tirto.id - Arus laut dan gelombang tinggi diduga menyebabkan Kapal Motor Penumpang (KMP) Yunicee yang hendak bersandar di Pelabuhan Gilimanuk, Bali, miring dan tenggelam dalam waktu 5 menit.
Kepala Kantor Kesyahbandaran dan Otoritas Pelabuhan (KSOP) Kelas III Tanjung Wangi, Banyuwangi, Letkol Marinir Benyamin Ginting mengatakan hal itu diketahui berdasarkan keterangan kepala kamar mesin KMP Yunicee yang ditemukan selamat.
"Kapal tersebut yang parkir dan menunggu antrean terseret arus. Karena ombaknya besar, kemampuan mesin tidak bisa mengimbangi tingginya gelombang dan terseret, Sekitar lima menit kapal miring dan tenggelam ke sisi kiri," ujar Benyamin di Pelabuhan Ketapang Banyuwangi, Jawa Timur, Selasa (29/6/2021) malam.
Benyamin menduga KMP Yunicee terseret arus laut dan gelombang setinggi empat meter lalu tenggelam.
"Kami sempat melakukan pencarian korban di laut, gelombang tinggi mencapai tiga hingga empat meter, kemungkinan ini (gelombang) yang menyeret kapal dan tenggelam," kata dia.
Hingga saat ini, tercatat 33 orang selamat, 6 orang ditemukan meninggal dunia, dan 14 orang lain masih dalam pencarian.
Salah satu ABK yang berhasil dievakuasi adalah kepala kamar mesin KMP Yunicee yang terombang-ambing di Selat Bali. Benyamin mengatakan, dari keterangan kepala kamar mesin tersebut, seluruh penumpang kapal dipastikan menggunakan baju pelampung.
"Besar kemungkinan masih bisa ditemukan selamat, meskipun ada enam penumpang yang ditemukan meninggal," kata dia.
Sementara itu, Kepala Satuan Pelayanan pada Badan Pengelola Transportasi Darat (BPTD) XI Jawa Timur, Rocky Surentu mengatakan KMP Yunicee masih laik jalan. Berdasarkan manifest KMP Yunicee juga tidak ada kelebihan muatan.
"Di Ketapang kondisi ombak tidak tinggi, dan di tengah (Selat Bali) gelombang tinggi," ujarnya.
Kapal Motor Penumpang (KMP) Yunicee mengangkut 41 penumpang dan 12 anak buah kapal (ABK) dari Pelabuhan Ketapang Banyuwangi, menuju Pelabuhan Gilimanuk, Jembrana, Bali.
Penulis: Gilang Ramadhan
Editor: Gilang Ramadhan