tirto.id - Kepala Staf Angkatan Darat Jenderal (KSAD) Andika Perkasa mengatakan, calon prajurit taruna tidak merasa tertekan dengan munculnya isu Enzo Zenz Allie diduga terlibat gerakan radikal.
“Mereka dalam kondisi yang bagus dan sehat karena makan dan semuanya sudah lebih bagus. Semuanya dalam kondisi bagus, tidak ada dalam tekanan,” kata Andika di kantor Mabes AD, Jakarta, Selasa (13/8/2019).
Meski isu itu ramai dibicarakan di media, ia mengatakan, hal itu tidak berpengaruh kepada calon prajurit taruna. Menurut dia, para calon prajurit taruna dan Enzo sendiri langsung fokus dengan pendidikan dasar militer. Mereka akan dididik selama 3 bulan dan dilarang memegang alat komunikasi selama pelatihan.
“Itu sama sekali mereka tidak diperkenankan berhubungan dengan dunia luar. Handphone, alat komunikasi tidak. Jadi saya yakin dia tidak mendengar,” kata Andika.
Andika menuturkan, pendidikan Enzo di Akmil tidak akan dibedakan dan akan diperlakukan sama seperti calon prajurit taruna lain. Enzo, kata dia, akan mengalami pendidikan, pengasuhan, dan bimbingan mental seperti calon prajurit taruna. Andika justru berdoa agar Enzo dan para calon prajurit taruna bisa sukses.
“Harapan saya justru orang-orang yang terdekat sama adik-adik kita ini, seperti orang tua yang ingin cita-cita anaknya tercapai, semua orang yang ingin melihat mereka ini sukses, itu agar membantu. Karena memang enggak ada yang bisa memastikan 100 persen, 'Ya, sekarang ini stage-nya moderasi beragamanya 84 persen, tidak kemudian serta merta akan begitu seterusnya. Lingkungan ini berpengaruh. Makanya ini imbauan saya,” kata Andika.
Nama Enzo Zenz Allie sempat menimbulkan pro-kontra. Semua berawal video yang viral beberapa hari lalu. Dalam video itu Enzo, 18 tahun, tengah berbicara dengan Panglima TNI Hadi Tjahjanto dengan bahasa Perancis dalam momen pemantauan akhir (atau pantukhir) di Akademi Militer, Magelang. Enzo adalah seorang blasteran Indonesia-Perancis yang dinyatakan lulus jadi teruna Akmil. Kepada Hadi, Enzo bilang ingin jadi prajurit Kopassus.
Namun, isu penerimaan tersebut dipersoalkan karena latar belakang Enzo. Warganet menyebut Enzo adalah pengikut Hizbut Tahrir Indonesia (HTI)--organisasi yang telah dicabut badan hukumnya oleh pemerintah--karena menemukan foto Enzo tengah membawa bendera tauhid (atau HTI, tergantung dari sudut mana itu dilihat).
Penulis: Andrian Pratama Taher
Editor: Alexander Haryanto