Menuju konten utama

Korban Gempa di Mataram Berburu Makanan Instan di Toko

Korban gempa di Kota Mataram, NTB berburu makanan instan di toko retail modern.

Korban Gempa di Mataram Berburu Makanan Instan di Toko
Kondisi salah satu ruangan yang rusak akibat gempa di Rumah Sakit Jiwa Mutiara Sukma di Lombok Barat, Nusa Tenggara Barat, Senin (6/8/2018). ANTARA FOTO/Zabur Karuru

tirto.id - Masyarakat di Kota Mataram, Pulau Lombok, Provinsi Nusa Tenggara Barat memburu berbagai makanan instan yang tersedia di sejumlah toko retail modern setempat.

Berdasarkan pengamatan Antara di Mataram, Senin malam, untuk rak penyedia mi instan dan roti sudah kosong dibeli oleh masyarakat.

Begitu juga untuk gerai penyedia bubur instan, beberapa sereal dan lainnya. Menurut Arin salah seorang pegawai retail modern, masyarakat memborong makanan instan usai gempa Minggu (5/8) malam.

Menurutnya produk tersebut habis untuk persediaan masyarakat berada di lokasi tenda-tenda pengungsian sementara. Stok kosong tersebut dipantau Antara terjadi di lebih dari tiga titik lokasi gerai.

Gufron salah satu warga lokal yang mencari mi instan mengaku kehabisan. "Iya, saya mencari mi seduh air panas tapi sudah kosong," katanya.

Menurutnya wajar saja hal tersebut terjadi, bisa jadi warga berupaya menimbun makanan untuk bersiaga di sekitar rumah, karena takut untuk masak ataupun masuk di dalam rumah mereka sendiri.

Masyarakat di sekitar Kota Mataram, Pulau Lombok, membangun tenda di gang-gang jalan untuk bermalam bersama di luar rumah.

"Tenda ini untuk pengungsian bersama, karena masih pada takut untuk tidur di dalam rumah," kata Farouk Mukhsin salah satu warga di Kelurahan Cakranegara, Lombok, Senin malam.

Beberapa tenda dibangun di tengah jalanan guna menghindari dekat bangunan tembok yang dikhawatirkan runtuh ketika terjadi gempa kembali.

Beberapa jalan kecil terpaksa dipasangi barikade untuk menutup akses jalanan agar dapat didirikan tenda dengan atap terpal yang luas.

Berdasarkan pengamatan Antara, satu tenda terpal diisi lima sampai enam keluarga, dengan mayoritas wanita dan anak-anak. Sedangkan warga laki-laki berkumpul di ujung gang untuk siaga.

Wati salah satu pengungsi di tenda darurat mengatakan masih trauma dan takut untuk bermalam di dalam rumah. Sebab gempa besar beberapa hari terakhir terjadi ketika petang.

"Semalam, guncangan besar sekali, jadi saya takut roboh, mending di luar bareng-bareng nunggu aman," kata Wati.

Kepada Antara, Wati mengatakan harapan agar bencana gempa bumi segera berlalu dan tidak ada lagi gempa susulan.

Gempa berkekuatan 7 Skala Richter (SR) yang mengguncang wilayah Lombok di Nusa Tenggara Barat pada Minggu (5/8) terjadi akibat pergerakan Sesar Naik Flores (Flores Back Arc Thrust) menurut Pusat Gempa Bumi dan Tsunami Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG).

"Gempa berkekuatan 7 SR yang terjadi di Lombok diakibatkan oleh adanya aktivitas Sesar Naik FLores yang memanjang dari Nusa Tenggara Timur sampai ke Bali di bagian utaranya, dan itu menyusup di bagian sepanjang pulau di Nusa Tenggara itu, menyusup ke bawahnya dan termasuk menyusup di Pulau Lombok dan itulah yang menyebabkan terjadinya gempa 7 SR itu," kata Kepala Pusat Gempa Bumi dan Tsunami Rahmat Triyono di Kantor BMKG, Jakarta, Senin.

Baca juga artikel terkait GEMPA NTB

tirto.id - Sosial budaya
Sumber: Antara