Menuju konten utama

Korsel Minta Semua Berhati-Hati dengan Korut terkait Nuklir

Tak hanya menyerukan langkah perdamaian dan mencegah perang, Presiden Korea Selatan Moon Jae-in juga mengeluarkan janji untuk siap membantu Korea Utara.

Korsel Minta Semua Berhati-Hati dengan Korut terkait Nuklir
Presiden Amerika Serikat Donald Trump (kanan) berjabat tangan dengan Presiden Korea Selatan Moon Jae-in sebelum memberikan pernyataan bersama di depan Taman Mawar Gedung Putih di Washington, Amerika Serikat, Jumat (30/6). ANTARA FOTO/REUTERS/Jim Bourg

tirto.id - Presiden Korea Selatan Moon Jae-in menyerukan pada semua pihak agar berhati-hati dalam penanganan masalah nuklir di Semenanjung Korea. Pernyataan Moon Jae-in ini dimaksudkan sebagai upaya bertujuan mencegah perang.

"Semua upaya kita ialah untuk mencegah pecahnya perang dan menjaga perdamaian. Sehubungan dengan itu, situasi seputar masalah nuklir Korea Utara perlu dijaga agar tetap stabil sehingga ketegangan tidak akan meningkat tajam atau bentrokan militer yang tak sengaja tidak akan merusak perdamaian," kata Moon kepada Sidang Majelis Umum PBB, Kamis (22/9/2017).

Pemimpin Korea Utara Kim Jong-un sebelumnya sempat menyebut Donald Trump "cacat mental" dan memperingatkannya bahwa Presiden AS itu akan "membayar mahal" karena ancamannya untuk "menghancurkan sepenuhnya" rezim di Pyongyang.

Dalam sebuah pernyataan yang dibawa oleh kantor berita resmi KCNA, Kim mengatakan bahwa Trump "tidak layak untuk memegang hak prerogatif dari sebuah komando tertinggi sebuah negara."

Pernyataan tersebut muncul sebagai tanggapan pidato Trump yang agresif di majelis umum PBB pada Selasa (19/9/2017), di mana dia memperingatkan bahwa dia akan "menghancurkan secara total" Korea Utara jika menyerang AS atau sekutunya, dan meminta negara-negara lain untuk memotong sumber dana Korea Utara.

"[Trump] jauh dari membuat ucapan persuasif yang dapat dipandang membantu meredakan ketegangan. Dia membuat omong kosong kasar yang belum pernah terjadi sebelumnya yang belum pernah didengar dari pendahulunya," kata Kim, sebagaimana dikutip dari The Guardian, Jumat (22/9/2017).

Tak hanya menyerukan langkah perdamaian dan mencegah perang, Moon juga mengeluarkan janji untuk siap membantu Korea Utara.

"Kami tidak menginginkan runtuhnya Korea Utara. Kami tidak akan mengupayakan penyatuan melalui absorpsi atau cara artifisial. Jika Korea Utara membuat keputusan, sekalipun sekarang, untuk berdisi di sisi benar sejarah, kami siap membantu Korea Utara bersama dengan masyarakat internasional," papar Moon.

Ia menjelaskan, semangat PBB ialah untuk mewujudkan perdamaian global melalui dialog multilateral, dan Semenanjung Korea adalah tempat semangat itu paling diperlukan.

"Kami membutuhkan PBB memainkan peran yang lebih aktif di Semenanjung Korea. Peran paling penting yang kami minta dimainkan oleh PBB hari ini datang dengan kebijakan-kebijakan mendasar untuk menghentikan lingkaran kejam peningkatan provokasi dan peningkatan ketegangan."

Ia mendesak Republik Rakyat Demokratik Korea (DPRK) "segera berhenti membuat pilihan sembrono yang bisa membuat negeri itu dikucilkan dan jatuh dan memilih jalur dialog".

"Saya mendesak Korea Utara (DPRK) meninggalkan kebijakan bermusuhannya terhadap negara lain dan menghentikan program senjata nuklirnya dengan cara yang bisa diverifikasi dan tidak berubah," katanya sebagaimana dikutip Antara.

Upaya masyarakat internasional mesti lebih diperkuat, kata Moon. "Harus dengan keras dan tegas merespons sampai Korea Utara menghentikan program nuklirnya atas kemauan sendiri. Semua negara harus sepenuhnya melaksanakan resolusi sanksi Dewan Keamanan PBB dan mengupayakan langkah baru kalau provokasi lain Korea Utara berlanjut."

Baca juga artikel terkait KONFLIK KOREA atau tulisan lainnya dari Yuliana Ratnasari

tirto.id - Politik
Reporter: Yuliana Ratnasari
Penulis: Yuliana Ratnasari
Editor: Yuliana Ratnasari