tirto.id - Izhar termasuk salah satu hukum bacaan nun mati (نْ) atau tanwin (ـًـــٍـــٌ) dalam tilawah Al-Quran. Terdapat tiga macam izhar dalam ilmu tajwid, yaitu izhar halqi, izhar wajib, dan izhar syafawi. Cara membaca ketiganya adalah dengan lafal jelas, tanpa dengung atau idgham. Berikut ini pengertian dan contoh izhar dalam ilmu tajwid.
Memahami ilmu tajwid, termasuk hukum bacaan izhar adalah kewajiban setiap muslim. Jika tidak mengerti istilah tajwidnya, setidaknya mampu membaca Al-Quran dengan baik dan benar.
Bagaimanapun juga, Al-Quran adalah kitab suci umat Islam yang harus dibaca dan diamalkan secara rutin. Hal itu tergambar dalam firman Allah SWT pada surah Al-Muzzammil ayat 4 sebagai berikut:
" ... Dan bacalah Alquran itu dengan perlahan-lahan,” (QS. Al-Muzzammil [73]: 4).
Berdasarkan ayat tersebut, para ulama menyimpulkan bahwa hukum belajar ilmu tajwid bagi umat Islam adalah fardu kifayah.
Namun, jika sudah mengetahui ilmu tajwid, mengamalkannya ketika membaca Al-Quran adalah fardu ain atau wajib diaplikasikan, sebagaimana dilansir NU Online.
Di antara bahasan ilmu tajwid adalah hukum bacaan izhar yang harus dipelajari setiap qari atau pembaca Al-Quran. Tulisan ini akan membahas mengenai konsep izhar, mulai dari pengertian, jenis-jenis izhar, hingga contohnya dalam Al-Quran.
Pengertian Izhar dalam Ilmu Tajwid
Dalam bahasa Arab, izhar (إظهار) artinya jelas atau terang. Secara istilah, izhar adalah cara membaca huruf hijaiyah yang dilafalkan dengan jelas tanpa ghunnah atau dengung.
Izhar terjadi ketika huruf nun mati (نْ) atau tanwin (ـًـــٍـــٌ) bertemu dengan huruf-huruf izhar, lafalnya dibaca dengan terang. Misalnya yang tertera dalam surah Al-Kautsar ayat 2:
فَصَلِّ لِرَبِّكَ وَٱنْحَرْ
Bacaan latinnya: "Fa ṣalli lirabbika wan-har"
Artinya: "Maka dirikanlah salat karena Tuhanmu dan berkorbanlah," (QS. Al-Kautsar [108]: 2).
Pada ayat di atas, huruf nun sukun bertemu dengan huruf ح dalam lafal وَٱنْحَرْ (dibaca: Wanhar). Hukum bacaannya adalah izhar yang harus dibaca dengan terang dan jelas.
Seluruh jenis izhar berkaitan dengan nun sukun atau tanwin, kecuali izhar syafawi yang berkaitan dengan hukum mim sukun bertemu dengan huruf-huruf hijaiyah.
Jenis-jenis Izhar dan Contohnya dalam Al-Quran
Secara umum, izhar dalam ilmu tajwid dibagi menjadi tiga, yaitu izhar halqi, izhar wajib, dan izhar syafawi. Berikut ini penjelasan mengenai tiga jenis izhar beserta contohnya dalam Al-Quran.
1. Izhar Halqi
Izhar halqi terjadi ketika huruf nun mati (نْ) atau tanwin (ـًـــٍـــٌ) bertemu dengan huruf-huruf izhar halqi.
Dalam hal ini, huruf-huruf izhar halqi diucapkan jelas melalui tenggorokan, terdiri dari ا (alif ), ھ (Ha), غ (gho), ع ('ain), خ (kho), ح (ha), dan ء (hamzah).
Hukum bacaan izhar halqi dilafalkan dengan terang dan tanpa dengung atau ghunnah. Salah satu contohnya terdapat dalam surah Al-Lahab ayat 2.
