Menuju konten utama

Langkah Bantu Anak Atasi Stres Saat Pandemi COVID-19

Terdapat langkah-langkah membantu anak dalam mengatasi stres selama pandemi COVID-19 dengan kunci mendengarkan dan menghibur mereka.

Langkah Bantu Anak Atasi Stres Saat Pandemi COVID-19
Ilustrasi ibu dan anak memakai masker. FOTO/iStockphoto

tirto.id - Pandemi COVID-19 yang belum berakhir dapat menimbulkan tekanan tersendiri bagi anak-anak. Kunci bagi orang tua adalah mendengarkan dan menghibur mereka sembari memberikan informasi yang tepat.

Berdasarkan data Satgas Penanganan COVID-19 hingga Selasa (17/11/2020), terdapat total 474.455 kasus virus Corona yang terkonfirmasi di 505 kabupaten/kota dalam 34 provinsi seluruh Indonesia. Dalam 24 jam terakhir ada penambahan 3.807 kasus baru.

Infografik Anak Stres Di Rumah Aja

Infografik Anak Stres Di Rumah Aja. tirto.id/Rangga

Dari jumlah itu, kasus aktif mencapai 60.426 orang (12,7 persen dari terkonfirmasi). Sementara itu, kasus sembuh ada 398.636 orang (84,0 persen). Total pasien meninggal karena pengaruh COVID-19 adalah 15.393 orang (3,2 persen).

Jika dirinci berdasarkan umur, rentang usia dengan kasus positif COVID-19 adalah 31-45 tahun dengan 30,5 persen. Ini diikuti rentang usia 19-30 tahun (24,7 persen), 46-59 tahun (23,1 persen), 60 tahun ke atas (10,4 persen), 6-18 tahun (8,7 persen), dan 0-5 tahun (26 persen).

Jika melihat peta risiko penularan COVID-19 di Indonesia hingga 15 November 2020, ada 28 kabupaten/kota yang masuk zona merah (risiko tinggi) yang angkanya mencapai 5,45 persen. Selain itu, 345 kabupaten/kota (67,12 persen) masuk zona oranye (risiko sedang).

121 kabupaten/kota (23,54 persen) masuk zona kuning (risiko rendah). Tercatat, 10 kabupaten/kota dinyatakan tidak ada kasus, dan 10 kabupaten/kota tidak terdampak.

Virus Corona dapat menyerang siapa saja tanpa batasan usia. Di samping itu, 67,12 persen wilayah Indonesia masuk zona kuning. Oleh karenanya, langkah pencegahan paling mungkin untuk memutus mata rantai penyebaran COVID-19 adalah menerapkan 3M: memakai masker, menjaga jarak hindari kerumunan, dan mencuci tangan dengan sabun minimal 20 detik.

Di sisi lain, penerapan 3M ini berarti menciptakan batas. Misalnya, seseorang yang merasa sakit sebaiknya menunda keluar rumah. Ketika beraktivitas di ruang terbuka, menjaga jarak 2 meter dari orang lain mesti dipatuhi. Ketika berbelanja pun, seseorang layak memilih masuk toko pada jam-jam sepi.

Pembatasan-pembatasan ini dapat berpengaruh pada banyak orang, tidak terkecuali anak kecil. Mereka akan cenderung bereaksi seperti yang mereka lihat dari orang dewasa di sekitar. Oleh karenanya, penting bagi orang tua untuk menghadapi COVID-19 dengan tenang dan percaya diri, sehingga anak akan terpengaruh.

Meskipun demikian, tidak semua anak menganggapi stres berhadapan dengan pandemi COVID-19 dengan cara yang sama. Centers for Disease Control and Prevention (CDC) mencantumkan daftar perubahan umum seorang anak yang layak diperhatikan orangtua terkait stres ini, di antaranya adalah sebagai berikut.

  • Tangisan atau iritasi berlebihan pada anak kecil.
  • Kembali ke perilaku yang sudah lama mereka tinggalkan
  • Khawatir atau sedih yang berlebihan.
  • Lekas ​​marah
  • Kesulitan dengan perhatian dan konsentrasi.
  • Menghindari aktivitas yang sebelumnya dinikmati.
  • Sakit kepala atau nyeri tubuh yang tidak dapat dijelaskan.

Lalu, bagaimana cara orangtua dalam memberikan dukungan kepada anak yang mengalami tekanan selama pandemi COVID-19? Langkah yang dapat dilakukan adalah sebagai berikut.

  • Bicarakan soal pandemi COVID-19 dengan informasi yang benar, bahasa sederhana, dan mudah dipahami sesuai tingkat perkembangan anak. Yakinkan anak bahwa mereka aman. Ingatkan pula bahwa semua pihak saling menjaga agar semua orang tetap sehat.
  • Sediakan diri Anda untuk mendengarkan anak ketika mereka ingin mengungkapkan perasaan. Beri tahu pula bahwa anak-anak dapat mendatangi Anda ketika mereka punya pertanyaan soal COVID-19.
  • Ajari anak tindakan sehari-hari untuk mengurangi penyebaran penyakit. Ingatkan anak-anak untuk sering-sering mencuci tangan dan jauhi orang yang batuk atau bersin atau sakit. Ingatkan pula agar ketika batuk atau bersin, mereka menggunakan tisu atau menutupnya dengan siku, lalu buang tisu ke tempat sampah.
  • Jadilah panutan yang dapat dicontoh anak. Tetap beristirahat, cukup tidur, olahraga, dan makan dengan baik, sehingga anak dapat mengikuti Anda.
  • Cobalah untuk mengikuti rutinitas biasa seperti sebelum pandemi COVID-19. Jika sekolah tutup, buatlah jadwal kegiatan belajar dan kegiatan santai sehingga anak tetap nyaman.
  • Habiskan waktu bersama anak dengan kegiatan yang bermakna, misalnya membaca bersama, berolahraga, atau bermain.

Penularan virus COVID-19 dapat diminimalisasi dengan tertib menerapkan protokol kesehatan. Jangan lupa selalu #ingatpesanibu dan menerapkan 3M yaitu memakai masker, mencuci tangan dengan sabun, serta menjaga jarak dan menghindari kerumunan.

-----------------

Artikel ini diterbitkan atas kerja sama Tirto.id dengan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB)

Baca juga artikel terkait KAMPANYE COVID-19 atau tulisan lainnya dari Fitra Firdaus

tirto.id - Kesehatan
Penulis: Fitra Firdaus
Editor: Agung DH