Menuju konten utama

LPEM FEB UI Ungkap Tokopedia Percepat Pemerataan Ekonomi Indonesia

LPEM FEB UI mengungkapkan hasil riset tentang Tokopedia yang meningkatkan perekonomian Indonesia lewat kolaborasi antara para penjual, pembeli dan mitra bisnis.

LPEM FEB UI Ungkap Tokopedia Percepat Pemerataan Ekonomi Indonesia
Laras Anggraini, Pendiri Smitten by Pattern berbincang serta berbagi pengalamannya sebagai salah satu penjual aktif Tokopedia pada acara diskusi publik bertajuk ‘Dampak Tokopedia terhadap Perekonomian Indonesia. foto/rilis tokopedia

tirto.id - Lembaga Penyelidikan Ekonomi dan Masyarakat Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia (LPEM FEB UI) mengungkapkan bahwa, pada 2019 Tokopedia telah memberikan pengaruh besar untuk perekonomian Indonesia.

Terutama melalui kolaborasi yang selama ini terjadi antara para penjual, pembeli dan para mitra bisnis Tokopedia.

Hasil riset tersebut diumumkan dalam diskusi publik bertajuk ‘Dampak Tokopedia terhadap Perekonomian Indonesia’ pada Kamis (10/10/2019) di Djakarta Theater, yang dibuka oleh Menteri Keuangan RI, Sri Mulyani Indrawati dan turut diisi oleh sederet panelis, antara lain Ekonom Senior & Menteri Keuangan 2013-2014 RI, Chatib Basri, CEO & Co-Founder Tokopedia, William Tanuwijaya dan Wakil Direktur LPEM FEB UI, Kiki Verico.

Tokopedia Jadikan Harga 21% Lebih Murah dan Bantu Tingkatkan Penjualan 22%

Saat ini, sudah ada 90 juta pengguna aktif yang mengunjungi Tokopedia setiap bulannya, artinya 1 dari 3 masyarakat Indonesia sudah mengakses Tokopedia.

Wakil Direktur LPEM FEB UI, Kiki Verico, dalam rilis yang diterima Tirto menjelaskan, “Dari hasil riset kami, populasi pengguna Tokopedia menyatakan bahwa Tokopedia membuat harga 21% lebih murah. Tidak hanya itu, Tokopedia juga membuat 79% pembeli menjadi lebih paham tentang produk investasi digital.”

Kiki di sisi lain mengatakan bahwa populasi penjual di Tokopedia berkembang pesat. Pada 2018, tercatat sebanyak 5 juta pengguna yang berperan sebagai penjual.

Kemudian pada 2019, populasi penjual naik menjadi 6,4 juta. Para penjual di Tokopedia sebesar 86,55% merupakan pedagang baru dan 94% termasuk dalam kategori ultra mikro (penjualan dengan omzet di bawah Rp100 juta per tahun).

“Dari sisi pemberdayaan ekonomi, Tokopedia juga terbukti mampu meningkatkan penjualan hingga 22%. Beberapa daerah di luar Jawa, kenaikannya bahkan sangat signifikan. Gorontalo misalnya mencapai 55,09%, Jambi 41,88%, Sulawesi Utara 36,67%, Kalimantan Timur 35,71%, Lampung 34,27%,” tambahnya.

Transaksi pun terjadi lintas wilayah Indonesia. Hampir 90% transaksi yang terjadi di kawasan Indonesia Timur, berasal dari Barat (56%) dan Tengah (33%). Sedangkan transaksi yang terjadi di Indonesia Tengah, berasal dari Barat (54%) dan Timur (11%).

Riset LPEM FEB UI juga menyebutkan bahwa Tokopedia membuat para pengusaha mikro, kecil, dan menengah yang berada di daerah bisa membeli bahan baku produksi dengan harga lebih murah.

Para ‘konsumen produktif’ itu sebagian besar berada di luar Pulau Jawa. Antara lain di Bengkulu (54,5%), Sulawesi Tenggara (53,85%), Gorontalo (46,15%), Nusa Tenggara Barat (46,15%), dan Maluku (45,45%).

