tirto.id - Nabi Ilyas As adalah nabi yang diutus Allah pada masa pemerintahan Raja Ahab sekitar abad 9 SM. Dalam Al-Qur'an dikisahkan perjuangan gigih Ilyas melawan penyembahan berhala Baal.
Berdasarkan nasab, Nabi Ilyas As masih keturunan Nabi Harun As. Secara lengkap nama beliau yakni Ilyas bin Yasin (Yusa) bin Finhash bin Aizar bin Harun. Jika dilanjutkan, maka nasab ini berlanjut ke Nabi Ibrahim As, dengan urutan Harun bin Imran bin Qahits bin Aziz bin Laway bin Ya’kub bin Ishaq bin Ibrahim.
Nama Nabi Ilyas As disebutkan dalam Al-Qur'an sebanyak 2 kali. Yang pertama, ada dalam Surah Al-An'am ayat 85 sebagai berikut.
وَزَكَرِيَّا وَيَحْيَىٰ وَعِيسَىٰ وَإِلْيَاسَ ۖ كُلٌّ مِّنَ ٱلصَّٰلِحِينَ
Artinya,"Dan Zakaria, Yahya, Isa dan Ilyas. Semuanya termasuk orang-orang yang saleh".
Selain itu, nama Nabi Ilyas As juga muncul dalam Surah As-Shaffat:123 dengan kalimat berikut.
وَإِنَّ إِلْيَاسَ لَمِنَ ٱلْمُرْسَلِينَ
Artinya,"Dan sesungguhnya Ilyas benar-benar termasuk salah seorang rasul-rasul".
Kisah Nabi Ilyas dan Kaum Penyembah Baal
Nabi Ilyas As diutus oleh Allah SWT untuk berdakwah bagi bangsa Israel agar menyembah Allah, bukan dewa Ba'al. Keyakinan terhadap dewa Ba'al masuk ke bangsa Israel melalui pengaruh Ratu Izebel, istri Raja Ahab.
Kisah Nabi Ilyas memperingatkan kaumnya tercantum dalam Surah Ash-Shaffat ayat 123 hingga 132. Peringatan pertama Nabi Ilyas adalah upaya menyadarkan mereka, dengan ucapan, "Mengapa kamu tidak bertakwa? Patutkah kamu menyembah Ba’l dan kamu tinggalkan sebaik-baik Pencipta, (yaitu) Allah Tuhanmu dan Tuhan bapak-bapakmu yang terdahulu?".
Peringatan dari Nabi Ilyas itu tidak digubris. Bahkan kaumnya justru mendustakan Nabi Ilyas. Setelah itu, sang nabi berkata, bahwa tidak akan terjadi hujan pada tahun-tahun ke depan. Kecuali, jika Ilyas terlebih dahulu menyampaikannya.
Ucapan Nabi Ilyas As terbukti benar. Terjadilah bencana kekeringan dan kelaparan untuk kaumnya, yang berlangsung selama 3,5 tahun.
Setelah kejadian itu, atas petunjuk Allah, Nabi Ilyas kembali ke kaumnya. Beliau menyebutkan, usai kekeringan yang sangat panjang, akan turun hujan. Berkat bantuan Allah, doa Nabi Ilyas terkabul. Namun, kaum beliau tetap abai akan perintah hanya menyembah kepada-Nya.
Hujan yang membuat pangan kembali didapatkan tidak membuat Bangsa Israel kala itu bertobat. Sebaliknya, mereka tetap menyembah Baal.
Akhirnya, kaum tersebut mendapatkan musibah yang lebih berat, yaitu gempa bumi yang dahsyat. Nabi Ilyas dan orang-orang yang beriman kepada Allah selamat karena telah terlebih dahulu pergi dari negeri tersebut.
Penulis: Beni Jo
Editor: Fitra Firdaus