Menuju konten utama

Lewat Pixel, Google Tengah Menjadi Apple

Setelah platform Android berhasil digunakan lintas-merk ponsel, Google mengumumkan Pixel, ponsel pintar yang diproduksinya. Ini semacam membuat bisnis hulu ke hilir: dari sistem operasi sampai perangkat kerasnya. Apakah Google sedang meniru kekhasan (dan sekaligus mengambil segmen) Apple?

Lewat Pixel, Google Tengah Menjadi Apple
Tampilan Google Pixel and Pixel XL yang beredar di dunia maya. Google akan mengumumkan dua ponsel baru, tetapi pengecer telah memposting tampilan ponsel pixel di akun sosmednya. [Foto/twitter]

tirto.id - Bos Apple, Steve Jobs mencak-mencak kesal dalam rapat karyawan di Markas Apple, Infinite Loop, Cupertino, California. Rapat ini diadakan sebulan setelah Nexus One dirilis Google—dan beberapa hari Apple mengumumkan iPad generasi pertama.

"Apple tidak terjun ke bisnis pencari. Jadi, kenapa Google masuk bisnis ponsel? Google ingin mematikan Iphone. Kita takkan membiarkan mereka berbuat itu. Mereka bilang mantra mereka adalah jangan jahat. Apa? Itu semua omong kosong." Kisah itu diceritakan Fred Vogeltein dalam buku Apple versus Google.

Kekhawatiran Jobs kini benar-benar purna sebagai kenyataan. Lewat kehadiran Pixel, ponsel pintar yang baru saja dirilis Google, ikon mesin pencari ini kini telah menjadi Apple. Dua perusahaan seteru ini memang sudah bersaing sengit di sistem operasi smartphone, namun head to head keduanya tidak berimbang dalam hal perangkat keras.

Pada 2010, Google sudah menjual smartphone merek sendiri dengan nama Nexus. Tapi perangkat itu masih dibuat oleh perusahaan pihak ketiga seperti Huawei, LG, dan Motorola.

Strategi Google ini tentu berbeda dengan produk Apple yang mendominasi semua aspek, mulai dari pengembangan teknologi, fitur, desain hingga kebijakan tangan besi mereka untuk menerapkan secara eksklusif sistem operasi iOS hanya untuk ponsel iPhone.

Kebijakan ini bertolak belakang dengan Google yang membebaskan sistem operasinya dipakai perangkat pabrikan manapun. Dari sisi ekslusivitas, Google kalah telak. Tapi langkah inilah yang membuat Google Android menjadi kekuatan dominan di pasar smartphone seluruh dunia, juga menaikkan pundi-pundi perusahaan dari iklan-iklan mobile dan aplikasi pada Google Apps.

Jika sudah cukup berkuasa dan makmur dengan dominasi sistem operasi, mengapa Google juga membuat smartphone sendiri?

Google agaknya ingin melakukan kontrol lebih besar. Selama ini, ekosistem Google yang amat besar membuatnya lebih sulit diatur. Seperti diwartakan The Telegraph, ada masalah besar pada Android saat ini: operator dan vendor pengguna Android telah terbukti lambat meng-upgrade perangkat konsumen ke sistem operasi terbaru. Belum lagi soal fragmentasi dan keamanan yang rentan.

Alasan menarik ditulis oleh Bogdan Petroban, editor senior di Android Authority. “Dengan menciptakan sebuah smartphone menarik yang benar-benar menampilkan fitur-fitur canggih Google dan menjualnya langsung ke konsumen, Google bisa menekan vendor mengadopsi hardware sesuai standarnya,” terang Petroban.

Selama ini Android hanya menawarkan perangkat lunak saja. Untuk fitur lebih canggih, seperti kontrol suara yang lebih baik atau visi mesin, hardware khusus sangat diperlukan, dan vendor selalu abai dengan hal ini. “Google perlu memastikan keinginan-daftar komponen dan fitur diadopsi oleh produsen chip dan OEM, sehingga kebanyakan ponsel baru dan tablet dapat mendukung fitur canggih.”