مَآ أَغْنَىٰ عَنْهُ مَالُهُۥ وَمَا كَسَبَ
Bacaan latinnya: "Mā agnā ‘an-hu māluhụ wa mā kasab"
Artinya: "Tidaklah berfaedah kepadanya harta bendanya dan apa yang ia usahakan," (QS. Al-Lahab [111]: 2).
Pada ayat di atas, terdapat huruf nun sukun (نْ) bertemu dengan huruf Ha (ھ). Hukum bacaannya adalah izhar halqi yang dilafalkan dengan terang dan jelas.
2. Izhar Wajib
Izhar wajib terjadi ketika huruf nun mati (نْ) atau tanwin (ـًـــٍـــٌ) bertemu dengan huruf-huruf izhar wajib, yakni ﻱ (ya), ﻭ (waw), ﻥ (nun), dan ﻡ (mim) dalam satu kata atau kalimat yang bersambung.
Sebagaimana izhar yang lain, cara membacanya adalah dengan jelas dan tanpa ghunnah. Salah satu contoh izhar wajib terdapat dalam surah Al-Baqarah ayat 204:
وَمِنَ ٱلنَّاسِ مَن يُعْجِبُكَ قَوْلُهُۥ فِى ٱلْحَيَوٰةِ ٱلدُّنْيَا وَيُشْهِدُ ٱللَّهَ عَلَىٰ مَا فِى قَلْبِهِۦ وَهُوَ أَلَدُّ ٱلْخِصَامِ
Bacaan latinnya: "Wa minan-nāsi may yu'jibuka qauluhụ fil-ḥayātid-dun-yā wa yusy-hidullāha 'alā mā fī qalbihī wa huwa aladdul-khiṣām"
Artinya: "Dan di antara manusia ada orang yang ucapannya tentang kehidupan dunia menarik hatimu, dan dipersaksikannya kepada Allah (atas kebenaran) isi hatinya, padahal ia adalah penantang yang paling keras," (QS. Al-Baqarah [2]: 204).
Pada ayat di atas, terdapat huruf nun mati (نْ) bertemu dengan huruf ya (ﻱ) dalam kata ٱلدُّنْيَا (dibaca: Ad-dunya) sehingga dikenal sebagai izhar wajib.
Sebagai catatan, izhar wajib hanya terjadi pada huruf nun atau tanwin bertemu dengan huruf-huruf izhar wajib dalam satu kata.
Jika berada di dalam kata berbeda atau kalimat lainnya (misalnya, dua kata berbeda), hukum bacaannya bukan lagi izhar wajib, bisa jadi ikhfa, idgham, dan sebagainya.
3. Izhar Syafawi
Izhar syafawi terjadi ketika huruf mim sukun ( مْ ) bertemu dengan seluruh huruf hijaiyah, kecuali mim ( م ) dan ba ( ب ).
Di antara hukum bacaan izhar, hanya konsep izhar syafawi yang tidak berhubungan dengan nun sukun atau tanwin. Berkaitan dengan ini, izhar syafawi membahas tentang hukum mim sukun yang bertemu dengan huruf hijaiyah.
Hukum bacaannya dilafalkan dengan jelas, terang, dan tanpa dengung. Salah satu contoh bacaannya terdapat dalam Al-Quran Ar-Ra'd ayat 16 ketika mim sukun ( مْ ) bertemu dengan huruf jim ( ج).
أَمْ جَعَلُوا لِلَّهِ شُرَكَاءَ خَلَقُوا كَخَلْقِهِ فَتَشَابَهَ الْخَلْقُ عَلَيْهِمْ
Bacaan latinnya: "Am ja'aluu lillahi syurakaa a kholaquu kakhalqihi fatasyaabahal kholqu 'alaihim."
Artinya: "Apakah mereka menjadikan beberapa sekutu bagi Allah yang dapat menciptakan seperti ciptaan-Nya sehingga kedua ciptaan itu serupa menurut pandangan mereka?" (QS. Ar-Ra'd [13]: 16).