Menuju konten utama

KSPI akan Kerahkan 150 Ribu Buruh Untuk Aksi May Day di DKI

Konfederasi Serikat Pekerja Indonesia (KSPI) akan mengerahkan 150 ribu massa buruh dari kawasan Jabodetabek, Karawang dan Purwakarta untuk mengikuti aksi peringatan May Day di ibu kota.

KSPI akan Kerahkan 150 Ribu Buruh Untuk Aksi May Day di DKI
(Ilustrasi) Puluhan ribu buruh dari berbagai serikat pekerja memperingati hari buruh internasional dengan melakukan aksi long march dari kawasan bundaran Hotel Indonesia menuju depan Istana Negara, Jakarta, (1/5/2016). Tirto/Andrey Gromico.

tirto.id - Konfederasi Serikat Pekerja Indonesia (KSPI) mengumumkan berencana mengerahkan 150 ribu buruh anggotanya untuk menggelar aksi peringatan Hari Buruh Sedunia (May Day) di DKI Jakarta pada 1 Mei 2017 besok.

Presiden KSPI Said Iqbal menyatakan 150-an ribu buruh tersebut datang dari sejumlah sentra industri di Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, Bekasi, Karawang, dan Purwakarta.

"Jumlah massa buruh yang akan aksi bukan hanya 30 ribu, sebagaimana yang disampaikan pihak Polda Metro Jaya," kata Said dalam siaran persnya pada Minggu (30/4/2017) seperti dilaporkan Antara.

Said menjelaskan, di peringatan May Day kali ini, KSPI akan mengangkat isu tuntutan penghapusan pekerja alihdaya atau outsourcing dan pemagangan, revisi jaminan sosial, jaminan kesehatan gratis dan jaminan pensiun yang sama dengan PNS/TNI/Polri.

"Isu ini diangkat karena dalam dua tahun terakhir kesejahteraan dan perlindungan terhadap buruh menurun drastis," kata Said.

Dia menambahkan menurunnya perlindungan dan kesejahteraan kaum buruh terlihat dari makin massifnya perusahaan swasta dalam menggunakan tenaga alihdaya.

KSPI juga mengkritik buruknya layanan kesehatan bagi peserta program jaminan kesehatan dan semakin lemahnya posisi buruh dalam perundingan penetapan kenaikan upah minimum.

"Akibatnya upah setiap tahun naik sebesar harga kebab yang dibeli di Eropa, padahal pertumbuhan ekonomi Indonesia di klaim nomor tiga dan amnesti pajak nomor satu di dunia,” ujar Said.

Dia melanjutkan, “Bahkan di Ibu Kota Negara, DKI Jakarta, upah minimumnya lebih rendah dari Karawang."

Menurut Said, KSPI juga menyoroti sejumlah masalah lain seperti peningkatan kasus kriminalisasi serikat pekerja, harga rumah susun yang mahal sehingga tidak bisa dinikmati buruh, hingga otomatisasi layanan jalan tol yang menyebabkan banyak pekerja diberhentikan.

Sementara itu, Polda Jawa Barat sudah bersiap melakukan pencegahan terhadap aksi sweeping ke pabrik-pabrik yang digelar massa buruh untuk mengajak rekan-rekannya mengikuti aksi May Day.

"Kami akan melakukan tindakan tegas jika ada aksi sweeping," kata Kapolda Jabar Brigjen Pol Bambang Purwanto usai Apel Pasukan Pengamanan May Day, di Kabupaten Karawang, pada Minggu (30/4/2017).

Bambang mengatakan Polda Jabar juga melarang aksi pemblokiran jalan arteri atau jalan tol selama aksi demonstrasi peringatan May Day 2017 berlangsung.

"Pokoknya dua hal itu (blokir jalan dan sweeping) akan menjadi perhatian kami. Jika kelompok buruh melakukan dua hal itu, akan kami tindak tegas," kata dia.

Polda Jabar akan mengerahkan puluhan ribu personel yang disebar di sejumlah daerah sekitar Jawa Barat dalam peringatan May Day tahun ini. Menurut Bambang, dengan bantuan TNI dan unsur pemerintah, total personel pengamanaan untuk aksi May Day di Jawa Barat mencapai 50 ribu orang.

Pihak kepolisian akan mengawal massa buruh yang akan ke Jakarta ataupun mereka yang akan memperingatinya di daerah masing-masing. Untuk daerah yang dianggap rawan akan mendapat bantuan pengamanan dari Polda Jabar, seperti di Karawang.

Menurut Bambang, Karawang mendapat perhatian khusus, karena jumlah buruh yang ada di sana paling banyak di bandingkan daerah lain di Jawa Barat, yaitu sekitar 700 ribu pekerja.

Baca juga artikel terkait HARI BURUH atau tulisan lainnya dari Addi M Idhom

tirto.id - Sosial budaya
Reporter: antara
Penulis: Addi M Idhom
Editor: Addi M Idhom