tirto.id - Ladya Cheryl akan berakting di film Seperti Dendam, Rindu Harus Dibayar Tuntas karya sutradara Edwin. Film ini merupakan adaptasi novel dengan judul yang sama karya Eka Kurniawan.
Film Seperti Dendam, Rindu Harus Dibayar Tuntas merupakan film pertama sejak Cheryl terakhir berperan sebagai aktris dalam film Postcards from the Zoo tahun 2012. Antara rentang tahun 2013 sampai 2018, dia lebih aktif di belakang layar dan membuat film pendek.
Dilansir dari Antara, salah satu alasan Cheryl kembali berakting karena novel dan sosok Edwin yang menjadi sutradara film ini. "Itu juga terutama, tapi pertama kali tertarik karena novelnya karena karakternya. Karena itu kan yang selalu dicari sama aktor, berawal dari cerita dan karakter," kata Cheryl.
"Jujur, novelnya, dan itu tadi, perjalanan gue sama Edwin sudah panjang dari film pertama, gue dan Edwin, dan gue banyak juga pertemuan di komunitas film.”
Awalnya Cheryl merasa ragu akan kembali lagi berakting. Namun setelah dia diberi naskah ceritanya, dia tertarik dengan cerita dan karakternya. Cheryl akan berperan sebagai Iteung, satu dari dua karakter utama. Seperti Dendam, Rindu Harus Dibayar Tuntas dijadwalkan rilis tahun 2021.
Film ini bukan kolaborasi Cheryl dan Edwin yang pertama, sebelumnya mereka bekerja sama dalam beberapa film seperti Kara,Anak Sebatang Pohon (2005), Babi Buta yang Ingin Terbang (2008), Trip to the Wound (2008), Hulahoop Soundings (2009), Kebun Binatang (2012) dan Postcards from the Zoo (2012).
Selain film-film di atas, Cheryl juga pernah berperan dalam beberapa film seperti Fiksi (2008), Kado Hari Jadi (2008), Kara, Anak Sebatang Pohon (2005), Banyu Biru (2004), Biarkan Bintang Menari (2003) dan Ada Apa dengan Cinta? (2001).
Sampai saat ini, dia pernah mendapat penghargaan sebagai Pemeran Utama Wanita Terbaik dalam ajang Festival Film Indonesia (FFI) 2008 melalui film Fiksi dan Aktris Pendukung Terbaik dalam ajang FFI 2004 melalui film Ada Apa dengan Cinta?.
Sementara Edwin juga merupakan sutradara Aruna & Lidahnya (2018), Posesif (2017), Belkibolang (2010), 9808 Antologi 10 Tahun Reformasi Indonesia (2008), A Very Boring Conversation (2006), Dajang Soembi, Perempoean jang Dikawini Andjing (2004), dan A Very Slow Breakfast (2002).
Melalui film Babi Buta Yang Ingin Terbang, pada tahun 2009 Edwin mendapat penghargaan Best Director di Jakarta International Film Festival, Indonesia, Best Feature Film (Young Audience Award) dan Best Feature Film (Silver Montgolfiere) di Festival des 3 Continents, Nantes, Prancis, serta Best Asian Feature Film (Special Mention) di Singapore International Film Festival, Singapura.
Dia juga menjadi Sutradara Terbaik dalam Asian Film Awards, Hong Kong 2012 melalui film Kebun Binatang. Sementara film Posesif membawanya menjadi Sutradara Terbaik dalam ajang FFI dan Festival Film Tempo (FFT) 2017. Pada tahun 2018, dia kembali menjadi Sutradara Terbaik dalam ajang FFI dan FFT melalui film Aruna & Lidahnya.
Penulis: Sirojul Khafid
Editor: Alexander Haryanto