tirto.id - Film Kartini: Princess of Java adalah sebuah film perjuangan bergenre drama historikal yang menceritakan tentang kisah pahlawan wanita Indonesia bernama Kartini.
Film ini cocok ditonton menjelang Hari Kemerdekaan Republik 17 Agustus, untuk mengenang jasa para pahlawan, dan sebagai bukti nasionalisme.
Kartini merupakan salah satu tokoh yang berperan dalam memperjuangkan emansipasi wanita Indonesia.
Kartini: Princess of Java bisa disaksikan secara online melalui platform streaming, seperti Vidio. Film yang disutradarai oleh Hanung Bramantyo ini tayang pertama kali pada 19 April 2017.
Pemeran dalam film ini antara lain Dian Sastrowardoyo, Deddy Sutomo, Christine Hakim, Acha Septriasa, Ayushita, Reza Rahadian, dan Adinia Wirasti.
Sinopsis Film Kartini: Princess of Java
Kartini: Princess of Java menceritakan tentang Raden Ajeng Kartini (Dian Sastrowardoyo) yang tumbuh dengan melihat langsung ibunya yang bernama Ngasirah (Christine Hakim) menjadi orang terbuang di rumahnya sendiri.
Hal ini terjadi dikarenakan tidak memiliki darah ningrat dan menjadi seorang pembantu. Sang ayah bernama Raden Sosroningrat (Deddy Sutomo) yang sangat mencintai Kartini tidak berdaya melawan tradisi yang sudah turun temurun.
Pada awal 1900-an, ketika Indonesia masih menjadi koloni Belanda, perempuan tidak diizinkan untuk mengenyam pendidikan tinggi.
Sepanjang perjalanan hidupnya, Kartini berjuang untuk menyetarakan hak bagi semua orang baik ningrat ataupun bukan, terutama hak pendidikan untuk perempuan.
Bersama kedua saudarinya yang bernama Roekmini (Acha Septriasa) dan Kardinah (Ayushita), Kartini berjuang mendirikan sekolah untuk kaum miskin dan menciptakan lapangan pekerjaan bagi semua masyarakat Jepara.
Kisah Hidup dan Perjuangan R.A Kartini
R.A Kartini dilahirkan di Rembang, kini termasuk wilayah Jawa Tengah, pada 21 April 1879 dari keluarga bangsawan Jawa.
Tanggal lahir Kartini inilah, yakni 21 April, yang kemudian rutin diperingati sebagai Hari Kartini setiap tahunnya. Kartini merupakan putri dari Raden Mas Adipati Ario Sosroningrat yang nantinya diangkat sebagai Bupati Jepara tidak lama setelah Kartini dilahirkan.
Sang ibunda bernama M.A. Ngasirah yang merupakan putri dari seorang tokoh agama yakni K.H. Madirono dan istrinya, Nyai Haji Siti Aminah.
Pada 1903 ia menikah dengan Bupati Rembang yakni K.R.M. Adipati Ario Singgih Djojo Adhiningrat yang pernah memiliki 3 istri. Demi menghormati kedua orang tuanya, Kartini akhirnya menerima perjodohan tersebut. Ternyata, suami Kartini adalah orang baik.
Sang bupati mendukung penuh perjuangan Kartini yang ingin mengangkat derajat kaum perempuan pribumi. Kartini diberi kebebasan untuk melakukan niatnya itu, termasuk dengan mendirikan sekolah wanita di kompleks kantor bupati.
Kartini sebenarnya sudah berencana melanjutkan pendidikan untuk menjadi guru di Betawi atau Batavia (Jakarta), terlebih ia sudah mendapatkan beasiswa. Namun, keinginan tersebut pupus karena Kartini pada akhirnya harus menikah.
Kartini melahirkan putra pertama sekaligus anak satu-satunya yang diberi nama Soesalit Djojoadhiningrat pada 13 September 1904.
Nantinya, Soesalit mengabdikan hidupnya sebagai prajurit angkatan perang RI dan turut berjuang dalam perang mempertahankan kemerdekaan pada 1945 hingga 1949, serta menjadi staf TNI Angkatan Darat/Kementerian Pertahanan.
Empat hari usai melahirkan Soesalit Djojoadhiningrat, tepatnya pada 17 September 1904, Kartini meninggal dunia dalam usia 25 tahun dan dimakamkan di Rembang.
Penyebab kematian Kartini masih belum diketahui. Kartini terkesan meninggal mendadak karena selama masa kehamilan hingga melahirkan kondisi kesehatannya baik-baik saja.
Pada 1912, didirikan Sekolah Kartini khusus untuk kaum perempuan di Semarang, kemudian menyusul pula di Surabaya, Yogyakarta, Malang, Madiun, Cirebon, dan daerah-daerah lainnya. Sekolah Kartini berada di bawah naungan Yayasan Kartini yang didirikan oleh Conrad Theodore van Deventer, seorang tokoh Politik Etis, dan keluarganya.
Presiden RI pertama, Ir. Sukarno, mengeluarkan Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 108 Tahun 1964, tanggal 2 Mei 1964, yang menetapkan Kartini sebagai Pahlawan Kemerdekaan Nasional atau Pahlawan Nasional.
Dalam kesempatan yang sama, Presiden Sukarno juga memberikan keputusan bahwa hari lahir Kartini, tanggal 21 April, diperingati setiap tahunnya sebagai hari besar yang kemudian dikenal sebagai Hari Kartini.
Link Nonton Film Kartini: Princess of Java
Film Kartini: Princess of Java bisa disaksikan di platform streaming Vidio, melalui link berikut ini: LINK NONTON FILM Kartini: Princess of Java
Trailer Film Kartini: Princess of Java
Editor: Yantina Debora