Menuju konten utama

Langkah Aman Hadapi Bencana

Risiko bencana yang dihadapi Indonesia sangatlah tinggi, tetapi bukan berarti sama sekali tidak bisa dihindari.

Langkah Aman Hadapi Bencana
Ilustrasi seorang wanita mempersiapkan isi ransel untuk kebutuhan darurat. FOTO/iStockphoto

tirto.id - Laman Geoportal Data Bencana Indonesia kepunyaan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) menyebut di rentang 1 Januari-3 Juli 2023 tercatat ada 1.847 bencana di Indonesia. Rinciannya: 655 banjir, 615 cuaca ekstrem, 328 tanah longsor, 184 kebakaran hutan dan lahan (karhutla), 18 gelombang pasang dan abrasi, 15 gempa bumi, 13 kekeringan, serta 2 erupsi gunung api.

Dampak bencana di atas mengakibatkan 174 orang meninggal dunia, 8 orang hilang, 2.906.473 orang menderita dan mengungsi, 5.555 orang mengalami luka-luka. Selain itu, 19.979 rumah mengalami kerusakan (14.606 rumah rusak ringan, 2.751 rumah rusak sedang, 2.622 rumah rusak berat), demikian pula 454 fasilitas publik (214 fasilitas pendidikan, 203 fasilitas ibadah, 37 fasilitas kesehatan).

Diapit empat lempeng tektonik—lempeng Asia, lempeng Australia, lempeng Samudera Hindia, dan lempeng Pasifik—dengan sabuk vulkanik (volcanic arc) memanjang dari Sumatera, Jawa, Nusa Tenggara, hingga Sulawesi, posisi kepulauan Indonesia tergolong rawan bencana, terutama letusan gunung berapi, gempa bumi, tsunami, banjir, dan longsor. Penelitian yang dilakukan Arnold (1986) menyebut Indonesia merupakan negara dengan tingkat kegempaan tertinggi di dunia, 10 kali lipat lebih tinggi dibandingkan tingkat kegempaan Amerika Serikat.

Dalam konteks potensi tsunami, eks Humas BNPB Sutopo Purwo Nugroho pernah menyebutkan bahwa Indonesia menempati peringkat pertama dari 265 negara di dunia yang disurvei UNISDR, lembaga di bawah PBB yang bertugas untuk membantu negara-negara di dunia mengurangi risiko bencana. “Dalam itung-itungan UNISDR”, kata Sutopo, “ada 5.402.239 orang Indonesia yang berpotensi terkena dampak tsunami.”

Dengan demikian, singkat kata, risiko bencana yang dihadapi Indonesia sangatlah tinggi.

Tingginya risiko bencana di Indonesia bukan berarti sama sekali tidak bisa dihindari. Sejarah membuktikan, dari zaman ke zaman, para penghuni kepulauan Nusantara, leluhur kita, bisa hidup berdampingan dengan bencana. Hal demikian terlihat pada, misalnya, arsitektur rumah adat di Minangkabau, Baduy, juga Kampung Naga. Di ketiga wilayah itu, rumah-rumah adat dibangun tanpa paku untuk mengurangi risiko gempa bumi.

Kini, berbagai upaya mitigasi bisa dilakukan dengan berbagai cara, termasuk menerapkan langkah aman menghadapi bencana sebagaimana yang dimandatkan oleh Safe Steps—institusi yang dibuat dan dikembangkan oleh Prudence Foundation, unit investasi komunitas dari Prudential di Asia dan Afrika. Safe Steps bertujuan untuk meningkatkan kesadaran dan memberikan informasi mendidik yang mudah dipahami mengenai isu-isu yang mengancam manusia, dengan harapan dapat menyelamatkan nyawa dan membangun komunitas yang lebih tangguh.

Infografik Advertorial Prudential ND

Infografik Langkah Aman Hadapi Bencana. tirto.id/Mojo

Berikut adalah langkah-langkah aman yang perlu dilakukan saat terjadi banjir, kebakaran, gempa bumi, dan angin topan.

1. Bencana Banjir

Sebelum terjadi banjir, siapkan tas yang berisi barang-barang penting untuk keadaan darurat. Amati kontur tanah dan sumber air di daerah sekitar serta cari tahu lokasi evakuasi terdekat. Perhatikan cuaca, apakah banjir bakal datang lebih cepat? Simpan barang-barang penting lebih tinggi dari batas permukaan yang mudah tergenang. Apabila Anda tinggal di daerah yang rawan banjir, selalu siapkan terpal serta kantung pasir untuk mengurangi genangan yang masuk ke rumah. Saat mendengar peringatan banjir, segera padamkan listrik, matikan gas, mengungsi ke dataran lebih tinggi, dan jangan berjalan. Setelah banjir surut, jangan berenang, mengemudi menerjang banjir, atau menyentuh air yang terdapat aliran listrik. Terakhir, jangan segera kembali ke rumah, kecuali pihak berwenang telah menyatakan area rumah Anda sudah aman ditinggali kembali.

