Menuju konten utama

Kronologi Bom Pasuruan Menurut Tetangga

Menurut tetangga, ledakan bom Pasuruan pertama terjadi pada 12.15 WIB. Dua ledakan selanjutnya terdengar tak lama kemudian, menyasar seorang polisi.

Kronologi Bom Pasuruan Menurut Tetangga
Ilustrasi ledakan bom. FOTO/iStockphoto

tirto.id - Insiden tiga ledakan terjadi di salah satu perkampungan di Jalan Pepaya RT 01/01 Kelurahan Pogar, Bangil, Pasuruan, Jawa Timur, Kamis (5/7/2018). Salah seorang warga, Didit, mengatakan ledakan pertama terjadi pada jam 12.15 WIB.

Kepada Metro TV, Didit menceritakan awalnya ia menganggap suara ledakan berasal dari tabung gas elpiji. Ketika itu ia ada di depan rumah. Di arah barat, ia melihat kepulan asap. Didit pun langsung menuju tempat kejadian.

"Saya masuk ada pecahan kaca. Tersangkanya ini saya tuntun keluar. 'ndak apa-apa, ndak-apa apa,'" kata Didit kepada orang itu. Tersangka yang Didit maksud adalah Anwardi, kelahiran Jakarta tahun 1968—berdasarakan data pada KTP namun juga dikenal dengan nama Abdullah.

Ketika menyuruh Anwardi keluar, Didit mendengar di dalam rumah yang jendelanya lumayan besar dan berdinding merah muda itu ada suara anak kecil menangis. Didit kemudian menghampiri suara tersebut. Ia melihat anak berusia sekitar enam tahun terluka. Anak itu sedang digendong ibunya.

"Lalu saya cegat warga lewat. Saya suruh ke rumah sakit." Posisi Didit sudah ada di luar rumah ketika itu.

Tersangka, yang menurut Didit masih ada di dalam rumah, mencoba keluar. Didit bilang: "kamu mau ke mana?" Warga, yang ikut-ikutan mendatangi rumah, juga mencegah Anwardi keluar.

Anwardi malah mengancam orang-orang ini. "Eh, awas kamu ya!" Ia kemudian masuk lagi ke dalam. Menutup pintu. Didit lari dan berteriak ke warga kalau ada orang "bunuh diri... bom bunuh diri."

Tak lama setelah itu, terdengar dua ledakan lagi.

Ledakan terjadi ketika Anwardi mencoba kabur dengan membawa tas ransel. Saat itu warga mengejar. Ketika melihat Kapolsek Bangil, Kompol M Iskak, Anwardi malah berlari mendekat. Kejar-kejaran terjadi antara Iskak dan Anwardi. Ledakan terjadi ketika Anwardi melemparkan tas yang ia bawa ke arah Iskak. Beruntung Iskak bisa menghindar.

"Kapolseknya yang dilempar bom dua kali ledakan," aku Didit.

Setelah itu, Anwardi bergegas masuk ke dalam rumahnya lagi, membawa motor, dan mencoba kabur. Warga melawan, salah seorang di antara mereka melepaskan tembakan yang, menurut Didit, mengenai dadanya.

"Kena. Tapi terus lari. Hilang."

Kronologi Didit sama seperti keterangan dari Kapolres Pasuruan. Dalam keterangan tertulis yang diterima Tirto, disebutkan bunyi ledakan memang tiga kali. "Setelah itu pelaku masuk ke dalam rumahnya sambil mengendarai motor Honda Astrea sambil membawa tas ransel hitam ke arah timur.

Sampai saat ini polisi masih mengejar Anwardi. Sementara perempuan yang diduga istri berinisial DR, kelahiran 1978, sudah ditangkap polisi untuk dimintai keterangan. Belum jelas apakah ledakan ini terkait jaringan terorisme atau tidak.

Baca juga artikel terkait LEDAKAN BOM PASURUAN atau tulisan lainnya dari Rio Apinino

tirto.id - Hukum
Reporter: Rio Apinino
Penulis: Rio Apinino