tirto.id - Pemerintah Kabupaten Jayawijaya, Provinsi Papua mencatat terdapat 7.278 warga mengalami trauma usai kerusuhan, Senin (23/9/2019). Ribuan warga itu masih berada di penampungan pengungsi.
Bupati Jayawijaya, Jhon Richard Banua mengatakan, para pengungsi masih tersebar lebih dari 59 titik di gedung pemerintah dan tempat ibadah.
"Pengungsi terbanyak bertahan di Polres, Kodim, gereja, musala dan sudah didistribusikan logistik," ucapnya sebagaimana dikutip dari Antara, Senin (30/9/2019).
Selain masyarakat pendatang, masyarakat asli Papua juga ikut mengungsi ke kampung-kampung. Jhon mengaku, pemerintah tengah mendata untuk distribusi logistik.
"Kita juga data orang asli Papua yang mengungsi ke kampung-kampung untuk diberikan logistik, sebab setelah kejadian, tidak ada tempat usaha yang buka untuk mereka belanja," katanya.
Bupati mengatakan masyarakat di distrik-distrik bekerja normal seperti biasa.
"Mereka malah bekerja di kebun dan tidak terganggu dengan situasi yang terjadi. Mudah-mudahan situasi ini pulih dan provokator ditindak sesuai aturan," katanya.
Dandim 1702/Jayawijaya Letkol Inf Candra Dianto membenarkan data pengungsi 7.278 orang tersebut.
"7.278 itu data terakhir dan hari ini masih dilakukan pendataan lagi," katanya.
Wamena mencekam pada Senin (23/9/2019) lalu. Insiden ini diduga berawal ketika beredar video guru yang mengungkapkan ujaran yang dianggap rasis kepada warga Wamena asli Papua. Ujaran tersebut kemudian menimbulkan gelombang aksi di Wamena, Papua.
Hingga saat ini, ribuan orang telah mengevakuasi dari Wamena, Papua. Beberapa warga, yang merupakan pendatang, meminta untuk dipulangkan ke daerah asal karena takut dengan aksi anarkis di Wamena.
Presiden Jokowi meminta agar warga tidak meninggalkan Wamena, Papua. Ia memahami kalau ada warga yang takut setelah insiden ricuh di Wamena. Namun, mantan Wali Kota Solo itu mengatakan, aparat sudah turun untuk menciptakan suasana kondusif.
“Tentu saja karena ada yang masih merasa takut kemudian minta untuk dievakuasi ke Jayapura ya dilakukan. Tetapi terus kita himbau agar masyarakat tidak keluar dari Wamena karena aparat keamanan sudah bisa mengamankan kota Wamena,” kata Presiden Jokowi di Istana Bogor, Jawa Barat, Senin sebagaimana dilansir dari Setkab.
Presiden Jokowi mengatakan, kerusuhan yang terjadi di Wamena dilakukan oleh kelompok bersenjata yang turun ke bawah kemudian melakukan pembakaran-pembakaran. “Ini saya sudah perintahkan Menko Polhukam dan TNI/Polri untuk mengejar perusuh-perusuh yang belum tertangkap,” kata Presiden Jokowi.
Penulis: Andrian Pratama Taher
Editor: Maya Saputri