2. Bencana Kebakaran

Sebelum kebakaran terjadi, siapkan tas berisi barang-barang penting untuk keadaan darurat, selalu ketahui dan kenali rute evakuasi. Pastikan alarm kebakaran Anda berfungsi dan jangan biarkan rokok atau lilin menyala tanpa pengawasan. Lakukan pemeriksaan berkala apakah peralatan pemadam kebakaran Anda berfungsi baik atau sebaliknya. Jangan menggunakan air atau busa pemadam untuk memadamkan api yang bersumber dari minyak atau arus pendek. Apabila pakaian Anda terbakar, jangan panik. Segera merangkak lalu berguling di lantai untuk memadamkan api di pakaian itu. Apabila Anda terjebak di area kebakaran, merangkak serendah mungkin dengan hati-hati dan tutup mulut Anda dengan kain basah untuk mengurangi kepulan asap yang dapat membahayakan paru-paru, lalu keluar melalui pintu darurat. Segera bunyikan alarm dan cari bantuan, hati–hati dengan gas yang bocor dan kabel yang terbuka. Jangan kembali ke area kebakaran, kecuali pihak berwenang telah menyatakan area tersebut aman.

3. Bencana Gempa Bumi

Ketika gempa bumi terjadi, tas berisi barang-barang penting untuk keadaan darurat sudah mesti Anda siapkan. Pastikan Anda tahu area aman untuk evakuasi. Amankan barang-barang Anda yang mudah jatuh di rumah, siapkan alat pemadam kebakaran dan pastikan itu berfungsi. Ketika Anda merasakan getaran, jauhi jendela, kaca, dan benda yang berat. Apabila ada percikan api, segera padamkan dan pastikan pintu keluar terbuka dan tidak terhalangi. Jika sedang berada di tempat tidur, jangan bergerak dan taruh bantal di atas kepala, merangkaklah sedekat mungkin ke lantai lalu berlindung di bawah meja yang kokoh. Pegang salah satu kaki meja, tunggu sampai getaran berhenti lalu segera keluar dari rumah. Setelah gempa selesai, bawa tas berisi barang penting keluar dan jangan gunakan lift. Tetap jauhi bangunan yang rusak, dan jika terjadi gempa susulan ikuti langkah aman yang sama. Jangan kembali ke rumah atau bangunan di area gempa, kecuali jika pihak berwenang telah menyatakan area tersebut aman.

4. Bencana Angin Topan

Sebagaimana tiga tips sebelumnya, Anda mesti sudah menyiapkan tas berisi barang-barang penting untuk keadaan darurat saat bencana angin topan melanda. Pastikan Anda tahu area aman untuk evakuasi. Pergi ke daerah yang tinggi, dan pastikan jendela rumah Anda memiliki penutup dan atap rumah yang kokoh. Simpan barang-barang penting Anda di area lebih tinggi, pastikan pohon-pohon tinggi di pekarangan rumah selalu terpangkas dan terawat. Cek berkala keadaan atap rumah, segera perbaiki genteng yang longgar. Selama topan terjadi, amankan benda-benda di luar rumah yang mudah terbang, siapkan kantong pasir dan lindungi jendela. Segera cari informasi area evakuasi yang aman dan selalu jauhkan diri dari jendela dan pintu. Setelah topan selesai, jauhi bangunan yang rusak, hindari banjir dan kabel listrik terbuka, waspadalah akan adanya kemungkinan bahwa makanan dan air di rumah telah terkontaminasi.

Ingat, persiapan adalah kunci dalam menghadapi bencana alam. Pelajari terus langkah-langkah mitigasi, tingkatkan kesadaran akan risiko bencana, dan jangan lelah untuk berbagi pengetahuan dengan orang lain. Dengan begitu, kita dapat membantu melindungi diri sendiri, orang-orang yang kita cintai, dan lingkungan tempat kita tinggal dari dampak merusak yang diakibatkan bencana alam.

Untuk informasi langkah aman lainnya dalam menghadapi bencana alam, selengkapnya sila kunjungi laman: Safe Steps | Life-Saving Information.

(JEDA)

Penulis: Tim Media Servis