tirto.id - Seorang warga negara Amerika Serikat (AS) bernama Otto Warmbier akhirnya dilepaskan setelah dipenjara selama 17 bulan di Korea Utara. Warmbier (22) dibebaskan atas dasar kemanusiaan.
"Di bawah keputusan Pengadilan Sentral Korea Utara pada 13 Juni, warga negara Amerika Otto Warmbier yang menjalani hukuman kerja, dikembalikan pada 13 Juni karena alasan kemanusiaan," kata KCNA.
Mahasiswa University of Virginia dari pinggiran kota Cincinnati itu dikabarkan dievakuasi secara medis ke Amerika Serikat pada Rabu (14/6/2017) waktu setempat. Keluarganya mengatakan dia tiba dalam keadaan koma.
Masih berdasarkan kantor berita Korea Utara KCNA, dalam satu kalimat pengiriman, disebutkan bahwa pembebasan Warmbier mengikuti keputusan pengadilan pada Selasa (13/6/2017), dan tidak ada rincian keterangan lainnya.
Pembebasan dilakukan setelah Joseph Yun, utusan khusus Departemen Luar Negeri AS untuk Korea Utara, mengunjungi Pyongyang dan meminta pembebasan Warmbier atas "alasan kemanusiaan," menutup sekumpulan kontak diplomatik rahasia, kata seorang pejabat A.S.
Dikutip dari Antara, Kamis (15/6/2017), orang tua Warmbier, Fred dan Cindy, membenarkan bahwa anak laki-laki mereka sedang dalam penerbangan menuju rumah sakit.
Sebagai informasi, Warmbier ditahan pada Januari 2016 dan dijatuhi hukuman 15 tahun kerja paksa pada Maret tahun lalu karena berusaha mencuri barang dengan slogan propaganda, menurut media Korea Utara.
Menurut laporan Washington Post, Warmbier jatuh sakit akibat keracunan makanan beberapa waktu setelah ditahan pada Maret 2016 dan mengalami koma usai minum pil tidur. Keluarga Warmbier mengatakan, mereka diberitahu oleh pejabat Korea Utara melalui kontak dengan utusan Amerika.
Sementara itu, New York Times mengutip seorang pejabat senior AS, yang mengatakan Washington baru-baru ini menerima laporan intelijen bahwa Warmbier telah berulang kali dipukuli di dalam tahanan.
Pelepasan Warmbier dilakukan saat mantan bintang basket AS Dennis Rodman tiba di Korea Utara pada Selasa, di mana pada kunjungan sebelumnya dia bertemu dengan pemimpin negara itu Kim Jong Un.
Penulis: Yuliana Ratnasari
Editor: Yuliana Ratnasari