Google perlu mengambil inisiatif karena ekosistem Android saat ini begitu keras. Persaingan antara Samsung, Qualcomm, LG , Motorola , Xiaomi, Asus, HTC, atau Sony teramat panas. Persaingan itu tentu saja tidak dapat diharapkan mengakomodir kepentingan Google atau bahkan untuk kepentingan ekosistem Android.

“Satu-satunya cara adalah Google harus membuat ponsel sendiri,” tutup Petroban.

Keputusan telah diambil. Dan lewat Pixel, Google mengambil alih sistem Android. Kehadiran Pixel ini membuat posisi Google menjadi aneh. Di satu sisi, Google adalah pendukung vendor namun di sisi lain ia juga bersaing dengan mereka dan menjadi ancaman.

Spesifikasi Pixel yang jadi Ancaman

The first smartphone made by google, inside and outside,” ucap Direktur Manajemen Produk Pixel Sabrina Ellis, yang langsung disambut tepuk tangan hadirin saat Google Pixel diumumkan tadi malam.

Pixel adalah smartphone pertama yang memakai sistem Android terbaru, Nougat 7.1. Pixel juga menawarkan fitur Google Assistance, pengembangan dari Google Now, yang membuat pengguna Pixel memiliki asisten virtual dan bisa bercakap dua arah.

Tren asisten virtual ini dimulai pada 2011 dengan fitur Siri. Di Apple, Siri adalah pembantu kecil yang dapat melakukan hal-hal sepele seperti mengatur alarm Anda, menjawab pertanyaan tentang cuaca, skor olahraga, membuat Anda tertawa dengan lelucon jenaka. Google Assistance mengadopsi sistem semacam itu.

Selama ini, banyak yang memuji terintegrasinya seluruh fitur Google entah itu Google Maps atau Google Search, yang akan membuat penggunaan Google Assistance lebih berguna ketimbang Siri. Tentu saja, fitur ini (saat ini) eksklusif ada pada smartphone Pixel.

Dalam hal pengisian daya ulang, Pixel mengklaim penggunaan daya baterai bisa sampai 7 jam, sedangkan pengisiannya hanya perlu 15 menit saja. Angka ini sama dengan Oppo F1 Plus yang didapuk sebagai smartphone tercepat dalam mengisi baterai. Hanya saja, jika Oppo menggunakan baterai berkapasitas 2859 mAh, maka Pixel lebih kecil lagi: 2770 mAh.

Sebagai daya pikat, biasanya smartphone memberi perhatian penting pada kamera, dan ini pulalah yang dilakukan Pixel. Pixel mendapat angka 89, sedangkan iPhone 7 hanya 86, menurut DxOMark. Resolusinya 12.3 mp. Google mendaku kameranya punya "waktu menjepret gambar paling cepat di antara semua kamera peralatan mobile yang pernah ada."

Pixel juga menawarkan fitur anti-getaran dan smartburst untuk mengambil gambar dalam jumlah banyak sekaligus. Keunggulan lain yang ditawarkan: media penyimpanan foto di Google Cloud tanpa batas. Tentu saja menyindir sang kompetitor Apple yang membatasi kapasitas penyimpanan penggunanya.

Harga? Google mematok Pixel dengan tarif sama layaknya iPhone 7 yakni US$ 649 atau sekitar Rp8,5 juta. Dari kemiripan harga ini kita bisa mengambil kesimpulan bahwa Pixel memang hadir untuk berbagi kue segmen pembeli iPhone.

Putuskan Hubungan Dengan Huawei

Meski mengklaim ponsel Pixel dibuat oleh Google, sampai sekarang masih jadi teka-teki apakah vendor hardware-nya. Kabar menyebutkan HTC, jika melihat dari desainnya. Pemilihan HTC ini, jika kabar itu benar, tentu mengherankan. Banyak yang bertanya tanya mengapa Google lebih memilih HTC ketimbang Huawei dalam proyek gawai pintar Google Pixel ini. Bukan sambutan Nexus 6P amat begitu meriah?

