tirto.id - Bandar Udara Komodo di Labuan Bajo Nusa Tenggara Timur akan dikembangkan menjadi bandara bertaraf internasional.
Pengerjaan proyek pengembangan Bandara Komodo akan memakai skema kerja sama pemerintah dengan badan usaha (KPBU).
Direktur Jenderal Perhubungan Udara, Kementerian Perhubungan (Kemenhub), Polana B Pramesti, menjelaskan pengembangan Bandara Komodo perlu biaya non-APBN.
"[Nilainya] Itu Rp1,5 triliun," jelas dia di Ruang Majapahit Gedung Karsa, Kementerian Perhubungan, Jumat (5/4/2019).
Saat ini, proyek pengembangan Bandara Komodo sedang dilelang oleh pemerintah. Menurut Polana, ada ada lima konsorsium yang tertarik untuk menggarap proyek tersebut.
"Jadi, ada lima konsorsium. Ada [konsorsium] PT AP I [Angkasa Pura I], dan [Konsorsium] AP II [Angkasa Pura II]," kata Polana.
"Kemudian [konsorsium] grupnya Bandara Internasional Changi, kemudian [konsorsium] grupnya Muhibah asal Malaysia, kemudian ada dari Prancis," kata dia.
Kemenhub menargetkan, pada April 2019, proyek ini sudah memiliki penjamin dana untuk memulai pengembangan bandara agar naik kelas ke level internasional.
"Targetnya April sudah mulai launching," ujar Polana.
Penulis: Selfie Miftahul Jannah
Editor: Addi M Idhom