Menuju konten utama

Lokasi, Fakta Unik Hotel Ambarrukmo Tempat Nikahan Kaesang Erina

Pendopo Agung Kedaton Ambarrukmo terletak di Hotel Royal Ambarrukmo Yogyakarta yang merupakan salah satu dari empat Hotel Heritage di Indonesia.

Lokasi, Fakta Unik Hotel Ambarrukmo Tempat Nikahan Kaesang Erina
Pendopo Agung Kedaton Ambarrukmo. foto/https://www.royalambarrukmo.com/history

tirto.id - Putra bungsu Presiden Joko Widodo akan melangsungkan pernikahan dengan pasangannya yaitu Erina S. Gudono.

Rencananya, pernikahan tersebut akan dilaksanakan pada 10 Desember 2022 di Pura Mangkunegaran Solo, dan resepsi pernikahannya akan dilaksanakan di Pendopo Agung Kedaton Ambarrukmo Yogyakarta.

Pendopo Agung Kedaton Ambarrukmo terletak di Hotel Royal Ambarrukmo Yogyakarta yang merupakan salah satu dari empat Hotel Heritage di Indonesia yang tetap mempertahankan nilai sejarah.

Dilansir dari Antara, empat Hotel Heritage di Indonesia tersebut adalah Hotel Indonesia di Jakarta, Hotel Sanur di Bali, Hotel Samudera di Jawa Barat, dan Hotel Ambarrukmo di Yogyakarta.

Hotel ini merupakan bangunan dari pampasan perang dan didirikan atas kesepakatan antara Sri Sultan Hamengku Buwono IX dan Presiden Soekarno. Hotel ini sempat lama tidak beroperasi dan mulai beroperasi kembali di bawah manajemen Hotel Santika Grup dan Kompas-Gramedia dengan nama baru yaitu Hotel Royal Ambarrukmo.

Hotel ini mengalami renovasi namun tetap mempertahankan eksterior dan benda-benda peninggalan sejarah di dalamnya seperti patung-patung dan relief-relief. Pada bagian interior telah diubah dan disesuaikan dengan interior modern khas hotel bintang lima.

Hotel yang terletak di Sleman ini merupakan hotel bintang lima yang memiliki sekitar 247 kamar akomodasi yang mewah dengan campuran unsur-unsur sejarah dan tradisional serta unsur modern.

Dilansir dari laman Royal Ambarrukmo, Kedaton Ambarrukmo terdiri dari tujuh wilayah yaitu Pendopo Agung, Ndalem Ageng, Bale Kambang, Gandhok, Pacaosan, dan Alun-Alun.

Pendopo Agung sendiri merupakan bangunan semi-outdoor yang melambangkan keterbukaan Sultan kepada rakyatnya. Sejak dibangun pada tahun 1857 oleh Sultan Hamengku Buwono VI, bangunan ini tidak berubah bentuk yaitu bentuk khas joglo dengan ukuran 32 x 32.4 meter menghadap ke selatan.

Atap dari pendopo ditopang oleh 36 tiang atau pilar yang terbagi menjadi tiga jenis, yaitu 4 Saka Guru, 12 Saka Penanggap, dan 20 saka Penitih. Tiang-tiang tersebut dihiasi ukiran-ukiran Wajikan, Saton, Tlacapan, Mirong, dan Praba yang diukir pada Umpak atau pondasi batu.

Sementara itu, di bagian utara dari Ambarrukmo terdapat bangunan kecil berlantai dua bernama Bale Kambang yang berdiri ditengah-tengah sebuah kolam. Air dari kolam tersebut diambil dari aliran Sungai Tambak Bayan yang sebelumnya disaring secara alami terlebih dahulu.

Dalam lobi hotel ini juga terdapat ukiran atau relief Untung Rugi di Lereng Merapi yang dibuat pada batuan Andesit dan semen berukuran 700 x 1.500 cm oleh Harijadi Sumadidjaja.

Terdapat pula sebuah puisi pendek yang tertulis di bagian bawah kiri ukiran tersebut yang berbunyi:

“Meskipun sekeras batu, lunak juga terbawa nyata. Arus revolusi jang menjala, menuju bahagia.

Dipersembahkan kepada: Bung Karno seniman adiluhung jang menjediakan lapangan luas. Lebar bagi seniman pedjoeang untuk mentjurahkan bhaktinja.”

Baca juga artikel terkait LIFESTYLE atau tulisan lainnya dari Muhammad Iqbal Iskandar

tirto.id - Gaya hidup
Kontributor: Muhammad Iqbal Iskandar
Penulis: Muhammad Iqbal Iskandar
Editor: Nur Hidayah Perwitasari