Ternyata, seperti diberitakan Androidpolice.com, ada ketidaksepahaman antara Huawei dan Google.

Permasalahannya pun sepele. Google enggan mencantumkan logo Huawei pada gawai Pixel atau Pixel XL. Bagi Google, logo Huawei jadi penyebab susahnya mereka mendapat tempat di pasar Amerika Serikat. Sentimen negatif terhadap produk Cina jadi sebab.

Pada 2015, Huawei menandatangani kemitraan dengan Google untuk menghasilkan Nexus 6P. Dibandingkan dengan produk Nexus sebelumnya pemasaran 6P amatlah berani dan begitu jor-joran. Sebabnya Google memberi jaminan. Google menjanjikan Huawei Nexus 6P akan disebar dan dijual pada empat operator terbesar di AS. Ini adalah kesempatan bagi Huawei yang membikin perusahaan ini berinvestasi besar dalam soal pemasaran.

Secara khusus, Huawei ingin gawai pintarnya bekerja sama dengan Verizon, operator nomor 2 terbesar di AS. Dalam kontrak itu, disepakati Google siap membantu. Sialnya, negosiasi Google dengan para operator itu gagal. Nexus 6P dan 5X tidak pernah dijual oleh operator jaringan utama di AS.

Kasus 2015 ini membikin Google menetapkan kontrak baru untuk kemitraan pada ponsel yang dirilis 2016. Pada mulanya, ponsel dirilis adalah tiga jenis. Satu hasil Huawei, Pixel, dan Pixel XL. Aturan itu mendegradasi Huawei yang jadinya hanya berperan sebagai manufaktur produsen hardware ponsel bermerek Google, seperti Foxconn bagi Apple. Otomatis, logo dan nama Huawei tidak akan muncul pada perangkat atau pemasaran produk terbaru ini.

Menurut laporan Android Police, kebijakan ini membikin CEO Huawei, Richard Yu memilih mundur. Sebelum mengajukan kontrak ini kepada Huawei, Google terlebih dahulu melancarkan rencana kedua yakni dengan mengontak HTC yang pada akhirnya memenangkan kontrak.

Mundurnya Huawei ini tentu menyedihkan, karena kemungkinan besar Google Pixel akan dijajakan di Toko Verizon. Meski nama mereka tidak tampil, setidaknya Huawei memerankan tokoh di balik layar dam ini bisa bermanfaat di masa depan.

Untuk sementara, divisi AS Huawei belum memperoleh transaksi pasar yang signifikan. Meskipun mencapai keberhasilan [dengan Google] Nexus 6P tahun lalu, upaya mereka berjaya di AS sulit meraih keberhasilan. Contohnya adalah Huawei GX8 dan produk non-smartphone-nya, MateBook, yang mengalami kegagalan mutlak.

Namun, tampaknya hubungan Google dan Huawei akan tetap erat. Keduanya tetap berinvestasi membuat generasi berikutnya dari Kirin Chipset Daydream VR-Friendly. Kabar lainnya menyebut Huawei adalah salah satu produsen yang sedang diminta Google untuk memproduksi ponsel pada 2017 nanti.

Ponsel ini tentu tidak akan membawa embel-embel Google Pixel. Sebab, sejatinya Pixel dihadirkan hanya untuk melawan Apple, dan tidak boleh ada pihak manapun ikut dalam pertarungan itu.

Baca juga artikel terkait PIXEL atau tulisan lainnya dari Aqwam Fiazmi Hanifan

tirto.id - Teknologi
Reporter: Aqwam Fiazmi Hanifan
Penulis: Aqwam Fiazmi Hanifan
Editor: Maulida Sri Handayani