Menuju konten utama

KSAD Klaim Obat Covid-19 Temuan Unair Tinggal Tunggu Izin Edar BPOM

Kepala Staf Angkatan Darat Jenderal Andika Perkasa mengatakan, pada hari Rabu (19/8/2020) akan berkunjung ke BPOM untuk mengurus izin edar obat COVID-19.

KSAD Klaim Obat Covid-19 Temuan Unair Tinggal Tunggu Izin Edar BPOM
Wakil Ketua Komite Pelaksana Penanganan COVID-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) yang juga Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD) Jenderal TNI Andika Perkasa (kanan) menerima hasil uji klinis tahap tiga obat baru untuk penanganan pasien COVID-19 dari Rektor Universitas Airlangga (Unair) Mohammad Nasih di Jakarta, Sabtu (15/8/2020). ANTARA FOTO/Aditya Pradana Putra/wsj.

tirto.id - Kepala Staf Angkatan Darat Jenderal Andika Perkasa mengklaim kandidat obat COVID-19 yang dibuat Universitas Airlangga dan didukung TNI AD dan Badan Intelijen Negara (BIN) telah melalui uji klinis fase tiga. Selanjutnya, obat ini tinggal diregistrasikan ke Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) sebelum siap diedarkan ke masyarakat.

"Berdasarkan penjelasan dari ketua tim pelaksana research tadi, semua sudah memenuhi dengan science yang sudah didukung," kata Andika dalam konferensi pers di Mabes TNI AD, Jakarta pada Sabtu (15/8/2020) kemarin.

Andika yang juga menjabat sebagai Wakil Ketua Komite Pelaksana Penanganan COVID-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) mengatakan pada Rabu (19/8/2020) akan berkunjung ke BPOM untuk mengurus izin edar obat ini.

Di samping itu, secara paralel pihaknya berkoordinasi dengan Kimia Farma, Lembaga Farmasi Polri, Lembaga Farmasi TNI-AD, Ikatan Dokter Indonesia (IDI), untuk mempersiapkan produksi massal, salah satunya proposal anggaran yang akan diajukan ke pemerintah.

"Kami sudah langsung akan berbicara rencana produksi. Siapa membuat apa, yang akan membeli bahan baku bagaimana, kemudian anggaran dari pemerintahnya seperti apa," ujarnya.

Kepala Pusat Penelitian dan Pengembangan Stem Cell Unair, Purwati menuturkan obat ini adalah gabungan dari tiga jenis obat yakni Lopinavir/Ritonavir dan Azithromycin, Lopinavir/Ritonavir dan Doxycycline, serta Hydrochloroquine dan Azithromyci.

Uji klinis dilakukan terhadap pasien COVID-19 yang menunjukan gejala ringan, sedang, dan berat yang dirawat tanpa menggunakan ventilator. Hasilnya, terjadi perbaikan klinis sebesar 90 persen dalam kurun waktu 1-3 hari pasca penggunaan obat tersebut.

Purwati mengklaim obat ini memiliki efek samping yang lebih kecil daripada obat tunggal sehingga aman digunakan.

"Yang kami khawatirkan efek samping ke liver dan jantung tapi setelah kami ikuti rekam jantung, pemeriksaan uji liver dalam tujuh hari maka terjadi perbaikan daripada fungsi liver," tuturnya.

Rektor Unair Mohammad Nasih turut menjelaskan tiga jenis obat yang dikombinasikan untuk menjadi obat baru ini biasanya diberikan secara terpisah kepada pasien. Namun, Unair mengkombinasikan ketiga jenis obat tersebut. Ia pun mengklaim obat baru itu memiliki efektivitas hingga lebih dari 90 persen.

Sementara itu, Andika juga mengklaim bahwa obat ini telah digunakan terhadap ratusan siswa Sekolah Calon Perwira (Secapa) TNI AD yang positif covid-19 dan telah memenuhi inklusi. Hasilnya, seluruh siswa yang positif telah dinyatakan sembuh seluruhnya.

Baca juga artikel terkait OBAT CORONA atau tulisan lainnya dari Mohammad Bernie

tirto.id - Kesehatan
Reporter: Mohammad Bernie
Penulis: Mohammad Bernie
Editor: Bayu Septianto