Menuju konten utama
Ramadhan 2022

Ceramah Kultum Ramadhan 2022 Hari ke-16: Menumbuhkan Sikap Qanaah

Ceramah Kultum Ramadhan 2022 Hari ke-16 bertema tentang bagaimanan cara menumbuhkan sikap qanaah.

Ceramah Kultum Ramadhan 2022 Hari ke-16: Menumbuhkan Sikap Qanaah
Ilustrasi Islam. foto/Istockphoto

tirto.id - Ceramah kultum Ramadhan 2022 hari ke-16 adalah tentang menumbuhkan sikap qanaah dalam diri.

Qanaah artinya adalah yang selalu bersyukur, tidak mengeluh dan sikap rela menerima atau selalu merasa cukup atas hasil yang diusahakan, serta sikap yang selalu berusaha menjauhkan diri dari perasaan tidak puas.

Orang yang memiliki sikap qanaah akan memiliki pendirian bahwa segala sesuatu yang diperoleh olehnya merupakan kehendak Allah SWT, dan ia menjadi seseorang yang mudah bersyukur.

Allah SWT berfirman:

وَاِذۡ تَاَذَّنَ رَبُّكُمۡ لَٮِٕنۡ شَكَرۡتُمۡ لَاَزِيۡدَنَّـكُمۡ‌ وَلَٮِٕنۡ كَفَرۡتُمۡ اِنَّ عَذَابِىۡ لَشَدِيۡدٌ‏

Wa iz ta azzana Rabbukum la'in shakartum la aziidannakum wa la'in kafartum inn'azaabii lashadiid

Artinya: "Dan (ingatlah) ketika Tuhanmu memaklumkan, "Sesungguhnya jika kamu bersyukur, niscaya Aku akan menambah (nikmat) kepadamu, tetapi jika kamu mengingkari (nikmat-Ku), maka pasti azab-Ku sangat berat." (QS. Ibrahim: 7)

Ayat ini menjelaskan bahwa Allah SWT mengingatkan hamba-Nya untuk senantiasa bersyukur atas segala nikmat yang telah dilimpahkan-Nya.

Jika sikap ini selalu bersyukur ini selalu ditanamkan, maka nikmat itu akan ditambah lagi oleh Allah.

Sebaliknya, Allah juga mengingatkan kepada mereka yang mengingkari nikmat-Nya, dan tidak mau bersyukur, maka Allah SWT akan menimpakan azab-Nya yang sangat pedih kepada mereka.

Mensyukuri rahmat Allah atau senantiasa bersikap qanaah bisa dilakukan dengan berbagai cara.

Pertama, dengan ucapan yang setulus hati; kedua, diiringi dengan perbuatan, yaitu menggunakan rahmat tersebut untuk tujuan yang diridai-Nya.

Dalam kehidupan sehari-hari, kita sering melihat bahwa orang-orang yang dermawan dan suka menginfakkan hartanya untuk kepentingan umum dan menolong orang, pada umumnya tak pernah jatuh miskin ataupun sengsara.

Bahkan, rezekinya senantiasa bertambah, kekayaannya makin meningkat, dan hidupnya bahagia, dicintai serta dihormati dalam pergaulan.

Sebaliknya, orang-orang kaya yang kikir, atau suka menggunakan kekayaannya untuk hal-hal yang tidak diridai Allah, seperti judi atau memungut riba, maka kekayaannya tidak bertambah, bahkan lekas menyusut.

Di samping itu, ia senantiasa dibenci dan dikutuk orang banyak, dan di akhirat memperoleh hukuman yang berat.

Dalam sebuah hadis yang diriwayatkan dari Abu Hurairah radliyallaahu ‘anhu Rasulullah Shallallaahu ‘alaihi wa Sallam pernah bersabda yanng artinya:

“Lihatlah orang yang berada di bawah kalian dan jangan melihat orang yang berada di atas kalian, karena hal itu lebih pantas agar kalian tidak menganggap rendah nikmat Allah yang telah dianugerahkan kepada kalian.” (Muttafaq ‘Alaihi).

Dari hadis ini dapat diambil kesimpulan bahwa cara untuk selalu bersyukur dapat juga dilakukan dengan selalu melihat keadaan orang-orang yang berada di bawah kita, bukan sebaliknya, hal ini agar selalu tertanam sikap qanaah dalam diri kita.

Baca juga artikel terkait KULTUM RAMADHAN atau tulisan lainnya dari Dhita Koesno

tirto.id - Sosial budaya
Penulis: Dhita Koesno
Editor: Addi M Idhom