tirto.id - Kanker kelenjar getah bening atau kanker limfoma, yaitu kanker darah dalam sistem limfatik yang menyebabkan pembesaran kelenjar getah bening.
Sistem limfamik sendiri meliputi kelenjar getah bening, amandel, limpa, kelenjar timus serta sumsum tulang. Kanker getah bening dapat memeengaruhi semua organ diarea limfamik.
Dalam Panduan Penatalaksanaan Limfoma Non-Hodgin yang diberikan Kementerian Kesehatan, dijelaskan bahwa kanker kelenjar getah bening merupakan limfoma jenis non hodgkin (LNH).
Dilansir dari Healthline, apabila terkena Kanker getah bening, biasanya seseorang akan merasakan hal-hal berikut ini:
- Sakit tulang
- Batuk
- Kelelahan
- Limpa yang membesar
- Demam
- Rasa sakit saat minum alkohol
- Gatal-gatal
- Ruam pada lipatan kulit
- Sesak napas
- Kulit gatal
- Sakit perut
- Penurunan berat badan yang tidak bisa dijelaskan
Jika seseorang didiagnosis terkena kanker limfoma, maka pengobatan yang dilakukan adalah radiasi dan atau kemoterapi sebagai yang utama.
Jenis limfoma non-Hodgkin yang agresif dan limfoma Hodgkin lanjut membutuhkan kemoterapi kombinasi.
Dalam kasus penyakit besar, terapi radiasi ke daerah yang terkena dapat dipertimbangkan.
Limfoma Hodgkin yang terlokalisasi diobati dengan terapi radiasi ke area yang terkena.
Karena tingkat penyembuhan penyakit Hodgkin telah membaik, penelitian telah difokuskan pada pengurangan toksisitas dan konsekuensi jangka panjang dari pengobatan, terutama keganasan kedua.
Pengamatan sendiri tanpa pengobatan khusus adalah umum pada pasien limfoma non-Hodgkin asimptomatik dengan histologi indolen. Transplantasi sumsum tulang adalah pilihan bagi beberapa pasien.
Lalu, makanan apa saja yang sebaiknya dikonsumsi dan dihindari oleh penderita kanker getah bening?
Pertimbangan Gizi Hanya sejumlah kecil studi penelitian yang membahas hubungan antara diet dan risiko limfoma.
Faktor-faktor berikut telah diteliti untuk kemungkinan peran dalam mengurangi risiko: mengurangi atau menghindari asupan produk hewani.
Sebuah meta-analisis asupan daging merah dan risiko NHL menyimpulkan bahwa orang yang makan daging merah paling banyak memiliki risiko 10 persen lebih besar bila dibandingkan dengan mereka yang makan paling sedikit.
Risiko ini meningkat menjadi 17 persen pada konsumen yang sering mengonsumsi daging merah olahan, dan meningkat lebih jauh lagi menjadi 20 persen untuk limfoma sel B besar yang menyebar.
Dalam Investigasi Prospektif Eropa ke dalam studi Kanker dan Nutrisi, asupan unggas yang tinggi (dibandingkan dengan yang rendah) dikaitkan dengan risiko 22 persen lebih besar untuk limfoma sel-B.
Penelitian NIH-AARP dan uji skrining kanker Prostat, Paru, Kolorektal, dan Ovarium (PLCO) tidak mendukung peran asupan daging dalam limfoma. Namun, penelitian sebelumnya yang membandingkan individu yang makan daging sapi, babi, atau domba setiap hari menemukan bahwa mereka yang makan makanan ini setiap hari memiliki risiko lebih dari dua kali lipat untuk limfoma non-Hodgkin bila dibandingkan dengan mereka yang makan ini kurang dari sekali per minggu.
Risiko NHL kira-kira 25 persen lebih besar untuk orang yang minum susu paling banyak, dibandingkan dengan mereka yang minum paling sedikit.
Berikut daftar makanan yang sebaiknya dikonsumsi oleh para penderita kanker kelenjar getah bening, sebagaimana dilansir dari laman Pearlpoint Leukimia & Lymphoma Society:
1. Makan dengan porsi sedikit namun sering dalam satu hari
2. Pilihlah makanana yang kaya protein
- Daging tanpa lemak (ayam, ikan, kalkun)
- Telur
- Olahan susu rendah lemak (Susu, Yogurt, Keju)
- Kacang dan mentega kacang
- Kacang polong
- Olahan kedelai
3. Biji-bijian utuh
- Oatmeal
- Roti gandum utuh
- Beras merah
- Pasta gandum utuh
- Sayur dan buah
- Lemak Sehat (minyak zaitun, alpukat, kacang, biji-bijian)
4. Batasi permen dan gula tambahan
5. Cukup makan dan minum
6. Mempraktikkan prosedur keamanan pangan (mencuci tangan, memasak dengan suhu yang tepat, membedakan pisau sayur dan daging)
7. Berkonsultasi dengan tenaga medis sebelum mengkonsumsi vitamin dan suplemen
8. Tidak berlebihan mengkonsumsi alkohol
Penulis: Endah Murniaseh
Editor: Yandri Daniel Damaledo