Menuju konten utama

Korban Jiwa Banjir Lahar Hujan Sumbar Bertambah Jadi 58 Orang

Seturut data mutakhir, korban meninggal akibat banjir lahar hujan di Sumatera Barat bertambah menjadi 58 orang.

Korban Jiwa Banjir Lahar Hujan Sumbar Bertambah Jadi 58 Orang
Warga melihat kondisi bangunan yang sudah hancur akibat banjir bandang di Jorong Pagu-pagu, Nagari Pandai Sikek, Tanah Datar, Sumatera Barat, Selasa (14/5/2024). Banjir bandang yang terjadi pada Sabtu (11/5) itu mengakibatkan enam orang meninggal dunia, dan dua orang hilang. ANTARA FOTO/Iggoy el Fitra/nym.

tirto.id - Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mencatat korban meninggal akibat banjir lahar hujan di Sumatera Barat bertambah menjadi 58 orang per Selasa (14/5/2024) malam.

"Data mutakhir berdasarkan laporan Pusat Pengendalian dan Operasi [Pusdalops] BNPB hari ini [Selasa] per pukul 18.35 WIB, jumlah korban meninggal dunia tercatat 58 orang," Kepala BNPB, Suharyanto, dalam keterangan pers yang diterima Tirto, Rabu (15/5/2024).

Menurut dia, selain korban meninggal, banjir lahar hujan juga menyebabkan 35 orang menghilang dan 33 warga mengalami luka-luka. Sementara itu, jumlah keluarga terdampak berjumlah 1.543 kartu keluarga (KK).

Pada Selasa (14/5/2024) kemarin, Suharyanto mengaku telah meninjau enam titik lokasi terdampak bencana di Sumatera Barat, yakni Bukikbatabuah di Kabupaten Agam; Pandai Sikek Sepuluh Kota, Lubuk Mata Kuciang, Lembah Anai, Simpang Manunggal, dan Jorong Panti di Kabupaten Tanah Datar.

Usai peninjauan, Suharyanto meminta agar alat berat segera dioperasikan guna menormalisasi kondisi di keenam lokasi itu. Dengan begitu, dia berharap kondisi di keenam lokasi tersebut bisa segera berangsur normal.

"Kami ingin pastikan di lokasi terdampak ini agar kondisi kembali normal. Jadi, alat berat kita ingin memastikan sudah bergerak," tuturnya.

Suharyanto menambahkan bahwa pihaknya juga tengah mendata kerusakan yang dialami rumah maupun bangunan lain di keenam lokasi tersebut. Jenis kerusakan dibagi menjadi rusak berat, sedang, dan ringan. Pendataan itu dilakukan untuk memudahkan proses perbaikan bangunan yang terdampak nantinya.

"Juga dilakukan pendataan kerusakan mulai dari rumah, fasos, fasum agar bisa segera ditindaklanjuti untuk diperbaiki dalam jangka pendek, menengah, dan jangka panjang," tutur dia.

Baca juga artikel terkait BANJIR LAHAR HUJAN atau tulisan lainnya dari Muhammad Naufal

tirto.id - Sosial budaya
Reporter: Muhammad Naufal
Penulis: Muhammad Naufal
Editor: Fadrik Aziz Firdausi