tirto.id - Perusahaan Listrik Negara (PLN) telah membuat persiapan jelang hari raya Natal 2017 dan Tahun Baru 2018. Menurut General Manager PLN Distribusi Jakarta Raya, M. Ikhsan Asaad, penyedia listrik negara tersebut menyiapkan 32.000 megawatt (MW) pasokan listrik untuk menyambut liburan akhir dan awal tahun itu.
Ikhsan menuturkan bahwa jumlah tersebut mencukupi karena penggunaan listrik pada saat hari libur cenderung lebih sedikit. Menurutnya, kebanyakan orang yang menghabiskan pasokan listrik adalah para pengusaha. Ketika musim liburan dan mereka pergi ke berbagai tempat, perkantoran sepi, dan listrik minim terpakai.
Di Jakarta yang daerahnya bisa dikatakan padat, ada sekitar 5.200 MW listrik yang sekiranya digunakan tiap hari. Bila listrik itu tidak mencukupi, dari daerah Jawa seperti Jawa Timur, aliran listrik biasanya akan diperbantukan ke Jakarta.
"Profil beban Jakarta itu misal jam 11 malam malah sudah turun. Nanti subuh naik lagi, jam 1 siang naik lagi, sampai jam 2 siang peak-nya," jelas Ikhsan, Selasa (19/12/2017).
Pada Natal nanti, Jakarta juga diprediksi mengalami peningkatan konsumsi listrik sekitar 6-10 persen. Jumlah tersebut dirasa tidak terlalu besar dan masih bisa diatur. Ikhsan sudah memprediksi bahwa setiap tahunnya ada kenaikan permintaan konsumsi listrik sebesar 3 persen. Namun, hal itu bisa ditangkal dengan penambahan jaringan dan pembangkit induk.
Sementara itiu, untuk Tahun Baru pada 1 Januari 2018 mendatang, Ikhsan menilai penggunaan listrik akan turun drastis hingga 40 persen.
Selain itu, untuk pengamanan Natal dan tahun baru, Ikhsan menegaskan bahwa pihak PLN sudah bekerja sama dengan bidang Profesi dan Pengamanan Objek Vital Polda Metro Jaya untuk meningkatkan keamanan pasokan arus listrik di Jakarta.
Menurutnya, selama ini banyak perusakan alat PLN oleh pihak tertentu yang menyebabkan arus listrik tidak tersampaikan dengan baik.
"Bayangkan kalau listrik mati padam total seperti apa. Dan untuk itu ada langkah preventif tadi. Kami kan enggak mungkin jaga semua aset kami. Kami melayani masyarakat, tapi di sisi lain, kami butuh bantuan dari intansi kepolisian," kata dia lagi.
Menanggapi hal ini, Kepala Bidang Propam Obvit, Kombes Pol Usman Heri Purnomo menegaskan pihaknya siap membantu pengamanan aset-aset milik PLN. Terlepas hal itu, menurutnya tidak semua pelanggaran yang dilakukan harus dimasukan kepada unsur tindak pidana.
"Namanya yang terjadi di lapangan sesungguhnya adalah pelanggaran hukum, tapi faktor sosial kan perlu dicermati," tandasnya.
Penulis: Felix Nathaniel
Editor: Yuliana Ratnasari