Menuju konten utama

LPG 3 Kg Langka, Pertamina Klaim Stok Aman & Penyaluran Normal

Pertamina Patra Niaga memastikan pasokan gas elpiji 3 kg dalam kondisi aman. Pemantauan juga dilakukan di lebih dari 50 ribu pangkalan resmi.

LPG 3 Kg Langka, Pertamina Klaim Stok Aman & Penyaluran Normal
Pekerja memindahkan tabung LPG 3 kilogram di salah satu agen LPG kawasan Duren Tiga, Jakarta, Rabu (21/6/2023). ANTARA FOTO/Aprillio Akbar/hp.

tirto.id - Gas elpiji 3 kg saat ini menjadi barang langka di sejumlah daerah. Yaitu di Magetan, Banyuwangi, Pulau Sumatera, Kalimantan dan Sulawesi.

Terkait kelangkaan tersebut, Pertamina Patra Niaga memastikan pasokan LPG 3 kg dalam kondisi aman dan sesuai kuota. Corporate Secretary Pertamina Patra Niaga, Irto Ginting menuturkan, untuk memenuhi kebutuhan masyarakat, pemantauan penyaluran LPG terus dilakukan oleh pihaknya.

"Pemantauan dilakukan di lebih dari 50 ribu pangkalan resmi yang tersebar di seluruh Indonesia," kata Irto dikutip dari Antara, Selasa (25/7/2023).

Dia juga mengklaim berdasarkan pemantauan di lapangan, saat ini stok maupun penyaluran LPG bersubsidi dalam kondisi aman sehingga masyarakat tidak perlu khawatir. Selain melakukan pemantauan di level agen dan pangkalan resmi, pihaknya juga bekerja sama dengan pemerintah daerah untuk memastikan ketersediaan pasokan serta penyaluran gas elpiji tepat sasaran.

"Beberapa upaya kami lakukan diantaranya mengadakan operasi pasar di beberapa wilayah di Jawa serta menyiapkan tambahan pasokan di wilayah Kalimantan dan Sumatera Utara," ungkap Irto.

Sementara itu, dia menuturkan sejak 1 Maret 2023, pihaknya melakukan pendataan pengguna LPG bersubsidi di pangkalan resmi. Hal itu untuk mendorong penyaluran LPG 3 kg bersubsidi yang lebih tepat sasaran kepada masyarakat.

“Saat ini Pertamina fokus ke pencocokan data yang dilakukan di 411 kota/kabupaten di seluruh Jawa, Bali, dan sebagian Sumatera, Kalimantan, dan Sulawesi. Kami terus melakukan monitoring di lapangan jika terdapat kendala terkait proses pendataan,” jelasnya.

Dia juga mengimbau agar masyarakat menggunakan LPG sesuai dengan peruntukannya. Adapun LPG 3 kg merupakan produk subsidi yang ditujukan khusus masyarakat yang kurang mampu.

Berdasarkan Surat Edaran Dirjen Migas Nomor B-246/MG.05/DJM/2022, kelompok usaha restoran, peternakan, hotel, pertanian (di luar ketentuan Peraturan Presiden 38/2019 yang belum dikonversi), pertanian tembakau, jasa las, batik, dan binatu tidak diperbolehkan menggunakan LPG subsidi 3 kilogram.

“Pertamina juga menyediakan produk LPG nonsubsidi Bright Gas 5,5 kg dan 12 kg, yang tersedia di outlet minimarket, Bright Store, maupun layanan pesan antar Pertamina Delivery Service dengan menghubungi 135,” jelasnya.

Jokowi Minta Erick Atasi Kelangkaan Elpiji 3 Kg

Presiden Joko Widodo (Jokowi) mendapatkan aduan adanya kelangkaan elpiji 3 kg. Jokowi pun langsung menugaskan Menteri BUMN Erick Thohir untuk menangani kelangkaan gas di pasaran. Hal itu disampaikan Jokowi usai meninjau harga pangan di Pasar Bululawang, Kabupaten Malang, Jawa Timur, Senin, (24/7/2023).

"Mengenai kelangkaan biar Pak Menteri BUMN yang jawab karena menyangkut Pertamina di bawah beliau,” kata Jokowi dikutip dari Antara.

Sementara itu, Jokowi menegaskan elpiji 3 kg menjadi komoditas yang diperebutkan sehingga dapat menimbulkan kelangkaan. Tidak hanya itu, dia juga mengingatkan gas melon diperuntukkan khusus masyarakat tidak mampu.

“LPG itu terutama yang bersubsidi ini memang diperebutkan di lapangan, dan itu hanya untuk yang kurang mampu. Itu yang harus digarisbawahi,” ungkapnya.

Baca juga artikel terkait SUBSIDI GAS ELPIJI 3 KG

tirto.id - Ekonomi
Sumber: Antara
Editor: Intan Umbari Prihatin