tirto.id - Kuis Kawula17 yang sempat ramai jelang Pemilu 2024 lalu, terbukti mendorong keterlibatan masyarakat dalam proses demokrasi dengan mengajak masyarakat Indonesia mengambil keputusan berbasis informasi.
Hal ini tergambar dari hasil survei dampak voting advice application (VAA) terhadap pemilih di Indonesia yang dilakukan Yayasan Pelopor Pilihan17 (PP17)--yang membawahi Kawula17--bersama dengan mahasiswa Universitas Indonesia.
VAA dalam wujud kuis seputar Pemilu 2024 diluncurkan organisasi nirlaba Kawula17 dan banyak diakses masyarakat pada akhir Januari 2024 hingga awal Februari 2024.
"Temuan utama dari survei itu menyebut, meskipun tidak secara langsung mengubah preferensi pilihan, VAA Kawula17 mendorong pengguna untuk berpikir lebih kritis terhadap pilihannya, serta mendorong diskusi yang sehat di antara pemilih," ujar Oktafia Kusuma, Research Fellow Kawula17, sebagaimana keterangan pers yang diterima Tirto, Selasa (19/3/2024).
Total lebih dari 1,3 juta saran yang diberikan Kawula17 untuk penggunanya, berhasil mengungkap potensi VAA. Salah satunya upaya meningkatkan keterlibatan masyarakat dalam proses demokrasi deliberatif di Indonesia, yakni dengan mendorong pengambilan keputusan berbasis informasi.
Beberapa poin temuan lain dari survei mengenai dampak VAA Kawula17 mencakup beberapa aspek. Pertama, terdapat antusiasme yang tinggi dari para pemilih, baik keinginan dalam memilih maupun partisipasi di hari-H pemungutan suara.
"Temuan dari survei juga memperlihatkan bahwa sebagian besar pemilih sudah memiliki preferensi kandidat tertentu sebelum pemilu, yang ditunjukkan dengan 70 persen masyarakat tetap mempertahankan pilihan awal mereka, dan 30 persen mengubah pilihannya," jelas Oktafia.
Kemudian, VAA juga berperan penting dalam mempertahankan pengambilan keputusan terhadap paslon tertentu, khususnya bagi mereka yang memilih pasangan Anies-Muhaimin.
Di sisi lain VAA juga mendorong penggunanya dalam memperkuat pilihan, terutama mereka yang akhirnya memutuskan memilih Prabowo-Gibran.
Poin temuan lain mengatakan bahwa saudara (kakak/adik) memiliki pengaruh yang sangat kuat dalam pengambilan keputusan, terutama bagi mereka yang memilih Anies-Muhaimin dan Prabowo-Gibran.
Temuan berikutnya menyebut, VAA dapat memfasilitasi pemilih yang mempertimbangkan pilihan berdasarkan isu sosial-politik. Terakhir, VAA juga membantu pemilih lebih terinformasi tentang pengetahuan politik terutama visi dan program kandidat.
Secara keseluruhan, meskipun VAA tidak memicu perubahan dalam preferensi pilihan, Kawula17 mampu mendorong individu untuk menilai secara kritis pilihan mereka dan memicu diskusi.
"Sebagai kesimpulan, pengenalan voting advice application merupakan langkah yang menjanjikan dalam membentuk masyarakat demokratis yang terinformasi dan deliberatif. Inisiatif seperti Kawula17 mampu memberikan kontribusi yang signfikan dalam memajukan ide-ide demokratis Indonesia," ujar Oktafia.
Dampak dari VAA Kawula17 terhadap pemilih dilakukan oleh PP17 dan mahasiswa dari Universitas Indonesia melalui survei impact assessment yang representatif dari seluruh Indonesia.
Survei ini dilakukan sebelum dan setelah pemilu di dua kelompok sasaran yang berbeda, yaitu kelompok yang menggunakan VAA dan tidak menggunakan VAA.
Pengumpulan data survei dilakukan selama dua periode, yakni sebelum pemilu 6-13 Februari 2024 dan sesudah pemilu 15-23 Februari 2024. Ukuran sampel representatif sebanyak 384 responden dari seluruh Indonesia dan diikuti oleh responden berusia 17-44 tahun dengan margin of error lima persen.
Penulis: Alfons Yoshio Hartanto
Editor: Irfan Teguh Pribadi