tirto.id - Pemerintah Korea Utara ternyata tak ciut nyali setelah menerima ancaman serangan militer dari Amerika Serikat.
Wakil Menteri Luar Negeri Korea Utara, Han Song-Ryol menyatakan militer Korea Utara akan melanjutkan uji coba peluru kendali (rudal) secara rutin secara mingguan, bulanan dan tahunan. Menurut dia, langkah ini merupakan perisapan Korea Utara menghadapi perang habis-habisan dengan militer AS.
"Kami akan melakukan uji coba peluru kendali lebih lanjut secara mingguan, bulanan dan tahunan," Kata Song-Ryol dalam wawancara khusus dengan BBC sebagaimana dikutip Antara pada Selasa (18/4/2017).
Song-Ryol menegaskan, "Jika AS cukup berani untuk mengerahkan kekuatan militer, maka berarti sejak hari pertama akan terjadi perang habis-habisan."
Dia menyatakan pemerintah Korea Utara hingga kini meyakini persenjataan nuklir milik negara berhaluan komunis ini memiliki kekuatan yang mampu menandingi serangan militer AS.
“Jika Amerika Serikat merencanakan serangan militer terhadap kami, maka kami akan merespon dengan serangan nuklir penangkal sesuai dengan gaya dan metode kami,” kata Song-Ryol.
Pada pekan lalu, media Pemerintah Korut merilis peringatan keras negara itu ke AS. Korut siap melancarkan serangan nuklir ke AS bila pemerintahan Donald Trump benar-benar meralisasikan ancaman agresi militer ke negara itu.
Adapun pihak Gedung Putih telah mengumumkan pernyataan hasil pengamatan pemerintah AS yang meragukan kapasitas Korea Utara untuk melancarkan serangan nuklirnya. Apalagi, muncul kabar uji coba rudal Korut gagal pada Minggu, 16 April 2017. Rudal Korut meledak selang beberapa detik usai peluncuran.
Wakil Presiden AS Mike Pence juga sudah memperingatkan Korut bahwa serangan AS baru-baru ini di Suriah dan Afghanistan membuktikan ancaman Presiden Donald Trump ke negara itu bukan isapan jempol.
Dalam rangkaian kunjungannya ke sejumlah negara Asia dalam beberapa hari lalu, Pence mengingatkan agar Korut tidak terus menguji kesabaran AS. Menurut dia, “era kesabaran strategis” dalam menghadapi Korut sudah berakhir.
Korut memang piawai dalam melakukan provokasi ke negara seterunya. Selain mengancam AS, baru-baru ini pemerintah Korut merilis foto pawai militernya secara besar-besaran yang memamerkan sejumlah rudal diangkut truk buatan Cina.
Parade militer pada Sabtu akhir pekan kemarin tersebut untuk memperingati kelahiran ke-105 pendiri negara itu, Kim Il-sung. Parade itu memamerkan enam peluru kendali balistik yang diluncurkan dari kapal selam bernama Pukkuksong. Rudal-rudal itu diangkut truk berwarna khas Angkatan Laut Korea Utara yang dipasangi lambang perusahaan Cina, Sinotruk.
Provokasi itu tak mengherankan sebab Cina dikabarkan sedang digandeng AS untuk menghadapi Korut. Koran milik pemerintah Cina, Global Times, juga melaporkan pemerintah Cina sempat menempatkan 150 ribu pasukan di perbatasan negara itu dengan Korea Utara sebelum ada uji rudal Korut pada akhir pekan kemarin.
Pasukan Marinir AS baru-baru ini juga telah tiba di Darwin untuk melakukan latihan bersama dengan marinir Australia dan Cina.
"Ini merupakan bentuk komitmen yang harus kami lakukan, untuk menempatkan satgas dalam jumlah besar, mengingat betapa pentingnya kawasan ini (Indo-Pasifik)," kata Komandan Marinir Amerika Serikat, Letnan Kolonel Brian Middleton, sesaat setelah pasukan pertama tiba di utara Australia.
Middleton mengatakan selama penempatan enam bulan di Australia, pasukannya akan melakukan latihan bersama dengan pasukan Australia dan Cina.
Penulis: Addi M Idhom
Editor: Addi M Idhom