Menuju konten utama

Komnas HAM Usut Kasus Konflik Lahan yang Tewaskan Warga Seruyan

Komnas HAM akan melakukan penyelidikan atas insiden kekerasan yang menyebabkan satu orang tewas dan dua orang mengalami luka dalam bentrok dengan polisi

Komnas HAM Usut Kasus Konflik Lahan yang Tewaskan Warga Seruyan
Koordinator Subkomisi Penegakan HAM Komnas HAM Uli Parulian Sihombing (tengah) didampingi pendamping keluarga korban Andi Irfan (kiri) dan Tim hukum gabungan Aremania Nico (kanan) memberikan keterangan usai pertemuan Komnas HAM dengan keluarga korban tragedi Kanjuruhan di Kantor Komnas HAM, Jakarta, Kamis (17/11/2022). ANTARA FOTO/Fauzan/foc.

tirto.id - Komisi Nasional Hak Asasi Manusia (Komnas HAM) akan menyelidiki kasus bentrokan yang terjadi dalam demonstrasi di kawasan PT Hamparan Masawit Bangun Persada, Desa Bangkal, Seruyan, Kalimantan Tengah, Sabtu (7/10/2023).

Penyelidikan dilakukan karena dalam demonstrasi itu menyebabkan tiga warga terkena tembakan polisi, satu orang diantaranya tewas dan dua orang mengalami luka-luka.

"Komnas HAM akan melakukan penyelidikan atas insiden kekerasan yang terjadi di Desa Bangkal," ujar Koordinator Subkomisi Penegakan HAM Uli Parulian Sihombing dalam keterangannya, Selasa (10/10/2023).

Komnas HAM, kata dia, meminta Kapolda Kalimantan Tengah Irjen Nanang Avianto untuk menyelidiki anggota kepolisian atau pihak lain yang menyebabkan jatuhnya korban dari pihak warga.

Di satu sisi, Komnas HAM juga meminta warga serta aparat menjaga kondisi di Desa Bangkal agar tetap kondusif.

Uli meminta warga serta kepolisian agar tidak melakukan tindak kekerasan dalam penanganan konflik agraria tersebut.

"Meminta Kapolda Kalimantan Tengah untuk melakukan penegakan hukum terhadap anggota kepolisian atau pihak-pihak lain yang melakukan kekerasan mengakibatkan

jatuhnya korban meninggal dunia dan luka berat," urainya.

Sebelumnya, Polda Kalimantan Tengah (Kalteng) membantah menembak warga saat bentrok dengan warga di Bangkal, Kabupaten Seruyan, Provinsi Kalteng.

Kabid Humas Polda Kalteng, Kombes Erlan Munaji menjelaskan, personel pengamanan di lokasi tidak dibekali oleh peluru tajam. Namun, ia memastikan investigasi tetap akan dilakukan untuk memperjelas informasi tersebut.

“Anggota tidak dibekali peluru tajam, hanya peluru karet dan gas air mata. Semua itu, tapi akan tetap diinvestigasi, sementara kami menuju ke sana,” kata Erlan kepada reporter Tirto, Sabtu (7/10/2023).

Menurut Erlan, situasi terakhir yang dilaporkan di lokasi memang sulit terkendali. Sejumlah massa aksi melakukan penyerangan dengan membawa senjata tajam, tombak, bahkan senjata api.

“Ada sejumlah massa yang memang membawa senjata, kami amankan,” tutur Erlan. Erlan menambahkan, pihaknya akan mencoba menelusuri jangan sampai dalam aksi ini ada penyusupan yang terjadi. Namun, ia tidak merinci berapa orang yang ditangkap untuk dimintai keterangan tersebut.

Baca juga artikel terkait KOMNAS HAM atau tulisan lainnya dari Muhammad Naufal

tirto.id - Sosial budaya
Reporter: Muhammad Naufal
Penulis: Muhammad Naufal
Editor: Reja Hidayat