Menuju konten utama

LSI: Mereka yang Menilai Ahok Menista Agama Berkurang

Terjadi penurunan dari 65,70 persen menjadi 53,3 persen, atau turun sebanyak 12,40 persen yang mengatakan Ahok menistakan Agama.

LSI: Mereka yang Menilai Ahok Menista Agama Berkurang
Ahok menyapa pendukungnya di Rumah Lembang, Jakarta, Rabu (18/1). Tirto.ID/Naomi Pardede

tirto.id - Peneliti Lingkaran Survei Indonesia (LSI) Adjie Alfaraby menyatakan kepuasan warga Jakarta terhadap kinerja Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) dan Wakil Gubernur Djarot Saiful Hidayat menunjukan angka 73,5 persen.

Angka tersebut lebih tinggi dibandingkan gubernur sebelumnya Fauzi Bowo atau Foke yang hanya di angka 53 persen. Menurut dia, biasanya, petahana yang angka kepuasan warganya berada di atas 70 persen, akan terpilih kembali menjadi gubernur. Namun, kata dia, hal tersebut tak berarti separalel dengan elektabilitas.

Menurut survei LSI, elektabilitas Ahok-Djarot hanya 40.5 persen. Selisih jauh dengan rival politiknya Anies Rasyid Baswedan-Sandiaga Uno yang mencapai 49.7 persen. Artinya, Anies-Sandiaga hanya membutuhkan kurang lebih dari 1 persen untuk bisa memenangkan pertandingan di Pilkada DKI Jakarta putaran kedua.

Perbedaan antara kinerja dengan elektabilitas, menurut Adjie dipengaruhi berbagai hal, seperti karakter pribadi masing-masing kandidat, faktor primordial terkait isu penistaan agama, dan berbagai faktor lainnya.

“Anies-Sandiaga berani masuk ke golongan muslim, bertemu Rizieq Shihab dan tokoh ulama lainnya, sehingga membuat suara muslim masuk ke Anies, “ ujar adjie di Rawamangun, Selasa (7/3/2017).

Namun demikian, Adjie menambahkan, warga yang menilai Ahok penista agama agak sedikit berkurang. Dibandingkan dengan penelitian sebelumnya, pada November 2016, sebanyak 65,70 persen menganggap Ahok menista agama, 13,50 persen menganggap bukan penistaan agama. dan 20,80 persen menjawab tidak tahu atau tidak menjawab.

Sementara survei terbaru pada Februari 2017, sebanyak 53,3 persen mengatakan Ahok menista agama, 29,97 persen tidak dan 16,73 tidak menjawab atau tidak tahu. Dari data tersebut berarti, terjadi penurunan dari 65,70 persen menjadi 53,3 persen, atau turun sebanyak 12,40 persen.

Dari jumlah muslim yang percaya bahwa Ahok tidak menista agama, menurut Adjie, adalah mereka yang mendukung kuat Ahok-Djarot. Sementara Muslim yang mengatakan bahwa Ahok melakukan penistaan agama diprediksikan 7,70 persen dari mereka akan memilih Ahok-Djarot, 86,40 persen dari mereka akan memilih Anies-Sandiaga dan 5,90 persen tidak tahu atau tidak menjawab.

Sedangkan bagi muslim yang tidak percaya bahwa Ahok melakukan penistaan agama diprediksikan 81,70 persen dari mereka akan memilih Ahok-Djarot, dan hanya 15,90 persen yang memilih Anies-Sandiaga, dan 2,40 persen tidak menjawab atau tidak tahu.

Adjie mengatakan bahwa Ahok- Djarot juga akan diuntungkan jika sidang penistaan agama yang dilakukan secara terus menerus bisa membuktikan jika Ahok-Djarot tidak melakukan penistaan agama.

“Artinya bahwa inikan persepsi sudah terbangun bahwa Ahok menista agama, mereka harus mengintensifkan bahwa Ahok-Djarot tidak menista agama,” tambah dia.

Oleh karena itu, Adjie mengatakan Ahok akan berpeluang menang jika pihaknya semakin banyak menarik simpati pemilih Muslim terutama dari Nahdlatul Ulama (NU). Kedua, jika semakin sedikit Muslim yang menganggap Ahok menista agama. Ketiga, jika semakin banyak pemilih yang memilih karena kinerjanya, dan terakhir, jika Ahok-Djarot semakin bisa menarik suara dari pendukung Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) –Silvyana Murni.

Baca juga artikel terkait AHOK-DJAROT atau tulisan lainnya dari Chusnul Chotimah

tirto.id - Politik
Reporter: Chusnul Chotimah
Penulis: Chusnul Chotimah
Editor: Alexander Haryanto