tirto.id - Pelajaran mendasar dalam ilmu tajwid adalah hukum bacaan mad asli atau mad thabi'i. Karakteristik mad thabi'i ditunjukkan pada ayat dengan harakat fathah diikuti alif, harakat kasrah diiring dengan huruf ya sukun, dan harakat dammah diikuti dengan waw sukun. Lantas, bagaimana cara membacanya?
Secara umum, hukum bacaan tentang mad merupakan bagian dari ilmu tajwid yang mesti dipelajari setiap muslim.
Hukum belajar ilmu tajwid sendiri adalah fardu kifayah. Namun, jika sudah mengetahui ilmu tajwid, mengamalkannya ketika membaca Al-Quran adalah fardu ain atau wajib diaplikasikan, sebagaimana dilansir NU Online.
Hal itu tergambar dalam firman Allah SWT dalam surah Al-Baqarah ayat 121.
"Orang-orang yang telah Kami berikan Al Kitab [termasuk Al-Quran] kepadanya, mereka membacanya dengan bacaan yang sebenarnya, mereka itu beriman kepadanya," (QS. Al-Baqarah [2]: 121).
Pengertian Mad Asli atau Mad Thabi'i dan Hukum Bacaannya
Konsep mad thabi'i merupakan cabang bahasan dari macam-macam mad. Dalam bahasa Arab, mad (المد) artinya memanjangkan. Istilahnya adalah memanjangkan suara ketika mengucapkan huruf-huruf mad.
Secara jelasnya, pembaca Al-Quran memanjangkan bunyi huruf atau bacaannya karena di dalam ayat tersebut terdapat salah satu huruf mad.
Mad thabi'i sendiri adalah mad biasa. Pengertiannya adalah mad yang terjadi apabila ada huruf alif terletak sesudah harakat fathah, huruf ya sukun terletak sesudah harakat kasrah, dan huruf waw mati sesudah harakat dammah, sebagaimana ditulis Marzuki dan Sun Choirul Ummah dalam Dasar-Dasar Ilmu Tajwid (2020).
Hukum bacaan mad thabi'i dilafalkan dengan panjang 2 harakat atau 2 ketukan. Artinya, setiap menemukan ayat yang mengandung mad thabi'i, pembaca Al-Quran atau qari wajib membaca ayat tersebut sesuai kaidah mad thabi'i dengan panjang 2 harakat.
Contoh kata atau huruf yang mengandung mad thabi'i adalah: كتَا بٌ (Bacaan latinnya: Kitaabun) يَقُوْل (Yaquulu) سمِيْعٌ (Samii'un).
Pertama, pada contoh كتَا بٌ (kitaabun), kata ini mengandung hukum bacaan mad thabi'i karena ada huruf alif yang terletak setelah harakat fathah.
Kedua, pada contoh يَقُوْل (yaquulu), kata ini mengandung hukum bacaan mad thabi'i karena ada huruf waw sukun yang terletak setelah harakat dammah.
Ketiga, pada contoh سمِيْعٌ (samii'un), kata ini mengandung hukum bacaan mad thabi'i karena ada huruf ya sukun yang terletak setelah harakat kasrah.
5 Contoh Mad Asli atau Mad Thabi'i dalam Al-Quran
Nyaris setiap ayat Al-Quran mengandung bacaan mad asli atau mad thabi'i. Karena itu, memahami hukum bacaan mad sangat penting bagi setiap muslim.
Contoh-contoh bacaan mad thabi'i juga sangat banyak, di antaranya adalah sebagai berikut.
1. QS. Al-Fatihah Ayat 5
إِيَّاكَ نَعْبُدُ وَإِيَّاكَ نَسْتَعِينُ
Bacaan latinnya: "Iyyāka na’budu wa iyyāka nasta’īn"
Artinya: "Hanya Engkaulah yang kami sembah, dan hanya kepada Engkaulah kami meminta pertolongan," (QS. Al-Fatihah [1]: 5).
2. QS. Al-Baqarah Ayat 3
ٱلَّذِينَ يُؤْمِنُونَ بِٱلْغَيْبِ وَيُقِيمُونَ ٱلصَّلَوٰةَ وَمِمَّا رَزَقْنَٰهُمْ يُنفِقُونَ
Bacaan latinnya: "Allażīna yu`minụna bil-gaibi wa yuqīmụnaṣ-ṣalāta wa mimmā razaqnāhum yunfiqụn"
Artinya: (Yaitu) mereka yang beriman kepada yang ghaib, yang mendirikan shalat, dan menafkahkan sebagian rezeki yang Kami anugerahkan kepada mereka," (QS. Al-Baqarah [2]: 3).
3. QS. Al-Bayyinah Ayat 3
فِيهَا كُتُبٌ قَيِّمَةٌ
Bacaan latinnya: "Fīihā kutubung qayyimah"
Artinya: "Di dalamnya terdapat (isi) Kitab-kitab yang lurus," (QS. Al-Bayyinah [98]: 3).
4. QS. Al-Lahab Ayat 5
فِى جِيدِهَا حَبْلٌ مِّن مَّسَدٍۭ
Bacaan latin: "Fī jīdihā ḥablum mim masad"
Artinya: "Yang di lehernya ada tali dari sabut," (QS. Al-Lahab [111]: 5).
5. QS. Al-Falaq Ayat 1
قُلۡ اَعُوۡذُ بِرَبِّ الۡفَلَقِۙ
Bacaan latinnya: "Qul a'uzuu bi rabbil-falaq"
Artinya: "Katakanlah: 'Aku berlindung kepada Tuhan Yang Menguasai subuh'," (QS. Al-Falaq [113]: 1).