tirto.id - Bursa perebutan kursi menteri terus memanas. Teranyar adalah manuver politikus PKB Maman Imanulhaq yang mengkritik kinerja Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin yang notabene adalah kader PPP, padahal PKB dan PPP sama-sama sebagai partai pengusung Jokowi-Ma'ruf di Pilpres 2019.
Maman menilai kinerja Lukman sebagai seorang menteri telah gagal total. Indikator yang dipakai adalah dugaan suap yang menjerat Lukman dalam jual-beli jabatan di Kementerian Agama. Maman bahkan menyindir parkir Kemenag yang dinilainya jelek dan menyamakannya dengan kinerja Lukman.
"Gagal, betul gagal. Bukan hanya soal kinerja. Bapak coba datang deh ke Lapangan Banteng, tidak pernah ada sebuah kementerian yang parkirnya paling jelek, kecuali Kementerian Agama. Parkirnya saja jelek apalagi menterinya gitu," kata Maman dalam sebuah diskusi di Jakarta Pusat, Sabtu (20/7/2019).
Selain itu, Maman menilai Lukman juga membiarkan radikalisme berkembang di Indonesia. Wakil Sekjen PKB ini menuding, ada pegawai Kemenag yang setuju pada tindakan intoleran pada kelompok minoritas.
"Bagaimana mungkin saya nyaman seorang Menteri Agama ngomongnya negarawan, tetapi membiarkan kelompok radikalis anti-toleran, ada pegawai Kementerian Agama yang justru setuju terhadap penghancuran teman-teman minoritas," kata Maman.
Kritik yang disampaikan Maman sejatinya memang menyoroti kinerja Kementerian Agama yang tak terlalu bagus. Apalagi, muncul beberapa kasus korupsi hingga jual beli jabatan di lembaga tersebut.
Namun, yang menjadi persoalan adalah kritik itu disampaikan Maman saat wacana mengenai penyusunan kabinet periode kedua pemerintahan Joko Widodo sedang bergulir. Selama ini, kursi Menteri Agama selalu dijabat kader PPP, setidaknya sejak era Presiden SBY hingga saat ini.
Ketua DPP PKB Jazilul Fawaid pun cepat-cepat membantah bahwa partainya sedang mengincar posisi Menag yang selama ini selalu dijabat kader PPP.
“Kalau Menag, kan, sering ditempati orang hijau, terus PKB dianggap mau [kursi] Menag? Ya, kan, enggak juga. Nanti itu tergantung Presiden. Posisinya, kan, banyak," ujar Jazilul di Gedung DPR, Senayan, Jakarta, Senin (22/7/2019).
Jazilul pun membela Maman dan mengklaim tak ada ambisi pribadi dari politkus PKB itu untuk menjadi Menteri Agama di periode kedua pemerintahan Jokowi. Menurut dia, apa yang disampaikan Maman hanyalah kiasan.
Ia pun menilai kinerja Lukman yang merupakan kader PPP selama menjabat Menag cukup baik, meski birokrasi di kementerian itu masih banyak kekurangannya.
"Meskipun menterinya bagus, kalau birokrasinya tidak bagus itu nanti hasilnya kurang bagus. Sebetulnya itu yang disampaikan Kang Maman," ucap Jazilul.
Menurut Jazilul, kritik yang disampaikan Maman itu murni pendapat pribadi, dan tak ada kaitannya dengan sikap partai.
"Ya, itu salah paham saja, dan itu pendapat pribadi Kang Maman bukan mewakili PKB sehingga kemudian yang muncul seakan-akan PKB mengkritik PPP, bukan," ujar Jazilul.
Pembelaan PPP
Wakil Sekretaris Jenderal PPP Achmad Baidowi membela Lukman. Pria yang kerap disapa Awiek ini bahkan menilai apa yang dilakukan Maman sebagai manuver PKB untuk mendapatkan kursi Menteri Agama.
