tirto.id - Perang di Irak semakin sengit setelah Mosul diperkirakan segera dibebaskan sepenuhnya dari ISIS dan Uni Eropa, termasuk Prancis dan Jerman, akhirnya mewacanakan untuk turut terjun ke medan laga untuk menstabilkan situasi. Di antara prahara yang telah berlangsung selama beberapa tahun terakhir ini, anak-anak Irak adalah salah satu elemen yang jadi korban terparah.
Dana Anak PBB (UNICEF) pada Kamis (22/6/2017) melaporkan bahwa lebih dari lima juta anak memerlukan bantuan kemanusiaan di Irak. Satu laporan baru yang disiarkan oleh UNICEF juga mengatakan 1.075 anak telah meninggal dan lebih dari 1.100 anak telah cacat dan cedera sejak 2014.
Hampir 5.000 anak, kata UNICEF, sebagaimana dikutip Xinhua, Jumat (23/6/2017) pagi, telah terpisah dari keluarga mereka, dan hampir 140 serangan dilancarkan terhadap gedung sekolah dan hampir 60 serangan terhadap rumah sakit.
Peter Hawkins, wakil UNICEF di Irak, mengatakan di seluruh negeri itu, anak-anak terus menyaksikan kengerian dan kekerasan yang tak terperikan. Ia mengatakan mereka telah tewas, cedera, diculik dan dipaksa untuk menembak dan membunuh dalam perang yang paling brutal dalam sejarah modern dunia.
Oleh karena itu, badan PBB tersebut memohon segera diakhirinya kerusuhan yang berlangsung di Irak, dan mengatakan semua pihak yang berperang berutang pada anak-anak Irak untuk segera mengakhiri konflik, demikian sebagaimana dikutip dari Antara.
Penulis: Akhmad Muawal Hasan
Editor: Akhmad Muawal Hasan