Menuju konten utama

Konsolidasi Internal Golkar Cegah Kalah Lagi di Pilgub Jabar

Kalah telak dua kali periode berturut-turut, Golkar enggan kecolongan lagi di Pilgub Jabar 2018. Mereka akan menguatkan barisan internal sebelum terjun ke Pilgub Jabar.

Konsolidasi Internal Golkar Cegah Kalah Lagi di Pilgub Jabar
Bupati Purwakarta Dedi Mulyadi. Doc. Pribadi

tirto.id - Ketua DPD Golkar Jawa Barat, Dedi Mulyadi mengaku tengah melakukan konsolidasi di internal partai menghadapi Pilgub Jabar 2018. Dedi merasa penting melakukan konsolidasi internal karena dalam beberapa kali Pilgub Jabar, Golkar selalu kalah. Ia ingin hal itu tak terulang lagi.

"Partai Golkar jangan terjebak dalam euforia pilgub. Lebih baik melakukan persiapan internal," kata Dedi Mulyadi, di Purwakarta, Senin (10/4/2017).

Dalam persiapan internal Golkar, Bupati Purwakarta ini mengaku akan menjaring nama-nama calon yang dinilai paham keinginan masyarakat Jawa Barat. "Kami di Partai Golkar Jawa Barat baru sebatas menerima usulan-usulan yang berkembang. Saya pribadi belum menyatakan apapun, baru menyerap aspirasi yang muncul," ujar Dedi.

Telaah mendalam terhadap psikologi pemilih di Jabar ini, kata Dedi, sangat penting. Alasan Dedi, pemilih di Jawa Barat selalu menghadirkan kejutan pada saat pemilihan berlangsung. Hal itu terbukti dari hasil survei yang sebelumnya dirilis oleh berbagai lembaga survei selalu berbeda dengan hasil pilkada itu sendiri.

"Kami telaah dulu keinginan masyarakat Jawa Barat seperti apa, karena di dua Pilgub Jabar sebelumnya selalu ada kejutan," kata dia.

Kekalahan Golkar di Jabar

Dalam dua Pilgub Jabar terakhir Partai Golkar selalu kalah. Pada Pilgub Jabar 2008, Partai Golkar Jabar mengusung petahana Dani Setiawan berpasangan dengan Iwan Sulandjana yang berlatar belakang militer.

Berdasarkan "real count" KPU Jawa Barat, pasangan ini harus puas meraih suara paling bawah dengan perolehan suara 24,95 persen. Padahal saat itu pasangan ini diusung partai yang tengah moncer saat itu yakni Partai Golkar dan Partai Demokrat.

Perolehan suara keduanya kalah dibanding dengan pasangan Agum Gumelar dan Nu'man Abdul Hakim yang diusung PDI Perjuangan dengan perolehan suara 34,55 persen.

Apalagi dengan pasangan Ahmad Heryawan dan Dede Yusuf yang keluar sebagai pemenang yang didukung PKS dan PAN dengan meraih suara 40,50 persen.

Kekalahan serupa terjadi pada Pilgub Jabar 20113. Berdasarkan hasil "quick count" Saiful Mujani Research and Consulting beberapa jam setelah Pilkada Jabar 2013 berlangsung, jagoan Partai Golkar yakni pasangan Irianto MS Syaifudin yang berpasangan dengan Tatang Farhanul Hakim hanya mampu meraup suara sebesar 12,16 persen.

Raihan suara itu jauh dari pemenang saat itu, yakni pasangan Ahmad Heryawan dan Deddy Mizwar dengan raihan 32,38 persen.

Baca juga artikel terkait PILGUB JABAR 2018 atau tulisan lainnya dari Agung DH

tirto.id - Politik
Reporter: Agung DH
Penulis: Agung DH
Editor: Agung DH