"Orang yang mau menggantikan, mah, harus begitu," kata Awiek.
Awiek mengatakan partainya siap apabila kembali diminta Presiden Joko Widodo untuk mengisi kursi Menteri Agama dalam kabinet kerja jilid II. Namun, apabila belum diberikan kesempatan, PPP juga pasrah.
"Kalau misalkan Pak Jokowi tidak memberikan kepercayaan kepada PPP di Menteri Agama dan diberikan kepercayaan di pos menteri lain, tidak masalah," kata Awiek.
Soal kinerja, Awiek menilai, kriteria keberhasilan menteri beragam. Menurut dia, mematuhi dan loyal pada Presiden Jokowi pun bisa dikatakan keberhasilan.
"Saya kira ada sisi-sisi positif. Kan, tidak mungkin semua orang itu sempurna. Jangan pula ada satu hal yang kaitannya tadi dengan persoalan di internal, seperti pembinaan ASN, kan, sudah mulai dilakukan. Tapi, kan, Kementerian Agama ini, kan, bukan seperti kementerian yang lain. Strukturnya mulai dari atas sampai yang paling bawah itu, loh," ujar anggota Komisi II DPR RI itu.
PKB Dinilai Incar Kursi Menag
Direktur Eksekutif Indonesia Political Review, Ujang Komaruddin melihat kritik yang disampaikan Maman Imanulhaq bukanlah sekadar kritik, tapi juga ada maksud lain. Mengincar kursi Menteri Agama.
"Seperti kita tahu, Kemenag itu biasanya diisi oleh menteri dari partai yang berbasis massa NU. Dan hanya ada dua partai yaitu PPP dan PKB. Jika PKB mengkritik bisa saja PKB menginginkan jatah Kemenag," jelas Ujang kepada reporter Tirto.
Selain itu, PKB juga memanfaatkan banyaknya masalah yang terjadi di Kementerian Agama. Menurut Ujang, tak hanya soal penyelenggaraan haji dan umrah saja, tetapi juga soal suap-menyuap untuk mendapatkan jabatan tertentu di Kemenag.
Lukman menjabat Menag sejak Kabinet Indonesia Bersatu II di era pemerintahan SBY. Kemudian, Lukman dipercaya kembali menjadi menag dalam Kabinet Kerja sejak 27 Oktober 2014, di bawah kepemimpinan Jokowi-JK.
Lukman kini terseret kasus jual-beli jabatan di lingkungan Kemenag. Namanya disebut-sebut menerima uang Rp70 juta dari Haris Hasanuddin, untuk mendapatkan kursi Kepala Kantor Wilayah Kementerian Agama Jawa Timur. Hal itu terungkap setelah Haris tertangkap tangan KPK ketika bertransaksi suap dengan eks Ketua Umum PPP Romahurmuziy.
Sebelum Lukman menjabat, kursi Menteri Agama diisi Suryadharma Ali yang saat itu juga menjabat Ketua Umum PPP. Namun, Suryadharma diganti setelah terjerat korupsi penyelenggaraan dana haji.
Menurut Ujang, adanya kasus-kasus seperti ini, dimanfaatkan PKB untuk merayu Jokowi agar mendapatkan kursi Menteri Agama.
"Mereka melihat celah bahwa selama ini Menag dibawah PPP selalu bermasalah," jelas Ujang.
Sementara itu, Dosen Komunikasi Politik dari Universitas Paramadina, Hendri Satrio mengatakan kritik yang disampaikan Maman seharusnya juga disampaikan partai-partai politik lainnya, apalagi partai politik yang berada di DPR RI.
"Parpol-parpol yang ada di DPR seharusnya berikan penilaian berkala kepada menteri. Jadi bukan hanya semata kritikan PKB bertujuan ingin merebut kursi menag dari PPP, tapi kritik harus disampaikan secara terus menerus," ucap Hendri.
Penulis: Bayu Septianto
Editor: Abdul Aziz