tirto.id -
Berdasarkan penelitian dari Lingkaran Survei Indonesia (LSI) Denny JA, Ardian Sopa mengatakan terdapat tiga partai Islam yang terancam tidak lolos Parliamentary Threshold (PT) atau ambang batas parlemen sebesar 4%.
Kata Ardian, tiga Partai Islam tersebut adalah Partai Persatuan Pembangunan (PPP), Partai Keadilan Sejahtera (PKS), dan Partai Amanat Nasional (PAN).
"Kalau untuk PKS, PPP, dan PAN memang masih harus berjuang untuk lolos, tapi untuk melihat dari sejarah, mereka punya pengalaman di pemilu sebelumnya," ujar Ardian saat di Kantor LSI, Rawamangun, Jakarta Selatan, Selasa (8/1/2019).
Menurut survei yang dilakukan LSI selama lima bulan di tahun 2019, terlihat elektabilitas PPP di bulan Agustus sebesar 3,2 persen, September 3,0 persen, Oktober 2,9 persen, November 3,4 persen, dan Desember 3,0 persen.
Kemudian PKS, pada Agustus 3,9 persen September 4,1 persen Oktober 2,6 persen November 2,9 persen dan Desember 3,3 persen. Sementara PAN pada bulan Agustus 1,4 persen September 1,5 persen Oktober 1,9 persen November 1,6 persen dan Desember 1,8 persen.
Ardian menambahkan, tiga partai tersebut berbanding terbalik dengan Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) yang juga berlatar belakang Islam. Karena partai yang digawangi oleh Muhaimin Iskandar dapat memperoleh elektabilitas pada bulan Agustus sebesar 6,7 persen September 5,4 persen Oktober 6,3 persen November 6,2 persen dan Desember 6,9 persen.
Ardian menilai, salah satu alasan jebloknya elektabilitas tiga partai Islam itu karena tidak memiliki figur yang kuat dan bisa menarik para pemilih.
Meskipun tiga partai Islam tersebut memiliki ketua umum. Seperti Sohibul Iman di PKS, Romahurmuziy di PPP, dan Zulkifli Hasan di PAN. Namun, tingkat kepopulerannya masih di bawah 50 persen. Selain faktor figur, pemilih juga memilih Parpol karena adanya program yang disukai publik.
"Ketika figur dan program tidak ada, ya masyarakat kehilangan alasan untuk memilih partai ini. Soal kekuatan Amien Rais di PAN juga seiring perjalanan waktu, pamornya sudah mulai turun. Berbeda saat di PAN awal-awal terbentuk," ucapnya.
Diketahui setiap bulannya, mereka membuat survei nasional menggunakan 1.200 responden di 34 provinsi di Indonesia dengan menggunakan metode multistage random sampling (pengambilan sampel secara acak bertingkat) dengan margin of errorplus minus 2,9 persen.
Baca juga artikel terkait PEMILU 2019 atau tulisan lainnya dari Riyan Setiawan
tirto.id - Politik
Reporter: Riyan Setiawan
Penulis: Riyan Setiawan
Editor: Nur Hidayah Perwitasari
Penulis: Riyan Setiawan
Editor: Nur Hidayah Perwitasari