tirto.id - Kabin wahana permainan bianglala di Pasar Malam Perayaan Sekaten (PMPS) Yogyakarta terjungkal pada Minggu (11/11/2018). Penyebab, diduga karena posisi penumpang yang tidak seimbang.
Hal itu diungkapkan Muhammad Saifullah (27), salah seorang warga Kecamatan Keraton, Kota Yogyakarta, yang pada saat kejadian berada di lokasi sekitar pukul 19.15 WIB. Saiful yang saat itu mengantar istri dan adiknya naik bianglala tersebut melihat dan sempat merekam saat salah satu kabin bianglala terbalik.
Dia menjelaskan, mulanya salah satu kabin tidak seimbang, sehingga menyebabkan kabin lainnya tersenggol lalu terbalik. Sesaat setelah istri dan adiknya naik kabin bianglala, ia melihat sepasang muda-mudi menaiki kabin lainnya di bianglala yang sama. Belakangan kabin yang tumpangi pasangan muda-mudi tersebut lah yang menyenggol kabin lainnya hingga kemudian terbalik.
Menurut Saiful, sepasang muda-mudi itu mulanya telah diingatkan oleh operator bianglala agar duduk berhadapan ketika di dalam kabin. Namun beberapa saat kemudian mereka malah duduk berdampingan sehingga menyebabkan kabin menjadi miring.
"Dua orang ini duduk paling kiri sendiri bersebelahan. Saya lihat persis karena saya juga melihat istri dan adik saya sambil [merekam] video. Saya sudah lihat [kabin] itu miring-miring," kata dia saat dihubungi reporter Tirto, Senin (12/11/2018).
Ia mengatakan, posisi kabin memang sudah miring saat naik ke atas, tetapi belum sampai menyenggol kabin lain. Namun, saat kabin yang ditumpangi muda-mudi itu turun, barulah menyenggol kabin lain. Akibatnya dua kabin lain yang bersebelahan saling bersenggolan.
"Kabin bawahnya karena tersenggol lalu terbalik, atasnya karena ikut tersenggol terbalik juga. Yang [kabin] bawah terbalik ke kiri, [kabin] atasnya ke kanan. Karena miring dan semakin ke bawah atasnya lagi juga tersenggol sedikit," jelasnya.
Mengetahui hal itu, operator langsung memberhentikan bianglala. Sejumlah pekerja dari operator langsung melakukan evakuasi, memanjat bianglala lalu mengeluarkan para penumpang kabin yang terbalik.
Selain penumpang di tiga kabin yang terbalik, penumpang di dua bilik lainnya juga dievakuasi keluar karena sudah ketakutan dan meminta turun. Salah satunya adalah kabin yang ditumpangi Aulia Ariefa dan Khairun Nisa, istri dan adik Saifullah.
Tidak selesai sampai di situ. Setelah bianglala dihentikan dan sebagian penumpang diturunkan, masalah kembali datang. Berat bianglala jadi tidak proporsional karena para penumpang di satu sisi bianglala diturunkan. Bianglala pun dengan sendirinya berputar berlawanan arah
Karena bianglala berputar tanpa terkendali, sejumlah pengunjung pun ikut membantu menahan bianglala supaya tidak lagi berputar. Saat berputar tak terkendali, satu kabin berisi seorang perempuan, laki-laki dan anak kecil yang belum sempat dievaluasi kembali terjungkal. Tiga menumpangnya itu pun hampir terjatuh dari ketinggian sekitar lima meter.
Operasional Wahana Dihentikan Sementara
Insiden terakhir itulah yang kemudian banyak diperbincangkan karena videonya beredar luas di media sosial. Akibat kejadian itu, panitia langsung menghentikan operasional wahana sampai waktu yang belum ditentukan.
"Pengelola dan pengawas masih terus mencari penyebabnya. Tapi untuk sementara kami hentikan operasionalnya. Pihak pengelola juga kooperatif dengan kami. Begitu kejadian, malamnya itu [kabin] langsung dilepas, dan dihentikan," kata Ketua Tim Pengelola Lahan PMPS, Evi Wahyuni, saat ditemui di PMPS Yogyakarta, Senin (12/11/2018).
Tidak ada korban jiwa dalam peristiwa ini, namun terbaliknya kabin menyebabkan sejumlah penumpang hampir terjatuh.
Evi yang juga merupakan Kasi Pengawasan dan Pengendalian Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Kota Yogya itu mengatakan, penutupan wahana dilakukan sampai diketahui penyebab pasti terjadinya insiden tersebut.
"Dugaan sementara mungkin karena ini wahana yang baru. Kalau yang lain tertutup tapi kalau ini [kabin bianglala] cuma separuh langsung atap. Mungkin karena itu, saat kejadian kemarin penumpang [bisa] keluar melalui sela-sela itu," katanya.
Namun demikian, pihaknya masih akan menyelidiki penyebab pasti terbaliknya kabin. Apakah karena ada ketidakseimbangan beban penumpang atau atau karena hal lain, pihaknya akan menelusuri.
Perusahaan Penyewa Lahan Harus Dapat Izin
Evi mengungkapkan, kabin atau keranjang bianglala yang dioperasikan oleh PT Berkah Ria itu masih baru. Kabin datang di Sekaten sekitar dua hari yang lalu.
Total ada tiga perusahaan yang menyewa lahan untuk operasional wahana permainan di Sekaten. Selain PT Berkah Ria, dua perusahaan dan sejumlah wahana lainnya masih tetap diperbolehkan beroperasi.
Lanjut Evi, semua perusahaan yang beroperasi sejatinya harus mendapatkan izin dari Dinas Pekerjaan Umum, Perumahan Dan Energi Sumber Daya Mineral (DPUP-ESDM) Yogyakarta. DPUP-ESDM yang paling berwenang dan mengetahui soal konstruksi wahana permainan.
Sementara itu, Kasat Reskrim Polres Kota (Polresta) Yogyakarta Kompol Sutikno mengatakan pihaknya telah mendatangi lokasi kejadian. Berdasarkan olah kejadian dan keterangan yang didapat, polisi tidak menemukan adanya unsur kelalaian dan pelanggaran pidana dalam insiden tersebut.
Namun demikian, pada Senin (12/11/2018) ini, pihaknya langsung memanggil pengelola wahana. "Semua operator [pengelola wahana permainan] di Alun-Alun Utara di kumpulkan oleh Kasat Intelkam, [dimintai keterangan] terkait standar keselamatan," ujar Sutikno.
Penulis: Irwan Syambudi
Editor: Alexander Haryanto