Menuju konten utama

LSI Ungkap 4 Nama Potensial Penantang Jokowi di Pilpres 2019

Lembaga Survei Indonesia (LSI) memprediksi bahwa ada empat nama yang bisa menjadi penantang Joko Widodo di Pilpres 2019.

LSI Ungkap 4 Nama Potensial Penantang Jokowi di Pilpres 2019
Presiden RI Joko Widodo Antara foto/Ismar Patrizki/mes/15.

tirto.id - Lingkaran Survei Indonesia (LSI) Denny JA memprediksi ada empat nama yang berpotensi menjadi penantang Presiden Joko Widodo (Jokowi) pada pemilu 2019. Keempat nama yang dimaksud adalah Prabowo Subianto, Agus Harimurti Yudhoyono (AHY), Anies Baswedan, dan Gatot Nurmantyo.

Prediksi dikeluarkan LSI Denny JA setelah menggelar survei melibatkan 1.200 responden yang dipilih dengan metode multi stage random sampling. Wawancara tatap muka dilakukan terhadap responden di 34 provinsi pada 7-14 Januari 2018, serta memiliki tingkat margin of error kurang lebih 2,9 persen.

Keempat nama di atas muncul berdasarkan klasifikasi popularitas masing-masing tokoh. Peneliti LSI Denny JA Adjie Alfaraby mengungkap, keempat nama yang disebutkan berada pada tiga divisi berbeda.

"Divisi pertama adalah tokoh yang pengenalannya di atas 90 persen itu hanya Prabowo (92,5 persen). Kedua, pengenalan di atas 70-90 persen hanya dua nama AHY dan Anies Baswedan. Ketiga, yang pengenalannya 55-70 persen yaitu Gatot Nurmantyo (56,5 persen)," kata Adjie di Kantor LSI Denny JA, Jakarta Timur, Jumat (2/2/2018).

Selain membuat pengelompokan calon penantang Jokowi, LSI Denny JA juga mengklasifikasikan lima jenis bursa calon wakil presiden potensial di pemilu 2019.

Bursa cawapres potensial disusun berdasarkan latar belakang militer, islam, partai, kepala daerah wilayah strategis, dan profesional.

Pada bursa cawapres potensial dari latar belakang militer, tiga nama terkuat muncul ke permukaan yaitu AHY, Gatot, dan Moeldoko. AHY dikenal 71,2 persen responden, disusul Gatot dengan tingkat pengenalan 56,5 persen dan Moeldoko yang dikenali 18 persen masyarakat.

"Pada latar belakang Islam, isu ini cukup penting kita lihat belakangan ini, ada dua nama potensial yaitu Cak Imin (Muhaimin Iskandar) dan Tuan Guru M. Zainul Majdi selaku Gubernur NTB," ujarnya.

Cak Imin dikenali 32,4 persen responden, sementara Zainul Majdi memiliki tingkat popularitas 13,9 persen.

Pada bursa cawapres potensial dari latar belakang parpol muncul dua nama yakni Airlangga Hartarto dan Budi Gunawan. Airlangga adalah Ketua Umum Golkar, sementara mama Budi Gunawan muncul karena dianggap memiliki kedekatan dengan PDI Perjuangan, meski bukan kader partai itu.

"Airlangga dikenali 25 persen responden dan Budi Gunawan 16 persen," katanya.

Kemudian, baru nama Anies yang menempati daftar cawapres potensial dari latar belakang gubernur provinsi strategis. Anies menjadi satu-satunya penghuni daftar karena gubernur baru di daerah strategis lain (Jawa Barat, Jawa Tengah, dan Jawa Timur) belum terpilih.

Terakhir, empat nama muncul sebagai cawapres potensial yang berlatarbelakang profesional. Mereka adalah Susi Pudjiastuti, Sri Mulyani, Chairul Tanjung, dan Aksa Mahmud.

Susi memiliki tingkat popularitas 60,6 persen, disusul Sri Mulyani dengan 58,3 persen, CT yang dikenali 35,2 persen responden, dan Aksa diketahui 6,3 persen masyarakat.

Baca juga artikel terkait PILPRES 2019 atau tulisan lainnya dari Lalu Rahadian

tirto.id - Politik
Reporter: Lalu Rahadian
Penulis: Lalu Rahadian
Editor: Yandri Daniel Damaledo