Menuju konten utama

Komisi VII: PLN Harus Ada Sistem Kurangi Dampak Gangguan Meluas

Komisi VII DPR RI mendorong PT PLN (Persero) memiliki sistem yang bisa meminimalisasi dampak pemadaman listrik berskala luas seperti kejadian mati listrik di Jakarta dan sekitarnya kemarin.

Komisi VII: PLN Harus Ada Sistem Kurangi Dampak Gangguan Meluas
Plt Direktur Utama PLN Sripeni Inten Cahyani di Gandul, Depok, Jawa Barat pada Minggu (4/8/2019). ANTARA/Aji Cakti.

tirto.id -

Pemadaman listrik di wilayah Jabodetabek dan Jawa Barat kemarin seharusnya dijadikan pelajaran bagi PT PLN (Persero) agar memiliki sistem yang bisa meminimalisasi dampak pemadaman berskala luas.

"Saya mendorong supaya PLN memiliki desain kalau ada masalah hendaknya dampaknya jangan begitu luas, harus ada sistem yang bisa mengatur," kata Ketua Komisi VII DPR RI Gus Irawan Pasaribu saat dihubungi Antara di Jakarta, Minggu malam.

Ia menjelaskan, sistem yang dimaksudkannya semacam cabang-cabang yang bisa mengantisipasi jika terjadi gangguan listrik sehingga tidak menimbulkan masalah begitu luas.

Pada Minggu (4/8/2019) siang hingga malam terjadi pemadaman listrik di hampir sebagian besar wilayah Jabodetabek dan Jawa Barat dimulai sekitar pukul 11.45 WIB dan berangsur normal mulai pukul 20.00 WIB.

"PLN harus belajar dari setiap kejadian, ini sesuatu yang tidak kita harapkan, PLN merugi, masyarakat merugi, industri merugi," katanya.

Kejadian pemadaman hampir menyeluruh di semua wilayah Ibu Kota ini, kata dia, menjadi pembelajaran agar bisa menciptakan sistem yang kalau ada gangguan pada satu titik lokasi tidak menimbulkan dampak begitu besar.

DPR juga berencana akan memanggil PLN untuk memastikan permasalahan apa yang terjadi dan mencarikan solusi mengatasi terulang lagi.

Ia sudah mencoba mengonfirmasi perihal pemadaman tersebut dengan menghubungi Direktur PLN Regional Jawa, Amir Rosidin yang sedang berada di pusat pengendali Jawa Barat.

Berdasarkan laporan yang diterimanya dari pihak PLN gangguan terjadi pada transmisi tegangan tinggi di Pemalang, Jawa Tengah. Dugaannya ada pohon tumbang di transmisi tegangan tinggi 500 kV.

Karena ada jaringan yang putus, katanya, sejumlah pembangkit listrik cadangan mengalami gangguan, sehingga membuat beban di Suralaya menjadi sangat tinggi menyebabkan terjadi trip (terputus).

"Semua cadangan sudah dimanfaatkan oleh PLN untuk mengatasi pemadaman, yakni di Tanjung Priok, Muara Karang dan Lontar Provinsi Banten," kata politisi Gerindra tersebut.

Tapi, kata dia, kondisi pembangkit tersebut karena sebagai cadangan posisinya dalam kondisi "off" (mati) sehingga kalau diaktifkan atau "on" membutuhkan waktu.

"Kalau energi gas butuh waktu dua jam, batu bara justru waktu memanaskannya paling lama enam jam," katanya.

Jadi, kata dia, upaya yang dilakukan PLN tidak menyelesaikan masalah pemadaman listrik secara keseluruhan tapi sudah mengurangi pemadaman, karena sudah beroperasinya pembangkit cadangan tadi.

Untuk sementara wilayah yang bisa teraliri listrik kembali yang tersambung dengan sistem transmisi yang ada.

"Sekarang sudah berangsur pulih bertahap, termasuk di Pemalang, Jawa Tengah juga sudah diatasi. Nanti akan sambung dari Jateng ke Banten dan Jakarta," demikian Gus Irawan Pasaribu.

Baca juga artikel terkait MATI LISTRIK

tirto.id - Sosial budaya
Sumber: Antara
Penulis: Maya Saputri
Editor: Agung DH