Menuju konten utama

Madura United Resmi Banding Atas Sanksi Komdis PSSI

Madura United tidak diterima diberi sanksi menggelar laga tanpa penonton di luar Pulau Madura. Manajemen beralasan, kericuhan bukan dilakukan official tim dan terjadi usai laga.

Madura United Resmi Banding Atas Sanksi Komdis PSSI
Pesepak bola Madura United (MU) Greg Nwokolo melewati hadangan pesepak bola Pusamania Borneo FC (PBFC) Patrich Wanggai dalam lanjutan kompetisi Gojek Traveloka Liga 1 di Stadion Gelora Ratu Pamelingan (SGRP) Pamekasan, Jumat (13/10/2017). ANTARA FOTO/Saiful Bahri

tirto.id - Manajemen Madura United FC akhirnya memutuskan banding atas keputusan Komisi Disiplin (Komdis) PSSI yang menghukum menggelar laga di luar Pulau Madura tanpa penonton. Sanksi Komdis PSSI kepada Madura United terkait dengan kasus pemukulan terhadap wasit Hasan Akrami asal Iran usai Madura United menjamu Pusamania Borneo FC pada 13 Oktober 2017.

Manajer Madura United FC Haruna Soemitro di Pamekasan pada Senin (23/10/2017) menyatakan alasan pengajuan banding karena keputusan Komdis PSSI terlalu berat dan tidak adil. Selain itu, manajemen Madura United menilai, Komisi Disiplin PSSI memberikan hukuman tersendiri kepada terduga pelaku pemukulan.

"Presiden klub memang sempat menyampaikan bahwa menerima keputusan. Tetapi karena sanksi bukan hanya laga usiran dan kejadian pada pertandingan pekan 29 bukanlah kerusuhan suporter, dan tidak mengganggu pertandingan akhirnya diputuskan akan banding," ujar Haruna.

Manajemen Madura United mengajukan lima alasan untuk menolak sanksi KomdiS PSSI sebagaimana tertuang dalam surat Nomor 100/ L1/SK/KD-PSSI/IX/2017 tertanggal 18 Oktober 2017 itu.

"Pertama, bahwa menurut kami kurang tepat dalam menjatuhkan sanksi disiplin kepada klub Madura United FC untuk melakukan pertandingan di tempat netral dengan tanpa penonton adalah tidak mendasar," kata Hanura.

Kejadian pada tanggal 13 Oktober 2017, tidak ada kaitannya dengan penonton dan kejadian tersebut tidak mengganggu pertandingan.

Kedua, pemukulan kepada wasit buan dilakukan ofisial tim, dan atas pelanggaran disiplin tersebut terduga pelaku pemukulan telah diberikan sanksi berupa denda dan larangan masuk ke stadion.

"Alasan, ketiga, bahwa pelanggaran disiplin yang terjadi bukan merupakan kategori kerusuhan suporter, dan tidak berakibat kekacauan dan berhentinya pertandingan," katanya.

Sedangkan alasan keempat, Local Organizing Commette (LOC) telah melaksanakan mekanisme dan prosedur pertandingan sesuai ketentuan yang diatur dalam Manual Liga 1 Gojek Traveloka 2017.

"Kelima, bahwa faktanya dalam pertandingan tersebut, LOC telah melakukan langkah- langkah konkret untuk melindungi serta melakukan evakuasi perangkat pertandingan dari kejadian-kejadian yang membahayakan dengan mengevakuasi dengan mobil rantis kepolisian serta memindahkan penginapan wasit di luar Pulau Madura," katanya, menerangkan.

Laga Madura United vs Borneo FC pada Jumat (13/10/2017) malam WIB, di Stadion Gelora Ratu Pamelingan dengan skor imbang 1-1 itu berbuntut ricuh.

Kericuhan bermula karena para suporter Madura United menilai kepemimpinan wasit asing yang memimpin pertandingan tidak adil. Menurut pihak Madura United, wasit tidak memberikan sanksi ketika pemain Pusamania Borneo FC beberapa kali melakukan pelanggaran di dalam kotak penalti. Akibatnya, usai wasit meniup peluit panjang, seorang penonton masuk ke lapangan dan diduga melakukan kekerasan kepada wasit.

Akibat sanksi ini jadwal pertandingan antara Madura United vs Bhayangkara FC dalam lanjutan GoJek Traveloka Liga 1 terpaksa ditunda pada 8 November, karena panitia pelaksana pertandingan harus mencari stadion di luar Madura.

Baca juga: Jadwal Laga Madura United vs Bhayangkara FC Ditunda 8 November 2017

Baca juga artikel terkait MADURA UNITED

tirto.id - Olahraga
Sumber: nrt
Penulis: Agung DH
Editor: Agung DH