Menuju konten utama
Ramadhan 2022

Kultum Ramadan 2022 Hari ke-19: Keutamaan Melaksanakan Qiyamul Lail

Ceramah kultum Ramadhan singkat 2022 hari ke-19 bertema keutamaan mendirikan qiyamul lail.

Kultum Ramadan 2022 Hari ke-19: Keutamaan Melaksanakan Qiyamul Lail
Ilustrasi Salat. foto/istockphto

tirto.id - Ceramah kultum Ramadhan 2022 hari ke- 19 mengambil tema tentang keutamaan melaksanakan qiyamul lail.

Qiyamul lail adalah ibadah salat sunah yang dikerjakan pada waktu malam hari, bisa berupa salat tarawih di bulan Ramadan, tahajud, salat tobat, maupun salat hajat yang bisa dikerjakan secara individu atau beramai-ramai.

Kultum Ramadhan Singkat 2022 Hari ke-19

Ada banyak keutamaan yang bisa diperoleh ketika kita melaksanakan salat qiyamul lail, di antaranya adalah terkabulnya doa-doa, seperti sabda Rasulullah SAW:

“Sesungguhnya di malam hari terdapat waktu tertentu, yang bila seorang muslim memohon kepada Allah dari kebaikan dunia dan akhirat pada waktu itu, maka Allah pasti akan memberikan kepadanya, dan hal tersebut ada di setiap malam.” (HR. Muslim)

Selain itu, apabila qiyamul lail dikerjakan pada bulan Ramadan, maka keutamaannya adalah Allah akan mengampunkan doa-dosa yang telah lampau. Baginda Rasulullah SAW bersabda:

“Barangsiapa ibadah (salat tarawih) di bulan Ramadan seraya beriman dan ikhlas, maka diampuni baginya dosa yang telah lampau” (HR al-Bukhari, Muslim, dan lainnya).

Dalam banyak ayat di Al-Qur'an, Allah SWT menganjurkan umatnya untuk melaksanakan salat malam, salah satunya disebutkan dalam firman Allah berikut ini:

وَمِنَ الَّيۡلِ فَتَهَجَّدۡ بِهٖ نَافِلَةً لَّكَ ‌ۖ عَسٰۤى اَنۡ يَّبۡعَـثَكَ رَبُّكَ مَقَامًا مَّحۡمُوۡدًا‏

Wa minal laili fatahajjad bihii naafilatal laka 'asaaa any yab'asaka Rabbuka Maqoomam Mahmuudaa

Artinya: "Dan pada sebagian malam, lakukanlah shalat tahajud (sebagai suatu ibadah) tambahan bagimu: mudah-mudahan Tuhanmu mengangkatmu ke tempat yang terpuji." (QS. Al-Isra: 79).

Ayat ini memerintahkan Rasulullah dan kaum Muslimin agar bangun di malam hari untuk mengerjakan salat tahajud.

Ayat ini merupakan ayat yang pertama kali memerintahkan Rasulullah mengerjakan salat malam sebagai tambahan atas salat yang wajib.

Salat malam ini diterangkan oleh hadis Nabi SAW:

Bahwasanya Nabi saw ditanya orang, "Salat manakah yang paling utama setelah salat yang diwajibkan (salat lima waktu)." Rasulullah saw menjawab, "Salat tahajud." (Riwayat Muslim dari Abu Hurairah)

Kemudian Allah SWT menerangkan bahwa hukum salat tahajud itu adalah sebagai ibadah tambahan bagi Rasulullah di samping salat lima waktu.

Oleh karena itu, hukumnya bagi Rasulullah adalah wajib, sedang bagi umatnya adalah sunat.

Pada ayat ini, diterangkan tujuan salat tahajud bagi Nabi Muhammad ialah agar Allah SWT dapat menempatkannya pada maqaman mahmudan (di tempat yang terpuji).

Diriwayatkan oleh at-Tirmidzi dari Abu Hurairah bahwa Rasulullah SAW berkata, "Maksud maqaman mahmudan dalam ayat ini ialah syafaatku." (hadis hasan sahih)

Dari ayat dan beberapa hadis, maka intisari yang bisa didapatkan bahwa Nabi Muhammad SAW dengan mengerjakan salat tahajud akan diangkat oleh Allah SWT ke tempat dan kedudukan yang dipuji oleh umat manusia, para malaikat, dan Allah Tabaraka wa Taala, yaitu kedudukan untuk memintakan syafaat bagi umat manusia pada waktu berada di Padang Mahsyar dengan izin Allah.

Umat manusia memang berhak mendapat syafaat karena amal saleh dan budi pekerti mereka semasa di dunia, yaitu diampuni dosanya oleh Allah SWT atau dinaikkan derajatnya.

Pada firman Allah yang lain di surah Al-Muzzamil ayat 1-6, diterangkan bahwa bangun di tengah malam untuk salat tahajud dan membaca Al-Qur'an dengan khusyuk akan dapat membuat iman jadi kuat dan membina diri pribadi.

"Wahai orang yang berselimut (Muhammad)! Bangunlah (untuk salat) pada malam hari, kecuali sebagian kecil. (Yaitu) separuhnya atau kurang sedikit dari itu, atau lebih dari (seperdua) itu, dan bacalah Al-Qur'an itu dengan perlahan-lahan. Sesungguhnya Kami akan menurunkan perkataan yang berat kepadamu. Sungguh, bangun malam itu lebih kuat (mengisi jiwa); dan (bacaan di waktu itu) lebih berkesan," (QS. Al-Muzzammil: 1-6)

Baca juga artikel terkait KULTUM RAMADHAN atau tulisan lainnya dari Dhita Koesno

tirto.id - Sosial budaya
Penulis: Dhita Koesno
Editor: Addi M Idhom