghabiskan anggaran sebesar Rp4,56 miliar untuk proyek waterproofing.

"Bagian dari biro yang menangani tersebut menghabiskan anggaran sebesar 4,56 miliar," kata Indra dalam konferensi pers pada Selasa 17 Mei 2022.

Dia menjelaskan bahwa waterproofing terakhir dilakukan pada 7 tahun lalu di periode DPR sebelumnya.

"Pengecatan atau waterproofing pada Gedung nusantara atau gedung kura-kura yang terakhir pada tahun 2015," jelasnya.

Indra menyebut sejumlah kerusakan sehingga proses waterproofing harus segera dilakukan. Dari gelembung di sejumlah titik hingga retak yang berakibat pada kebocoran.

"Banyak gelembung-gelembung yang muncul di dome Gedung Nusantara dan kemudian berujung pada pengelupasan struktur bangunan," ungkapnya.

Dirinya menerangkan bahwa waterproofing juga dilakukan untuk menyambut sejumlah agenda penting yang melibatkan presiden dan sejumlah kepala parlemen dari berbagai negara.

"Pada 6 Agustus pada akan ada nota APBN yang dilakukan oleh presiden. Tanggal 5-6 Oktober akan ada pertemuan P20 rapat para pimpinan parlemen seluruh dunia ," ujarnya.

Bahan dari dome Gedung Nusantara secara keseluruhan adalah beton sehingga waterproofing ini juga tidak hanya melakukan pelapisan dengan cat namun pembersihan dari jamur dan perbaikan pada sejumlah titik yang retak dan menimbulkan kebocoran.

"Kami akan melakukan sejumlah treatment dan tidak hanya pada pelapisan dengan cat namun juga pembersihan dari gelembung-gelembung yang menempel sehingga berakibat pada kerusakan," tutup Indra.

Baca juga artikel terkait GEDUNG DPR atau tulisan lainnya dari Irfan Amin

tirto.id - Politik
Reporter: Irfan Amin
Penulis: Irfan Amin
Editor: Fahreza Rizky