Menuju konten utama

Maimun Zubair Wafat, PBNU Ajak Warga NU Laksanakan Salat Gaib

Mbah Moen, sapaan akrab KH. Maimoen Zubair meninggal pukul 04.17 pada usia 90 tahun di Kota Makkah, Arab Saudi.

Maimun Zubair Wafat, PBNU Ajak Warga NU Laksanakan Salat Gaib
Presiden Joko Widodo (kanan) menuntun Pimpinan Pondok Pesantren Al-Anwar Sarang Maimoen Zubair (tengah) saat menghadiri acara Sarang Berzikir Untuk Indonesia Maju di Rembang, Jawa Tengah, Jumat (1/2/2019). ANTARA FOTO/Akbar Nugroho Gumay

tirto.id - Mustasyar atau Dewan Penasehat Pengurus Besar Nahdatul Ulama, KH. Maimun Zubair wafat hari ini, Selasa (6/8/2019) di Kota Makkah, Arab Saudi.

Mbah Moen, sapaan akrabnya meninggal pukul 04.17 pada usia 90 tahun.

"Pengurus Besar Nahdatul Ulama menyampaikan Innalillahi wainna ilaihi rojiun. Berduka yang sangat mendalam. Indonesia kehilangan tokoh panutan, pemimpin dan pengayom umat," kata Sekretaris Jenderal PBNU, Helmy Faishal Zaini dalam keterangan pers yang diterima Tirto, Selasa (6/8/2019).

PBNU, kata Helmy meminta umat Islam khususnya warga NU untuk melaksanakan ibadah salat gaib dan mendoakan sesepuh Partai Persatuan Pembangunan (PPP) itu.

"Kepada umat Islam, khususnya warga Nahdatul Ulama, mari bersama-sama melaksanakan salat ghoib dan membacakan surat Al-Fatihah untuk Kiai Maimoen Zubair. Semoga senantiasa ditempatkan di tempat yang paling mulia di sisi Allah SWT," jelasnya.

Menurut Helmy, Kiai Maimun Zubair merupakan sosok yang gigih untuk memperjuangkan nilai-nilai keislaman dan ke-Indonesia-an. Salah satu upaya penting yang dilakukan Mbah Moen adalah menegaskan bahwa kemerdekaan bangsa Indonesia merupakan sebuah anugerah yang diberikan oleh Allah SWT atas perjuangan yang penuh dengan kesungguhan dan menghapuskan penjajahan.

"Semoga jejak keteladanan yang diwariskan oleh Kiai Maimun Zubair bisa kita serap sebagai pelajaran untuk menghadapi tantangan zaman di masa yang akan datang," harap Helmy.

Baca juga artikel terkait KH MAIMOEN ZUBAIR atau tulisan lainnya dari Bayu Septianto

tirto.id - Sosial budaya
Reporter: Bayu Septianto
Penulis: Bayu Septianto
Editor: Nur Hidayah Perwitasari