Menuju konten utama

Langkah Menhub Usai Tenggelamnya KM Sinar Bangun di Danau Toba

Kapal KM Sinar Bangun tenggelam di perairan Danau Toba, Sumatera Utara pada Senin lalu.

Langkah Menhub Usai Tenggelamnya KM Sinar Bangun di Danau Toba
Keluarga penumpang menangis saat menyaksikan proses pencarian penumpang KM Sinar Bangun yang tenggelam di Danau Toba, Simalungun, Sumatra Utara, Selasa (19/6/2018). ANTARA FOTO/Irsan Mulyadi

tirto.id - Insiden tenggelamnya Kapal Motor (KM) Sinar Bangun pada hari Lebaran keempat, Senin (18/6/2018) lalu di perairan Danau Toba membuat pemerintah harus meningkatkan koordinasi dengan pihak-pihak pelabuhan.

Menteri Perhubungan (Menhub), Budi Karya Sumadi mengatakan, yang menjadi perhatian utama dalam peningkatan koordinasi itu adalah tentang aspek keselamatan (safety).

"Oleh karena itu dengan pengalaman yang kurang baik itu saya mengimbau kepada seluruh Pemda yang mengelola pelabuhan untuk meningkatkan safety," ujar Budi di Pelabuhan Tanjung Priok Jakarta pada Rabu (20/6/2018).

Menurut dia, peningkatan koordinasi dengan Pemerintah Daerah (Pemda) perlu ditingkatkan. Sebab, operasional kapal feri seperti KM. Sinar Bangun merupakan kewenangan Pemda.

"Ini [kecelakaan KM. Sinar Baru] akan jadi satu pelajaran bagi pemerintah untuk melakukan koordinasi lebih baik dengan Pemda. Kami akan melakukan koordinasi yang lebih insentif karena memang ada upaya kami untuk menyeragamkan keselamatan yang ada," ujar Budi.

Menhub mengakui bahwa koordinasi selama ini belum berjalan baik, hal itu tercermin dengan belum adanya data penumpang (manifes) yang tidak valid.

"Memang di sana ada jumlah-jumlah, ada yang mengatakan 100, 150 penumpang, tapi awalnya itu ada 80 penumpang. Mudah-mudahan ini (akan ada) klarifikasinya maksimal," sebutnya.

Saat ini, Kemenhub sudah mengirim beberapa tim dari Badan SAR Nasional (Basarnas), Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT), Jasa Raharja, serta Kepolisian.

"Tim ini sedang bekerja untuk memberikan layanan purna kecelakaan dan juga membuat evaluasi apa yang harus dilakukan," ucapnya.

Menhub mengatakan, ada tiga aspek yang menyangkut masalah keselamatan. Pertama, memastikan kapal-kapal yang beroperasi dalam kondisi sehat/tidak rusak, yaitu bisa berjalan dengan baik dan kondisi mesin prima.

Kedua, proses pelaksanaan standar operasional prosedur (SOP) berjalan baik, yaitu pendaftaran penumpang dengan jumlah kurang dari kapasitas maksimal yang ditetapkan.

Ketiga, memastikan kapal menyediakan jaket pelampung (life jacket) dan penumpang dapat menggunakannya.

"Kami dari Kemenhub akan menerjunkan tim untuk supporting bagi pelabuhan-pelabuhan itu untuk meningkatkan safety," ungkap Menhub.

Baca juga artikel terkait KAPAL TENGGELAM atau tulisan lainnya dari Shintaloka Pradita Sicca

tirto.id - Sosial budaya
Reporter: Shintaloka Pradita Sicca
Penulis: Shintaloka Pradita Sicca
Editor: Alexander Haryanto