Diprediksi Berkontribusi 1,5% Perekonomian Indonesia di 2019

Selama 2018 lalu, GMV Tokopedia telah berhasil menembus angka Rp73 triliun. Nilai ini diperkirakan naik menjadi Rp222 triliun pada 2019 atau setara dengan 1,5% perekonomian Indonesia. Untuk dampak langsung terhadap perekonomian Indonesia di tahun 2018, Tokopedia telah berkontribusi sebesar Rp58 triliun, yang diprediksi akan meningkat menjadi Rp170 triliun di 2019 menurut riset LPEM FEB UI.

Kontribusi ekonomi langsung dari Tokopedia ini tidak hanya terjadi di pulau Jawa, namun juga turut berkontribusi besar dalam menggerakan perekonomian daerah, seperti halnya di Sulawesi Utara Rp160 miliar, Aceh Rp262 miliar, Kalimantan Timur Rp933 miliar, Sumatera Utara Rp2,79 triliun, dan Bali Rp822 miliar.

Selain dampak langsung terhadap perekonomian Indonesia, hasil riset dari LPEM FEB UI ini juga menemukan bahwa Tokopedia juga turut menambah total pendapatan rumah tangga sebesar Rp19,02 triliun, yang setara dengan peningkatan pendapatan sebesar Rp441 ribu untuk setiap angkatan kerja Indonesia.

2019, Penjual Aktif Tokopedia Bisa Ciptakan 1.136 Juta Lapangan Kerja Merata

Pengaruh Tokopedia terhadap perekonomian Indonesia tak lepas dari jumlah lapangan kerja yang berhasil diciptakan.

Menurut riset LPEM FEB UI, selama 2018, Tokopedia telah berhasil menciptakan 857 ribu lapangan kerja baru, dari penjual aktif Tokopedia yang berada Aceh sampai Papua.

Jumlah ini setara dengan 10,3% dari total lapangan pekerjaan baru untuk Indonesia pada tahun 2018. Sebanyak 309 ribu di antaranya bahkan menjadikan Tokopedia sebagai sumber penghasilan utama.

Persebaran lapangan kerja tersebut antara lain di DKI Jakarta (207.117 lapangan kerja), Jawa Barat (172.348 lapangan kerja), Jawa Timur (112.488 lapangan kerja), Sumatera Utara (21.746 lapangan kerja), Bali (25.699 lapangan kerja), Sulawesi Selatan (7.194 lapangan kerja), dan Nusa Tenggara Barat (3.001 lapangan kerja). Jumlah lapangan pekerjaan yang tercipta berkat kehadiran Tokopedia diprediksi akan meningkat jadi 1.136 juta pekerjaan pada 2019 ini.

Co-Founder dan CEO Tokopedia, William Tanuwijaya mengatakan, "Sejak awal Tokopedia berdiri, kami memang berkomitmen untuk dapat memudahkan masyarakat dalam memulai dan menciptakan lebih dengan pemanfaatan teknologi. Menginjak usia yang ke-10 ini, kami terus bertransformasi menjadi sebuah Super Ecosystem, yang menjembatani semua pihak dalam misi sejalan untuk maju dan tumbuh bersama serta mengakselerasi pemerataan ekonomi digital di Indonesia.”

“Indonesia, dengan lebih dari 17 ribu pulau, akan terus menjadi fokus utama dari Tokopedia. Bagi kami, Makassar lebih penting daripada Manila, Sukanagara lebih penting dibandingkan Singapura, maka Tokopedia sebagai perusahaan teknologi Indonesia akan terus berkomitmen menjadi lebih relevan dan bermanfaat untuk Indonesia,” tutup William.

Baca juga artikel terkait EKONOMI DIGITAL INDONESIA

tirto.id - Sosial budaya
Sumber: pers rilis
Penulis: Yandri Daniel Damaledo
Editor: Maya Saputri